Quantcast
Channel: JenSen Yermi's Weblog
Viewing all 62 articles
Browse latest View live

Film-film 2018 (Juli-September)

$
0
0

Triwulan ketiga 2018 telah usai. Masih rajin ke bioskop? Ini tontonan saya 3 bulan terakhir melanjutkan daftar sebelumnya.

 

144. Musudan
Swamp Thing x Predator ala Korea dalam bumbu -tentu saja- konflik militer dua Korea. Kurasa ada beberapa kelemahan dalam mode operasi dan si monster sendiri tapi gapapalah. Penyegaran setelah 3 minggu lebih gak nonton film karena trip ke Jogja-Jakarta. 😀

145. Ponyo
Satu lagi keajaiban dari Hayao Miyazaki dan Studio Ghibli. Cerita fantasi bagus sederhana tentang cinta kanak-kanak beda alam. Suka dunia lautnya, ikan-ikan jaman Devon, dan karakter Granmamare sang dewi laut pengasih. Suka lihat hubungan Lisa dan Sousuke juga.

146. Den of Thieves
Saya suka film ini dihiasi sejumlah close quarter battles memakai berbagai senjata berat -termasuk M249 SAW- dengan sound tembakan yang dahsyat, jadi pembeda dari sekedar cerita heist menggunakan trik. Twistnya juga bagus. Cuma bosan lihat protagonis yang keluarganya berantakan. Eksyen macho.

147. Tomb Raider
Seperti gimnya, mestinya ini jadi reboot yang keren, tapi malah jadi petualangan yang wadefak. Kenapa plotnya jadi berubah jauh? Lara start dengan kere, Ekspedisi tanpa tim, berdua dengan nelayan tak berguna, ke perairan Jepang kok via Hongkong, dan yang paling parah, plot supranatural hilang total dari film. Hilang juga kekuatan utama misteri Himiko dan plot reboot ini. Yang bagus cuma penampilan Alicia Vikander yang sayangnya masih terlalu lembek. 😦

148. Veteran
Film terlaris ke-4 dalam sejarah Korsel cukup jadi rekomendasi. Penuh bintang, plot bagus yang ‘merakyat’: polisi yang simpatik banget vs penjahat yang brengsek banget. Eksyen seru + komedi khas Korea. Privilege kekayaan memang luar biasa. Adegan pertemuan pertama Seo dan Jo ketika Jo mempermalukan dua teman wanitanya sungguh berkesan.

149. Padmaavat
Film terlaris ke-7 dalam sejarah India yang penuh kontroversi. Adaptasi sastra kuno Padmavat (atau variasinya) tentang Pengepungan Chittorgarh 1303. Dramatisasinya agak beda dari sumbernya dan akurasi sejarahnya diragukan, tapi filmnya owsom. Visualnya menakjubkan dan extravagant. Epik period keren, dan saya suka tari-tariannya. Plotnya rada mengingatkan pada kisah epik Iliad dan Odyssey, tapi kalo pada adaptasinya Troy (2004) Diane Kruger kuanggap kurang cantik jadi Helen of Troy, di Paadmavat Deepika Padukone bener-bener layak jadi wanita yang diperebutkan. Pesona dia kena banget (seleraku). Kalau mengutip ucapan Mehrunisa ketika bertemu Padmavati:

“Anda sungguh-sungguh mujizat Tuhan! Kecantikan yang bahkan malaikat pun akan mengubah isi hatinya. Sultan hanyalah manusia.”

 

Saya suka lagu dan tarian Ghoomar ini.

150. Kung Fu Panda 3
Sesuai yang kuharap, masih semenghibur kedua prekuelnya. Level up lagi tuk Po, dan senang juga dia nemu kampungnya. Konsepnya Kai dan Spirit Realm bagus, berasa seperti Kabuto dan Edo Tensei dari cerita Naruto.

151. Panfilov’s 28
Film perang Russia. Dramatisasi kisah kepahlawanan ‘Panfilov’s 28 Guardsmen’ yang besar kemungkinan fiksi PD2. Lumayan heroik, tapi tidak epik. Yah bukan Hollywood sih. Mungkin karena proses syutingnya, jadi ada adegan aneh sepanjang film: senapan mesin tank-tank PzKpfw IV Jerman jarang sekali menyalak.

152. Operation Red Sea
Film propaganda keren tentang kehebatan AL RRC dan pasukan operasi khusus ‘naga laut’nya. Plotnya konflik modern yang kompleks di timur tengah, dari teroris, PMC, sampai rebels ada; militer lokal, diplomat, warga asing, pengungsi dan pengusaha juga ada. Skenario pertempuran yang tersaji juga beragam, dari hostage rescue, street fight sampai ambush hancur-hancuran dan duel sniper, bahkan tank chase. Semuanya realistis, ada teamwork, gak pake Rambo. Gak heran ini film terlaris ke-2 dalam sejarah China.

Tim Denjaka RRC. Sakti.

153. From Up On Poppy Hill
Drama romansa yang sangat manis dari studio Ghibli. Anime terlaris ke-25 sepanjang sejarah. Plotnya standar cerita remaja dengan kehidupan SMA yang seru, dan lagu-lagunya bagus-bagus. Suka banget dengan karakter Umi, gadis yatim cantik baik pintar masak yadamselindistresslah pokoknya.. 😆

154. Ready Player One
Masterpiece dari S. Spielberg, festival visual dengan ratusan referensi pop yang menyenangkan dipelajari dan dicari lagi satu-satu berjam-jam sesudah nonton tadi. Suka plotnya yang padat, dan seimbang menariknya antara dunia nyata dan dunia virtual. Halliday ini semacam Gold Roger yang menyembunyikan One Piece ya. :mrgreen: Creator yang sudah kuduga tetap “hidup”.

155. The Death of Stalin
Komedi satir politik bagus tentang sejarah perebutan kekuasaan di Moskow sesudah Stalin wafat 1953. Penuh tokoh-tokoh sejarah penting dari era Old Bolshevik. Abaikan akurasi sejarahnya, pelajari sendiri. Karakter Maria Yudina dan penggambaran kejahatan seksual Beria jadi bagian paling menarik.

156. The Crossing Part 1
3 kisah roman, rindu, dan tragedi ‘kecil’ dari sutradara John Woo tuk memperkenalkan para karakter tragedi ‘titanic’ di sekuelnya. Menarik dan pedih melihat kekalahan Kuomintang dari Komunis China, juga bahwa wanita belum menikah tidak dihargai. China era borjuis itu klasik sekali ya.. 🙄

Jaman ada pesta dansa kelas atas di China.

157. Sekigahara
Dengan durasi 150 menit pun film ini masih kesulitan mengurai peta politik Jepang dan segitu banyak karakter yang berujung ke pertempuran Sekigahara, tapi ini adaptasi jidaigeki kolosal yang epik. Suka plotnya yang padat dan cepat, walau butuh pemahaman sejarah Jepang tuk melewati itu dengan tidak bingung. Menarik memahami karakter Ishida Mitsunari -sebagai jenderal yang kurang perhitungan- dan Hatsume -yang menganggap dirinya anjing saja-, apalagi adegan eksekusi keduanya menjadi pembuka dan penutup kisah ini.

158. The Greatest Showman
Dramatisasi kisah prof. Xavier membangun X-Men. 😆 Saya tertarik pada freak shownya, tapi sayangnya mereka dekorasi saja, beberapa anggota sampai akhir film saya gak ngerti keunikan dia apa. Plotnya standar, tapi ini film musikal yang sangat menghibur dengan lagu-lagu yang layak diputar berulang-ulang.

159. Red Sparrow
Spy thriller bagus. Plotnya miskin eksyen seru mendebarkan atau antagonis maniak tapi malah jadi realistis. Bisnis mata-mata ke intinya, termasuk sex, mole, dan torture. J-Law keren jadi fokus utama. Cuma kesel di klimaks kok Russia masih pake heli Mi-2. Artefak museum itu. Mi-17 dong.

160. The Crossing Part 2
Separo film masih melanjutkan intro dengan lebih detail. Tidak banyak drama di kapal sebelum karam yang juga terjadi cepat, tapi lebih dramatis adegan bertahan hidup di laut. Total cerita terlalu melodrama, tapi ini tribute penting bagi bencana tragis tenggelamnya kapal Taiping 1949. Sedih banget. 😦

161. Sanada 10 Braves
Dramatisasi kisah Sanada Juyushi dalam Siege of Osaka, jadi berasa nonton lanjutan Sekigahara. Tak ada Anayama Kosuke, diganti oleh Sanada Daisuke. Bagus juga detil pertempuran di Sanada-Maru, tapi Summer Siege dan endingnya jadi beda. Skip pertempuran dengan Date Masamune. Ada affair antara Yukimura dan Yodo-Dono, dan ada plot twist yang beda jauh dari sejarah! Di kredit ada komik yang menggambarkan rombongan Sasuke cs berlayar sampai Riau! Yuko Oshima ikut main jadi kunoichi Hotaru, pantesan senyumnya familiar. :mrgreen:

162. Mile 22
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Gak ada yang spesial selain mau lihat Mark Wahlberg (atau Iko Uwais). Premis, karakter, dan twistnya bagus, tapi survivalnya sendiri (bagian utama plotnya) medioker. Settingnya juga gak enak: ngasi hint indonesia tapi gak disebut indonesia tapi jelas syutingnya bukan di indonesia. Makin diperburuk dengan teknik syuting ala serial Jason Bourne: shaky cam.

163. Coco
Animasinya penuh warna, suka pendar oranye dari land of the dead. Plotnya bagus, imajinatif tentang misteri hari raya Day of the Dead, dengan komedi keluarga yang seru. Musiknya asyik. Sejak lewati portal saya dah yakin Dante bukan anjing biasa. Haha.. :mrgreen:

164. Alone in Berlin
Adaptasi novel tentang dramatisasi fiksi kisah Otto dan Elise Hampel. Jarang nonton drama perang tentang Nazi dimana lawannya adalah rakyat Jerman sendiri. Bagus ceritanya, dan saya sungguh menikmati setting Berlin era PD 2 dengan banyak mobil klasik.

165. The Commuter
Sampai akhir film gak jelas konspirasi apa yang menggerakkan seluruh plot, tapi ya asyik saja liat kakek Liam (lagi-lagi) dipaksa beraksi brutal. Bagian profilingnya menarik, tapi ada hal-hal yang tak jelas juga, seperti kenapa Joanna selalu tau banyak, termasuk saat Walt mau melapor ke polisi. Ah, senang lihat mata biru Vera Farmiga lagi.

166. Moonlight
Yang menarik dari film ini cuma karakternya Janelle Monae, selebihnya meh. Cerita film terbaik Oscar ini memang dalam banget, tapi gak bisa saya nikmati. Mana temanya gay pula. Cuih. 👿

167. Escape Plan 2: Hades
Film Mile 22 yang penuh kritik itu jadi terlihat layak menang Oscar dibanding film ini yang bahkan gak tayang di bioskop. Plotnya jueleeek banget; narasi, setting, karakter, dan logikanya absurd semua. Percuma Stallone, 50 Cent etc main di sini membawa franchise Escape Plan.

168. Reset
Cerita time travel dan time loop sudah banyak, namun selalu menarik dengan plot baru seperti ini. Logika scifinya bagus. Suka Yang Mi jadi jagoan cantik imut, tapi penjahatnya datar dan klise banget motivasinya. Itu bola mata ilmuwan siapalah itu tuk iris scanner kok gede banget ya…

169. Girls In The Dark
Thriller menarik gadis-gadis cantik SMA yang hidup penuh kebohongan. Cerita konspirasi pembunuhan lengkap dengan plot twist sadis. Suka setting mewah markas klub sastra, suka pemeran-pemerannya, terutama Tina Tamashiro si Bulgarian yang macam boneka.

170. Mathilde
Roman sejarah Rusia bagus. Plotnya agak terlalu sinetron, -dan sialnya saya keknya dapet versi yang (adegan ranjangnya?) banyak disensor- tapi banyak peristiwa dan tokoh sejarah menarik, misalnya kecelakaan kereta yang menimpa Tsar Alexander III, dan tentu saja, kisah cinta segi empat dan segitiga yang jadi plot utama. Temanya klasik: memilih antara tahta atau wanita. Visualnya memukau khas film periode yang disyuting di lokasi asli. Adegan penobatan Nicholas II tampak seperti lukisan L. Tuxen atau H. Gervex yang bergerak. Michalina Olszańska cantiknya memang pantas jadi rebutan.

Penobatan tsar dan tsarina terakhir Russia, didampingi tsarina sebelumnya.

 

171. Point Break (2015)
Remake dari versi 1991 yang legendaris. Exreme sportsnya keren-keren di lokasi-lokasi eksotik, tapi ya cuma itu. Dramanya tipis, karakter-karakternya hambar tanpa interaksi berarti, dan hal-hal aneh misalnya mengapa FBI bisa beroperasi internasional? Berani mati demi menantang alam sudah gila, tapi ditambah berani mati demi menjadi ecowarrior malah jadi combo kurang masuk akal.

172. The Battle for Marjah
Dokumenter HBO menarik tentang Operation Moshtarak 8 tahun silam. Frustrasinya marinir AS bertempur melawan Taliban, membangun aparat Afghanistan, dan merebut hati masyarakat. Mengesalkan melihat sikap warga yang pasrah dengan Taliban dan melihat pasukan koalisi sebagai pihak yang harus diusir.

173. 37 Days
Miniseri sih ini, 3 episode. Dramatisasi bagus kisah diplomasi (dan provokasi) menjelang Perang Dunia 1 terutama yang terjadi di London dan Berlin. Kabinet Inggris yang mengusahakan sampai batasnya supaya tidak perang, dan dan faksi militeris Jerman yang sangat bersemangat tuk maju perang. Karakter Kaiser Wilhelm II selalu paling menarik. Bagaimana ambisi, arogansi, sikap anti Inggris, dan kemegalomaniakan beliau menjerumuskan Eropa dalam perang. Jadi belajar sejarah lagi.

Gavrilo Princip, dan tembakan maut yang memicu perang dunia pertama.

174. Searching
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Hype film ini membuat saya memutuskan tidak menunggu donlotan seperti biasa dan ke bioskop. Keputusan tepat. Suka sinematografinya yang unik, dan misterinya sendiri menegangkan. Film yang mengingatkan soal jejak digital dan bagaimana memaksimalkannya.

175. Wiro Sableng
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Ini juga hype, yang sayangnya tidak sememuaskan film sebelumnya. Film ini seperti menonton film Avengers vs Justice League tanpa pernah menyaksikan terlebih dahulu film-film Iron Man, Captain America, Thor, Batman, Superman, dan Wonder Woman. Terlalu sesak karakter di kubu antagonis dan protagonis, porsi tiap orang jadi sangat dangkal dan terbatas, bahkan Wiro sekalipun silatnya gak keluar. Gak heran dari posternya saja ramai banget. Vino Bastian cocok banget jadi Wiro dengan selera humor yang menghibur dan melewati jaman.

176. Journey’s End
Adaptasi drama teater bagus tentang sebuah kompi Inggris di Prancis menjelang spring offensive 1918. Menarik melihat drama antar perwira, stress akibat perang dan kematian, tentu saja dengan setting keputusasaan khas perang parit. Sebuah pengingat seabad PD 1. 🙄

177. Tales from Earthsea
Adaptasi serial novel Earthsea yang membingungkan. Plotnya cuma pinjam karakter novelnya, tapi ceritanya sendirinya gak jelas arah tujuannya, atau bahkan settingnya. Baca-baca lagi ringkasan novelnya tuk lebih paham karena tertarik karakter Therru yang bisa jadi naga. Eksperimen gagal dari Studio Ghibli. 😐

178. Redirected
Eksyen komedi gangster yang kocak abis. Sudah firasat bagus saat tau ada Vinnie Jones maen. Plotnya ya Murphy’s Law banget, gak ada titik terang sampai abis. Meleset dari tebakan kalo baku tembak di klimaks bakal menyelamatkan para perampok. Karakter pendetanya parah banget..

179. Farewell My Queen
Cerita adaptasi fiksi menarik hari-hari terakhir Marie Antoinette lewat mata pembaca pribadinya. Kek Kindle jaman itu deh. 😆 Menarik lihat kehidupan di istana Versailles, dan wanita-wanita di sirkel ratu, terutama Yolande Gabrielle du Polignac yang legendaris itu. Lea Seydoux dan Virginie Ledoyen tampil menarik, selain Diane Kruger sendiri.

180. Our Brand Is Crisis
Komedi politik satir dan dramatisasi dokumenter tentang pilpres Bolivia 2002 yang dimainkan memikat oleh Sandra Bullock. Penuh elemen familiar dengan situasi politik lokal dan internasional, terutama penggunaan black & negative campaign. Jadi baca-baca lagi tentang awal berkuasanya Evo Morales yang terkenal itu.

181. The Wasted Times
Ceritanya gak luar biasa walau tetap menarik -kehidupan gangster Shanghai berlatar konflik Jepang-China melewati PD2-, tapi penceritaan dan sinematografinya keren banget, diiringi musik yang tragis. Ada puzzle berlapis melewati rentang 1934-1945. Film gangster, ada banyak darah juga. Ada Zhang Ziyi.

182. In This Corner of the World
Anime adaptasi manga yang luar biasa bagus tentang seorang wanita muda melewati masa 1930-40an terutama masa PD2, termasuk bom atom Hiroshima. Susah gak jatuh hati pada karakter Suzu yang ulet dan ceria, lucu saat tersipu. Suka lihat kreativitas kuliner dia saat krisis makanan akibat perang. Menarik lihat kebanggaan warga pada armada AL Jepang di Kure. Sejumlah kapal kebanggaan kaigun dijelaskan dalam film. Satu film lagi yang menggambarkan beratnya kehidupan di Jepang pada masa perang.

Meramu tanaman apa saja di sekitar rumah menjadi bahan makanan.

183. Deadpool 2
Gak sia-sia menanti, menolak ajakan geng ke bioskop, sekarang langsung nonton Extended Version. Seseru dan sekocak yang diharap dari film Deadpool. Cuma Colossus gak logis gak pernah jadi Piotr Rasputin bahkan di X-Mansion. Yukio juga unyu banget padahal dulu di The Wolverine badass abis. Domino yang keren betul. Banyak karakter lewat doang di X-Force “angkatan pertama” tapi semoga nanti jadi film sendiri yang bagus. Adegan upaya membunuh bayi Hitler itu jenius. Kalo kamu bisa ke masa lalu dan membunuh satu orang untuk memperbaiki sejarah, pengen mematikan siapa? 😉

184. Molly’s Game
140 menit yang menarik dan padat. Adaptasi bagus sekali dari memoir Molly Bloom dan bisnis poker dia, dimainkan bagus oleh Jessica Chastain & Idris Elba. Menarik di bagian Molly mengungkapkan kalo arah hidup dia dipengaruhi hubungan buruk dengan ayah dia. 🙄

185. Despicable Me 3
Setelah keseruan film Minions, rasanya agak aneh liat minions kembali jadi pemeran pembantu. Animasi lucu, walo saya lebih ketawa liat kreditnya (Gru vs Dru) daripada sepanjang film vs Balthazar dengan tema 80an yang nanggung. 😆

186. Jurassic World: Fallen Kingdom
Masih cerita Crazy Rich Americans dengan proyek dinosaurus yang berakhir fubar. Kalo di prekuel penjahatnya t-rex modifikasi, sekarang raptor modifikasi. Seru, rame, menegangkan, dengan momen-momen khas dikejar dino ganas, pindah lokasi saja. Karakter-karakter barunya saya suka.

187. Gringo
Crime comedy yang cukup lucu dengan akhir memuaskan, tapi jalan plotnya sendiri terasa hambar. Lebih dari separo film masih gajelas apa yang dinanti, misalnya apakah Amanda Seyfried bakal berperan banyak atau jadi hiasan saja. Meksiko digambarkan sarang penjahat, seperti biasa.

188. Submergence
Film adaptasi novel tentang LDR yang suram. Suka lihat romantisme kedua karakter utama ketika mereka bersama, terutama si cantik Alicia Vikander, tapi LDRnya depresif dan filosofis, berat dengan banyak tekanan fisik dan psikis di perjuangan masing-masing. Film festival banget. Somehow ini juga mengingatkan pengalaman LDR sendiri, terutama ketika pacar/saya gak ada kabar.

Pacaran di pantai Dieppe, Normandia. Mengenang pendaratan sekutu.

189. The Boss Baby
Agak kesulitan nangkap cerita babycorp, tapi jadi suka humor dan fantasinya walo plotnya jadi klise tuk menyelamatkan dunia. Suka karakter Wizzie, dan para eraser babycorp. Penghilang kenangan. Film ini lumayan tuk memperbaiki mood yang agak kacau saat itu.

190. Entebbe
Sayang sekali sejarah sespektakular ini pake sumber versi penulis inggris yang membesarkan peran para teroris dan membebankan akar konflik ke Israel. Plotnya datar. Klimaksnya dihaluskan dengan dance show, menghilangkan banyak aksi dan detil. Parah banget. Pesan akhirnya salah, seolah Israel yang tidak mau bernegosiasi damai. Sayang banget. Yang menarik cuma melihat drama di kabinet keamanan Israel, tokoh-tokoh bersejarah yang selama ini cuma kubaca di buku. 👿

Tidak, saya tidak akan mengakhiri bulan September dengan nonton Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Belum tahun ini. :mrgreen:

 


Tiga Puluh Delapan

$
0
0

@ Nusa Boti

Tiga tahun berturut-turut merayakan ulang tahun di luar kota, kali ini menulis ini dari sejuknya SoE, Timor Tengah Selatan. Banyak hal baik dan menyenangkan setahun terakhir, tapi kurasa yang istimewa pulang kampung perdana ke Rote beberapa hari lalu. Pertama kali melihat sendiri segala peninggalan opa dan oma. Menapaktilasi sejarah yang mengesankan.

@ Pantai Nemberala

Terima kasih tuk semua yang meramaikan hidup saya. Kedua orang tua, pacar, teman-teman dunia nyata dan dunia maya, serta semua keluarga yang dekat di hati.

Terima kasih Tuhan Yesus untuk hidup ini. Happy birthday to me.

Film-film 2018 (Oktober-Desember)

$
0
0

Happy Holidays!

191. The Thousand Faces of Dunjia
Favorit banget film kek gini, plot dan subplotnya gak jelas dari mana ke mana, begitu juga banyak karakter dan item itu gimana ceritanya, bahkan konsep qimen dan dunjia sendiripun gak jelas, tapi eksyen serunya nyaris gak putus. Haha.. Gak ketebak banget ceritanya.

192. Merah Putih Memanggil
Nonton di penerbangan GA659. Terlalu banyak hal yang bisa jadi bahan kritik dari segi plot, akting, syuting, penceritaan, hingga prosedur, taktik dan strategi militer, tapi berpikir positif saja kalo ini film propaganda tentang pasukan berani mati (atau operasi khusus) TNI, jadi nikmati dan pahami saja kenapa begitu. 😉

193. Ocean’s Eight
Kaget juga Danny Ocean sudah tiada. Film menyenangkan. Heist mulus tanpa drama atau khianat –suka film yang hemat emosi-, sedikit tema royalty, plot twist jenius, dan banyak wanita mempesona, baik para pemeran maupun cameo. Anna Hathaway is so lovely, juga Sarah Poulson, dan tentu Sandra Bullock yang begitu kalem.

194. Ant-Man dan the Wasp
Cerita Superheroes ringan dan lucu, bahkan musuhnya pun gak jahat. Tiap karakter kebagian porsi cukup untuk melawak dalam cerita. Suka chemistry Scott dan Hope. Keseluruhan eksyen dengan banyak jurus membesar dan mengecil makin menarik, juga perkelahian dengan Ghost.

195. Fathers and Daughters
Gak paham kenapa mahasiswi jelita PhD psikologi masih bergantung pada one night stand tuk mengobati haus kasih sayang tapi takut terikat relationship. Timeskip kedua timeline kejauhan. Melodramanya menyentuh menghangatkan hati menggugah simpati tapi juga receh.

196. Alpha
Agak takjub dengan fashion sense yang bagus di jaman batu. Jaket, celana, dan sepatu terlihat dijahit rapi. Suka lihat persahabatan Keda dan serigalanya yang dianjing-anjingin. Lama-lama jadi anjing juga, tercipta sejarah. Batu-batu berhias yang buat penguburan itu muncul dari mana ya? :mrgreen:

197. Time Raiders
Tomb Raider x The Mummy lah. Suka petualangannya, seru favorit saya, penuh jebakan kubur menarik, dengan bromance lucu kedua karakter utama. Sayang plotnya penuh adegan dan dialog yang sulit dimengerti atau lebay, dan endingnya malah membuat cerita makin membingungkan. 😕

198. Bajirao Mastani
Kisah epik sejarah tentang cinta terlarang, istri tua yang menderita batin, dan ibu yang jahat. Sinematografi dan visualnya sangat memanjakan mata khas Sanjay Lhela Bhansali. Kalo gak nonton Padmaavat saya gak akan tau dan mencari film ini. Latar sejarahnya menarik: jenderal tersukses Maratha Empire saat menentang hegemoni Mughal Empire, sayang bukan plot utama. Jadi baca-baca lagi sejarah India saat itu, juga pedang urumi yang dipakai Bajirao. Suka tarian Pinga dari duet Deepika Padukone dan Priyanka Chopra.

Di film nikah, di dunia nyata juga akhirnya nikah. Kalian memang jodoh.

199. Fullmetal Alchemist
Saya akui usaha menampilkan visual yang bagus, kostum, CGI, bahkan setting Eropa dengan kereta uap, tapi serius, harus ada moratorium adaptasi serial animanga ke live action. Plot yang dikompres ditambah dengan banyak karakter sulit bisa memuaskan die-hard fans.

200. The Princess and the Matchmaker
Seperti “prekuel”nya The Face Reader, film komedi periode ini menceritakan ilmu meramal tradisional unik, kali ini weton Korea. Suka ceritanya, tema klasik anak raja yang mencari cinta diluar adat perjodohan, dan tentu intrik istana. Bagus.

201. Mamma Mia! Here We Go Again
Prekuel sekaligus sekuel yang keren banget. Akhirnya jelas juga misteri kenapa Donna bisa mengencani tiga pria nyaris bersamaan. Lily James menggoda banget emang. Kejutan menyenangkan ada nenek Cher dan hantu Meryl Streep. Menyenangkan dan menghibur dobel dari film pertama, apalagi saat semua karakter bergabung menyanyikan Super Trouper.

202. A Man Called Ahok
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Terharu nonton ini. Jadi merasa lebih dekat dengan satu dari sedikit sekali negarawan Indonesia yang saya kagumi. Orang miskin tunduk pada orang kaya, orang kaya tunduk pada orang berkuasa. Iya pak, semoga segera berkuasa lagi. Negara ini butuh pak Ahok.

203. Solo: A Star Wars Story
Petualangan Han Solo sebelum menjadi Harrison Ford. Sedikit banyak ketebak ceritanya karena tau Han dan pemberontakan nantinya jadi apa –kalo gak pro empire ya pro rebel-, tapi tetap asyk, nostalgik, dan ringan diikuti. Senang lihat senyum Emilia Clarke.

204. Kongens nei/The King’s Choice
Kisah patriotisme raja Norwegia Haakon VII saat PD 2 dan menjadi simbol perlawanan rakyat walaupun kekuasaan dia sendiri simbolis. Suka pada fokus ketokohan raja dan deskripsi peran monarki lewat dialog dengan putra mahkota. Menarik memahami kecintaan raja pada negaranya mengingat dia berasal dari negeri seberang.

Paduka dan putra mahkota

205. Sicario: Day of the Soldado
Cerita brutal kerja kotor (erase all proof) dari kerja kotor (false flag operation) yang sangat khas CIA, tapi juga bagaimana Matt dan Alejandro menemukan moralitas masing-masing dalam menyelamatkan tuan putri Isabel. Tribute tuk War on Illegal Immigrants di AS sekarang. Bagus dan mencekam.

206. Christopher Robin
Film ini membuang banyak waktu sebelum mengembalikan Winnie the Pooh dkk ke dalam cerita, tapi tetap film keluarga yang manis dan nostalgik. Tema klasik tentang tumbuh menjadi orang dewasa dengan kenyataan hidup dan terkoneksi kembali ke masa kanak-kanak.

207. Detective Dee: The Four Heavenly Kings
Menarik bahwa dua film sebelumnya bertema api dan air, kali ini udara. Peran Dee sebagai detektif berkurang, lebih menjadi sutradara aksi kontra kudeta, tapi eksyennya brutal walo overdosis sihir dan ilusi dan wadefak gorilla albino.

208. Raazi
Adaptasi novel dramatisasi kisah mata-mata era perang Indo-Pakistan 1971. Prekuel peristiwa penenggelaman PNS Ghazi. Thriller spionase yang menegangkan, dramatis, patriotik, tragis, dan jauh dari heroisme. Alia Bhatt bagus jadi heroine. Terkesan adegan pembukanya di kapal induk INS Viraat. Dalam perang, semua untuk negara, tidak ada lagi yang lebih berharga, bahkan diri sendiri.

Tagline filmnya kena banget: a daughter, a wife, a spy

209. The Miracles of the Namiya General Store
Adaptasi novel yang menakjubkan dan menyentuh, tapi juga menderita akibat timeline yang rumit dan banyaknya karakter dalam puzzle cerita, bahkan setelah plot gadis olimpiade dihilangkan. Favorit nonton film dengan tema koneksi antar periode waktu gini. Inspirasi tuk selalu berbuat baik. Bagus banget.

210. Illang: The Wolf Brigade
Setting geopolitiknya keberatan dan mubazir Cuma untuk menjelaskan eksistensi The Sect. Tidak terkesan futuristik juga, kecuali mungkin body armornya yang berevolusi melampaui teknologi senjata. Eksyennya seru, tapi plotnya agak melodrama dan ntah kenapa jadi happy ending. Menyangkali ilustrasi The Red Riding Hood sebagai konsep cerita.

211. Hurricane (2018)
Kisah nyata No. 33 Polish squadron RAF. Skadron Hurricane dengan kill ratio tertinggi di Battle of Britain. Sejarahnya menarik, (surprisingly) penuh adegan dogfight, dramanya bagus, dan tak lupa mengisahkan sekilas tragisnya western betrayal of Poland. Film bagus ini jauh dari kemewahan Dunkirk-nya Nolan, tapi akan jadi film perang yang klasik.

Demi Inggris dan demi Polandia

212. Phantom Thread
Sinematografinya indah, musiknya bagus, busananya mewah, tapi ceritanya slow dan berat: komedi romantis gelap dua sejoli yang mencari kecocokan dalam mencintai dan dicintai. Vicky Krieps cantik memikat. Ada plot Putri Belgia, tapi kok dinasti Braganza ya..?

213. The Wrinkle in Time
Sudah kuduga ada bagian penting yang hilang saat novel ini diadaptasi jadi film sehingga narasinya membingungkan. Ternyata selain plotnya dikompres, segala tema dan referensi kristiani dihilangkan, pantesan ceritanya jadi ngambang. Visual dan musik OK, sisanya meh…

214. Nude (2017)
Dokumenter proyek kalender erotis Nu Muses. Menarik melihat perbedaan visi konsep foto antara pimpinan proyek dan fotografernya, cerita para model tentang modeling, dan tentu saja behind the scenes semua pemotretan telanjang. Rachel Cook cantiknya sempurna 10/10, seperti kata dia sendiri kalo secara fisik dia ‘menang lotre’.

Nontonnya gak sante…

215. Detective Conan the Movie 2: The Fourteenth Target
Jadi paham kenapa dulu Kogoro dan Eri berpisah, lalu Kogoro keluar dari kepolisisan. Menarik lihat adegan Conan dkk ke museum penerbangan (yang didasarkan pada museum asli di Tokyo) dan melihat koleksinya, ada Sikorsky Chikasaw, Piasecky H-21, T-6G Texan, dll.

216. Detective Conan the Movie 3: The Last Wizard of the Century
Favorit banget kalo plotnya menyangkut sejarah: mencari dua Imperial Faberge Eggs, diperebutkan keturunan Romanov dan keturunan Rasputin. Desain dan mekanik telurnya bagus, pengungkapan plotnya keren. Film ini memanfaatkan celah sejarah dimana saat itu matinya Grand Duchess Maria Nikolaevna belum bisa dibuktikan, sama seperti legenda Anastasia dulu.

Miniatur dalam telur: Nicholas II sekeluarga. Indah sekali..

217. Detective Conan the Movie 4: Captured in Her Eyes
Kembali ke kasus pembunuhan berantai, plus plot klasik cinta x amnesia. Ran Mouri boleh saja karateka juara turnamen (yang kali ini dia tunjukkan lebih dari satu jurus), tapi Conan Edogawa sungguh skateboarder kelas dunia.

218. Detective Conan the Movie 5: Countdown to Heaven
Menyelamatkan diri dan orang lain di pencakar langit memang sulit. Tegang nontonnya. Kurasa Ford Mustang Cobra milik Kogoro masih bisa diperbaiki. Film ini mengingatkan memandang Merapi dari Hartono Mall.

219. Far from the Madding Crowd
Adaptasi 2015 dari novel terkenal. Suka plot dan konfliknya, juga endingnya. Carey Mulligan cantik, cocok jadi rebutan hati tiga pria, dibalut anggun busana-busana era Victorian walo settingnya pertanian dan cuaca khas Inggris yang suram.

220. A Monster in Paris
Animasi Prancis bagus. Ceritanya seru, dan detail visualnya cantik. Bersetting Paris 1910 saat Seine banjir. Nilai moralnya juga kuat. Saya masih gak paham gimana Francoeur gak bisa bicara (padahal pinar nyanyi), bisa main gitar, bisa menari, tapi yawdalah.. 😆

221. Mission: Impossible – Fallout
Masih bosan dengan plot teroris bermotif evangelion + senjata gelap eropa timur. Plot dan dramanya bagus, eksyennya juara satu (walo heran masih ada otoritas yang transfer tahanan beresiko tinggi cuma pakai konvoi ringan), dan settingnya menawan (terutama Paris). Suka karakter White Widow yang syukurnya gak jadi ‘Bond Girl’. Bom nuklir portable-nya menarik.

222. Zero Days
Dokumenter menarik tentang virus Stuxnet, dengan latar program nuklir Iran hingga Iran Deal, dan perkembangan cyber warfare. Menjelaskan lebih teknis dari apa yang sudah saya pahami tentang stuxnet selama ini. Pengingat penting bagaimana Iran harus dicegah dengan cara apa pun supaya tidak punya senjata nuklir.

223. Along with the Gods: The Last 49 Days
Film terlaris ke-11 dalam sejarah Korsel. Sekuel sekaligus prekuel dari The Two Worlds. Eksyen fantasi dan mitologinya lebih sedikit, sebagai gantinya dijejali banyak drama dan plot twist beruntun dari hubungan antar protagonis yang ternyata lebih rumit dari sekedar rekan kerja. Keren banget.

224. Genghis Khan (2018)
Dramatisasi kisah penculikan dan penyelamatan Borte, digarap dengan plot fantasi yang nanggung dan klise (seperti menanti benda-benda langit sejajar sebagai syarat kejadian tertentu). Gak jelek banget, tapi jauh dari epik, terutama dengan CGI yang kasar. Apa pula tombak ala Excalibur itu. Ketemu si cantik Jelly Lin lagi setelah The Mermaid.

225. The Ghazi Attack
Dramatisasi penenggelaman PNS Ghazi, pembuka perang Indo-Pakistan 1971. Kapal perusak INS Rajput diganti perannya sesama kapal selam INS Karanj. Menarik lihat drama antar karakter, menyimak operasional kapal selam dan taktik underwater warfare. Heroik dan patriotik, tapi lupakan akurasi sejarahnya.

Inti operasional kapal selam: mendengarkan

226. Detective Conan the Movie 6: The Phantom of Baker Street
Dulu nonton ini di TV dan plot virtual reality-nya melekat kuat dalam memori dan imajinasi, jauh sebelum ada kisah Transcendence dan Ready Player One. Ide jenius memakai setting Sherlock Holmes vs Jack the Ripper. Senang bisa nonton ulang.

227-228. Greatest Tank Battles, musim 2 dan 3
Dokumenter militer tentang pertempuran-pertempuran tank epik sepanjang sejarah. Serial yang direkomendasikan buat penyuka sejarah militer. Mayoritas episode tentu dari Perang Dunia Kedua, dengan sedikit episode dari konflik lainnya seperti PD 1, Arab-Israel, Korea, Vietnam, dan Perang Teluk. Sayang tidak ada episode dari Perang Iraq-Iran.

229-230. Soviet Storm: World War II in the East, musim 1 dan 2
Kalo mau ngerti brutalnya Perang Dunia kedua di front timur antara Jerman versus Sovyet, serial ini sangat direkomendasikan. Ada 7 episode di musim pertama, 10 episode di musim kedua, lalu 1 episode online ekstra, jadi paling tepat menontonnya dengan urutan kronologis, bukan per musim per episode. Sejahat-jahatnya Nazi, saya selalu berharap andai saja Hitler yang menang melawan pasukannya Stalin.

231-232. The Melancholy of Haruhi Suzumiya, musim 1 dan 2
Serial anime lawas yang legendaris, akhirnya kesampaian juga nontonnya. Tidak seperti Soviet Storm, saya tidak sadar bahwa nonton ini mestinya sesuai urutan kronologis, akhirnya agak bingung ketika nonton per episode lalu ceritanya tidak linear. 😆

233-234. Fauda, musim 1 dan 2
Seru menegangkan, penuh darah dan drama dari cerita operator-operator unit khusus Israel yang berjuang menumpas teroris-teroris Palestina. Jadi lebih mengerti sulitnya menangkap tersangka teroris di Judea dan Samaria atau mundur ketika penyamaran terungkap.

 

Teman-teman nonton berapa banyak tahun ini? 🙂

Membaca buku

$
0
0

Apalagi berniat lebih banyak membaca buku non fiksi juga setelah tahun 2017 kemarin ternyata cuma baca dua buku.

Begitulah “resolusi” di awal 2018 silam. Saya sungguh ingin lebih banyak membaca buku lagi, Sudah lama bacaan saya hanya artikel media, postingan blog, laman wikipedia, dan sejenisnya. Selain karya-karya fiksi tentunya yang didominasi manga dan komik.

Berita buruknya, setelah ditelusuri lewat Path dan Twitter, ternyata pada tahun 2017 saya hanya baca satu buku, satunya lagi dibaca akhir 2016. Dua buku dalam dua tahun jelas statistik yang buruk. 😐

Ini dibaca Desember..

Ini April..

Berita baiknya, saya bisa menyelesaikan 16 buku di 2018. Senang ada harapan yang tercapai. Saya jadinya membuat akun di Goodreads untuk merayakan itu, terinspirasi juga oleh teman-teman yang punya akun di situ. :mrgreen:

Skrinsyutnya dari Goodreads

Januari 2019, satu buku tebal sudah diselesaikan, dan sekarang masuk buku kedua.

Ini bagus..

Semoga terus konsisten menyelesaikan buku-buku yang sudah dikoleksi, sambil membagi waktu luang dengan menonton film seperti biasa.

*kembali membaca*

Coblosan saya (2)

$
0
0

Melanjutkan tradisi lima tahunan, saya akan posting siapa-siapa yang saya tusuk di Pemilu 2019 kemarin. Postingan ini sangat terlambat sih, tapi ya apa boleh buat, kondisi saya tidak memungkinkan untuk mengetik posting blog usai mencoblos. Ketik ini pun masih dengan empat jahitan di jari telunjuk kiri yang belum dibuka. 🙂

Cerita flashback sedikit, saya ada masalah kesehatan yang mengharuskan menjalani operasi di Rumah Sakit pada Minggu 14 April kemarin, sehingga pada hari H Pemilu Rabu 17 April pagi saya masih menjalani rawat inap dan belum diijinkan pulang. Tentunya saya sudah siap harus mencoblos di TPS RS Bhayangkara bermodal KTP saja, sudah diinformasikan akn difasilitasi walopun rumah saya hanya sepelemparan batu dari RS, yang mestinya TPS saya tidak jauh andai diijinkan pergi. Tapi Pemilu kali ini berbeda level kacaunya: Nama saya (dan ortu) tidak ada di DPT TPS dekat rumah atau TPS manapun dalam kompleks, tidak ada undangan memilih, dan situs KPU tuk ngecek TPS tentu saja kelebihan beban gak bisa diakses. Menambah buruk kekacauan, entah ada konspirasi apa dari KPU Kota, seluruh kecamatan saya dan kecamatan sebelah tidak mendapat logistik Pemilu sama sekali sehingga setengah Kota tidak ada pencoblosan. Pemilu resmi ditunda besok (18 April). Rabu sore itu saya sudah diijinkan pulang tuk rawat jalan walo luka operasi dan bekas infus masih sangat sakit.

Kamis pagi, setelah malamnya memastikan secara daring dan paginya melihat langsung DPT, saya mengetahui kalo nama saya terdaftar di TPS 15. Sudah di luar kompleks walau gak terlalu jauh, di SD Inpres. Ngantrilah saya tuk mencoblos dengan perban di kedua tangan dan wajah, kucel karena belum bisa mandi. Brengseknya, walaupun terdaftar saya ditolak mencoblos dengan alasan tidak mendapat undangan. Saya diperlakukan sama dengan pemilih tak terdaftar yang memakai KTP: harus mencoblos siang. Lewat jam 8 pagi saat itu, berarti harus menanti 4-5 jam lagi, bangsat. Bertengkar dengan panitia KPPS tidak membawa hasil sekalipun saya didukung para saksi yang tampaknya lebih paham peraturan. Saya menahan diri saja dan duduk menunggu, tidak ada gunanya melanjutkan keributan dengan panitia yang bodoh, lelah, dan sibuk melayani pemilih lain. Sempat ditawari bokap tuk mencoblos saja pake KTP di TPS 24 dekat rumah tanpa perlu nunggu siang (karena panitanya tetangga), tapi saya nolak. Jam 11 lewat, seorang pemuda memanggil, rupanya ibu Kepsek SD (lokasi TPS 15) menawarkan saya tuk memakai undangan anak beliau yang sedang di luar kota. Gobloknya adalah semua panitia KPPS mengkonfirmasi (karena kenal) kalo si empunya undangan memang di luar kota dan saya boleh pake undangannya tuk mencoblos. Entah di DPT nama siapa yang dicentang, yang penting saya bisa menggunakan hak pilih.

IMG_20190427_124501

Jadi ini nama-nama yang saya tusuk:

Presiden dan Wapres:
Joko Widodo dan siapalah itu kyai anti Ahok. Cukup jelas.

DPR RI:
Sulaeman Hamzah. Partai NasDem nomor urut 1.
Orang ini petahana, dari partai nasionalis anggota koalisi, domisili Jayapura, dan bisa dibilang kenal karena beliau asal NTT juga. Tidak ada caleg-caleg lain dari partai nasionalis yang menarik dengan banyaknya muka lama. Sudah tidak realistis juga mencoblos PSI yang caleg jagoannya pun bukan anak Jayapura.

DPR Papua:
Yacob Ingratubun. Partai Golkar nomor urut 4.
Dua pemilu sudah memilih caleg Hanura yang selalu tembus, sekarang partainya terjun, saatnya memilih caleg nasionalis lain dari partai yang selalu aman. Muka lama di dewan, dan dari partainya Wagub. PSI juga bukan pilihan kecuali mereka punya yang selevel Tsamara Amany tuk dapil saya.

DPRD Kota Jayapura:
Jimmy Jones Asmuruf. Partai Gerindra nomor urut 1.
Teman satu geng dan muka lama juga. Gak mungkin milih orang lain.

DPD RI:
Habelino Sawaki.
Selalu sulit milih senator, yang kupilih kemarin gak masuk. Ini adik kelas saat SMA, jadi lumayan kenal. Satu Universitas juga walau lain Fakultas.

Begitulah cerita Pemilu kemarin. Semoga pilihan politik tidak sia-sia dan lima tahun ke depan makin baik walo negara ini makin terbelah dua.

Film-film 2019 (Januari-April)

$
0
0

Sejauh ini usaha untuk lebih banyak membaca di 2019 tampaknya berjalan cukup baik karena terlihat dari lebih sedikitnya film yang saya tonton sampai akhir April, meskipun ini juga lebih banyak selusin dari perkiraan. Semoga kedua target berjalan konsisten.


1. Ralph Breaks the Internet
Pilihan yang tepat tuk membuka 2019. Plotnya bagus, dramanya menghangatkan hati, visualisasinya -terutama bagaimana internet bekerja- jenius, karakter-karakternya menyenangkan -para putri Disney! Lalu Shank, tentu saja-, dan humornya kocak. Balapan di slaughter race keren total. Jangan lupa cek ulang cameos abis nonton.

2. The Equalizer 2
Sekuel yang lama ditunggu. Beda dengan informasi dulu, Mack ternyata ex USMC/DIA. Ceritanya bagus, walo butuh waktu tuk plot utamanya berkembang dan terpisah dari subplot lain. Klimaksnya seru pake badai, dan ending penyintas holocaustnya bikin haru. Ada banyak pesan penting dalam film ini.

3. They Shall Not Grow Old
Karya restorasi yang luar biasa, dokumenter perang yang juga luar biasa. Melihat kembali brutalnya PD 1 di front barat, mendengar tuturan puluhan veteran Inggris, dan belajar lagi banyak hal menarik (atau memilukan) dari perang parit, dan bahkan kehidupan sesudah perang. Salut, Peter Jackson!

4. Venom
Berbeda dari opini pedas kritikus film, Venom ternyata kisah antihero yang asyik. Nunggu lama tuk lihat Brock dan Venom menemukan simbiosisnya, tapi terbayar lunas melihat aksi mereka menyelamatkan dunia. Masing-masing juga menjadi karakter yang mendapat simpati. Dua pecundang bersatu tak bisa dikalahkan.

5. Detective Conan the Movie 7: Crossroads in the Ancient Capital
Sekali lagi Kyoto menunjukkan daya tarik kunonya, kali ini bertema Minamoto Yoshitsune dan Benkei. Tentu saja ada Geisha cantik juga. Lagu anak-anak yang dinyanyikan Kazuha magis sekali rasanya. Selalu suka plot yang ada Shinichi dan Heiji kerja sama.

6. Detective Conan the Movie 8: Magician of the Silver Sky
Cerita detektifnya dikit, sisanya petualangan menegangkan mendarat daruratkan pesawat. Kedua pilot menurutku bakal dihukum berat. Kecelakaan besar terjadi karena mengijinkan penumpang masuk cockpit. Tanpa pilot lalu lintas ke cockpit malah makin buruk. B 747-400 probably written off. Suka pertunjukan drama Josephine, terutama saat Napoleon dimahkotai Paus. Sayang gak ditunjukkan utuh.

7. Milly & Mamet
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Salut tuk Ernest Prakasa, bikin film yang sangat menghibur bahkan sampai credit title usai. Kocak banget. Senang lihat Cinta dan kawan-kawan lagi. Julie Estelle masih mempesona abis, idola dari jaman kapan dulu.

8. Detective Conan the Movie 9: Strategy Above the Depths
Heran 2 penumpang bisa lolos masuk kapal masing-masing bawa high explosives, dipasang pula. Menarik lihat flashback masa kecil Ran dan Shinichi. Subplot gelang kerang mestinya gak perlu. Ran ceroboh dan konyol balik ke kapal mau karam cuma buat perhiasan receh begitu. Kogoro tumben cerdas, walo mungkin efek penjahatnya mirip Eri.

9. Mowgli: Legend of the Jungle
“The Jungle Book” 2016 masih yang terbaik mengadaptasi kartun klasik Disney, tapi Mowgli lebih setia ke tulisan Rudyard Kipling, termasuk bagian interaksi Mowgli di desa manusia. Menarik ceritanya jadi lebih gelap, lebih brutal, hilang nostalgia klasik masa kecil tentang kisah ini. Ada fokus kuat soal hukum rimba. Klimaksnya epik, dalam sekali aksi Mowgli menyelamatkan hutan dan desa bersamaan.

10. War and Peace (2016)
Akhirnya ngerti juga apa yang diceritakan Leo Tolstoy dalam mahakarya dia. Bahkan dalam visualisasi kompresan plot pun masih bercerita banyak sekali tentang Rusia era invasi Napoleon. Memperhatikan banyak hal dari kehidupan kaum aristokratik Rusia. Suka karakter Sonya, sedih dia menjomblo abadi. Masih menyesali mengapa Napoleon berperang menuju Moskow. Andai saja dia menuju Konstantinopel bareng Tsar.. 🙄

11. Isle of Dogs
Ceritanya bagus; animasi stop-motionnya keren; jejepangannya menarik, walo agak overload; penceritaannya unik, gimana penonton diajak mengerti dialog jepang tanpa teks. Kagum pada detail adegan-adegan seperti cara penyajian sushi dan operasi transplantasi ginjal.

12. The Spy Who Dumped Me
Plotnya biasa saja, komedinya juga sesuai yang diharapkan, tapi tuk film eksyen komedi eksyennya brutal penuh kekerasan. Ini melebihi harapan. Suka interaksi Audrey dan Morgan. Suka juga setting eurotrip ke kota-kota eksotis Eropa, dengan berbagai istana sebagai latar.

13. The Gifted Hands
Lama pengen nonton ini, baru dapet akhir tahun lalu. Thriller detektif yang melibatkan psychometri tuk mengungkapkan pembunuhan. Lumayan plotnya, elemen superhuman ability-nya pas, dan diselipi humor khas Korea. Ada Esom yang sayangnya cuma sekilas saja.

14. Detective Conan the Movie 1: The Time Bombed Skyscraper
Yah nontonnya gak urut lagi karena filmnya baru dapet. Mestinya sejak diketahui semua insiden terkait arsitek yang sama, bangunan lain karya arsitek itu sudah harus langsung diperiksa. Conan bermain penjinak bom itu ceroboh.

15. Detective Conan the Movie 10: The Private Eyes’ Requiem
Suka misteri plotnya. Gak langsung mencari pembunuh, kita bahkan gak tahu kasusnya apa. Bagus Conan sejak awal langsung terlibat sebagai detektif setara Kogoro. Menarik bahwa Kid berperan aktif sepanjang cerita, selain Heiji tentu saja. Adegan Sato ngasi german suplex ke pencopet keren banget. Kuat si pencopet, dihajar Ran dan Kazuha masih bangun.

16. Orang Kaya Baru
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Bagaimana orang miskin menghabiskan 30 milyar kemudian miskin lagi. Dah gitu aja. Kali ini saya gak dapet selera komedinya Joko Anwar dan si sutradara. Bisa dibilang saya nonton ini cuma demi menikmati Raline Shah.

17. Rampage
Baru tau kalo ini adaptasi dari video game, jadi mestinya saya fokus pada seberapa sukses monster-monsternya mengamuk, sementara sepanjang film saya stress pada berbagai kesalahan prosedur yang membuat misi menghentikan para monster jadi gak efektif dan efisien, misalnya: kenapa gak hancurkan saja pemancar di puncak gedung?

18. Skyscraper
Ketemu The Rock dan aksi heroiknya (lagi). Setting pencakar langitnya menakjubkan. Seperti Rampage kemarin rasanya ada sejumlah plothole tapi yawdalah, cukup tuk menjadi plot eksyen eskep keren yang sesuai harapan. Kebakaran hebat dengan sejumlah ledakan tapi hebat sistem elektronik dan pemadam masih jalan.

19. Taylor Swift: Reputation Stadium Tour
Bukan fans Taytay sebagai artis walo menganggap dia sangat cantik, tapi merasa perlu menonton rilisan Netflix ini dan segera paham mengapa Reputation Tour memecahkan rekor highest grossing US tour. Pertunjukan yang sungguh owsom dan menghibur. Wow banget, walo cuma akrab dengan 2-3 lagu.

20. The Captain (Der Hauptmann)
Dramatisasi kisah nyata petualangan Willi Harold, Kopral yang nyamar jadi Kapten melakukan serangkaian kejahatan di akhir PD2. Kejahatan karena ada kesempatan. Filmnya hitam putih, klasik. Melihat suasana kacau di belakang front barat Jerman.

21. Detective Conan the Movie 11: Jolly Roger in the Deep Azure
Settingnya lemah. Gimana itu gua bisa tenggelam di kedalaman, tapi dikelilingi sumber gas metana, lalu ruang harta di dalamnya utuh bahkan lengkap dengan mekanisme pintu, lalu ada lorong rahasia dari pulau tuk ke situ tanpa perlu nyelam. Lah? Plotnya juga kurang kuat. Gak puas dengan motifnya.

22. Detective Conan the Movie 12: Full Score of Fear
Suka cerita ini. Banyak musik-musik klasik dari Beethoven, Handel, Bach dll. Suka karakter Reiko Akiba. Tersentuh banget dengar dia nyanyi Amazing Grace, a song of redemption. Baru sadar kalo bisa dial telpon pake nada suara yang sesuai. Kurasa Sato blunder dengan tidak memborgol dan menggeledah tersangka segera sesudah dilumpuhkan.

23. Detective Conan the Movie 13: The Raven Chaser
Ajaib bener Conan bisa lolos diberondong kanon “Apache”. Soal ini lagi, kenapa helinya gak Mi-24 sekalian atau UH-60 dengan door gunner daripada Apache modifikasi gitu? Baru sekali ini lihat Ran kalah berkelahi, tapi menunjukkan beratnya melawan agen Organisasi Hitam. Plot kriminalnya bagus dan menarik walo tenggelam dengan subplot Irish. Suka penggambaran Detective Boys dalam sampul-sampul album The Beatles.

24. Detective Conan the Movie 14: The Lost Ship in the Sky
Zeppelin airship yang bagus, tertarik desain interiornya. Rencana heist yang kelewat rumit cuma tuk pengalih perhatian dan menyisakan pertanyaan: bakterinya kemana? Kali ini lagi Conan gak mati setelah berkali-kali ditembaki plus dilempar dari langit. 😮

25. The Predator
Rame, penuh aksi, penuh darah juga, tapi ya begitu saja. Kacau dan tidak berkesan. Bagus juga sudah ada agensi khusus alien ala Transformers tapi kesannya mereka tidak mempelajari apa-apa soal bagaimana prosedur menghadapi alien, bagaimana bisa menembus zirahnya etc. Grup tentara sakit ini juga maksudnya apa? Mau melawak ala The A-Team? Apa juga gunanya anjing alien error itu? 🙄

26. Alita: Battle Angel
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Adaptasi manga yang bagus. Belum baca manganya, tapi rasa jejepangannya dapet di karakter Alita dan berkelahinya. Alita sungguh cantik, wajah dan teknologinya. Teringat hal-hal familiar di manga-manga lain seperti Air Gear, Gunslinger Girl, Astro Boy, Chobits etc. Saya terkesan adegan Alita menyatakan cinta dengan memberikan jantungnya. So deep. Sayang banget ceritanya digantung di saat yang salah, mestinya biarkan penonton melihat pertarungan klimaks dan Alita cs naik ke Zalem.

27. Operation Finale
Reboot kisah penangkapan Adolf Eichmann setelah “The Man Who Captured Eichmann” yang kutonton jaman rental VCD dulu. Kukira bakal membosankan karena cerita yang sama, ternyata dramatisasinya bagus, terutama adegan-adegan flashback ke masa perang. Suka klimaksnya El Al pake Bristol Britannia sesuai sejarah, dulu pake B-707. Sejarah yang sangat penting dari Mossad dan Holocaust.

28. Hell and Back – Special Ops Ranger
Dokumenter singkat proses Ranger Assessment and Selection Program (RASP). Bagaimana bergabung ke Resimen 75 Rangers. Bagus, tapi karena durasinya cuma 46 menit susah juga mengkompres 8 minggu seleksi dan latihan. Padahal makin lama latihannya makin menarik.

29-30. Surviving the Cut
2 musim dokumenter menarik program seleksi dan latihan di berbagai sekolah unit-unit elit militer AS. Penuh latihan fisik gila-gilaan. Lama sekali berusaha nyari serial ini gak dapet-dapet, sampai di warnet-warnet Jogja sekalipun, sampai disupplai mas Eko Juniarto.

31. Foxtrot Six
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Eksyennya seru brutal, tapi secara logis banyak bikin kening berkerut. Plot keseluruhan banyak lubangnya, walo idenya saya ngerti. Bahasa Inggrisnya kadang aneh. Kenapa Reform disebut separatis? Kenapa panggil menteri dengan secretary? Mungkin saya nonton ini cuma kangen idola Julie Estelle yang sayangnya dimatikan dengan gak perlu padahal mestinya bisa ditolong. Saya gak paham gunanya karakter Spec dibuat misterius, lalu ekstra scene itu tentang apa?

32. Project Gutenberg
Ekyen thriller bagus dan seru tentang sindikat pemalsuan dollar. Lama gak lihat Chow Yun-fat dan Aaron Kwok. Agak terkendala subtitel yang buruk tapi paham juga. Suka plot twist (ini wadefak) dan kenyataan cinta segitiganya, juga wajah sendu Zhang Jingchu, dan tentu saja visualisasi bikin uang palsu.

33. Mumon: The Land of Stealth
Dramatisasi sejarah Tensho Iga War. Film yang sangat menarik, menampilkan eksyen ninja super keren sekaligus pendidikan dan gaya hidup ninja yang tanpa kemanusiaan sama sekali dan menghamba pada uang. Yang nonton jadi simpatik tapi juga benci.

34. 1971: Beyond Borders
Nonton film perang Hindustan-Pakistan pas kedua negara lagi panas. Ini film dengan dramatisasi adegan-adegan pertempuran infantri dan tank yang konyol tapi pesannya bagus, berusaha nunjukin kalo India dan Pakistan sama-sama cinta damai. Tribute bagus juga tuk prajurit-prajurit yang jadi inspirasi film ini. Jadi kenal karakter Kolonel Mahadevan. Kutipan dia menarik:

There’s no enmity between us, we are just soldiers, and if there is, it is because of borders and orders

35. Bohemian Rhapsody
Dramatisasi bagus banget sejarah Queen dengan fokus pada Freddie Mercury. Lupakan akurasinya, gak terlalu penting juga. Nostaljik banget, karena ini band favorit masa koleksi kaset dulu, dan saya masih selalu dapet kredit dari teman karena memperkenalkan Queen ke dia. :mrgreen:

36. Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald
Ceritanya lebih gelap, dengan banyak karakter, banyak potongan puzzle yang bahkan setelah disatukan pun cuma menjadi pengantar ke film berikutnya. Kaget ada Nicolas Flamel. Claudia Kim cantik, tapi gak pas dibilang dari Indonesia. Oh well.. 🙄

37. Captain Marvel
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Nonton pas hari libur, banyak anak-anak, ya jelas banyak yang kena bentak. 😆 Brie Larson memang jauh dari pesonanya Gal Gadot, tapi film ini bagus dengan caranya sendiri. Eksyennya nanggung tanpa antagonis berat, tapi dah menunjukkan kalo kekuatan super Captain Marvel ini kelas berat.

38. Two Weeks in Hell
Dokumenter proses seleksi fisik masuk US Army Special Forces a.k.a. Green Berets, sekaligus edisi spesial pembuka serial Surviving the Cut. Menarik dan brutal. Adegan merakit gerobak air itu tantangan menarik. Salah ya ambyar dan buyar.

39. Detective Conan the Movie 15: Quarter of Silence
Conan sudah menyelamatkan berbagai keadaan darurat, tapi mengalihkan banjir bandang ini terasa beda level dari krisis-krisis sebelumnya. Suka plot dan rangkaian misterinya, juga setting desa bersalju jauh dari Beika tanpa inspektur Megure dan polisi-polisi kota lainnya, bahkan tidak melibatkan Kogoro tidur atau pertunjukan analisa lainnya.

40. Detective Conan the Movie 16: The Eleventh Striker
Segitu mudahnya jadi teroris lokal hingga kali ini Conan mesti nanya: “dapet bom dari mana?” :mrgreen:
Menarik temanya J-League, dengan tim asli dan pemain-pemain asli termasuk King Kazu. Peran Detective Boys agak maksa, berlarian dan kalem mencari Conan di stadion yang penuh ledakan. Kali ini jarum bius Conan nganggur.

41. Kahaani
Misteri thriller intelijen yang bagus banget. Plotnya menegangkan, dengan karakter utama heroine yang simpatik dan kuat di India yang budayanya merendahkan perempuan. Setting Kolkata menarik, ada banyak pemandangan kumuh, kehidupan sehari-sehari dan interaksi dengan jelata. Suka karakter Khan. Perayaan Durga Puja di latar klimaks menjadi gambaran klimaksnya sendiri yang luar biasa.

42. Kahaani 2: Durga Rani Singh
Temanya penting sekali tentang pelecehan seksual di dalam keluarga: pelaku yang tidak dicurigai, korban yang tidak bisa lapor, aparat yang tidak membantu etc, tapi plotnya tidak semenarik yang pertama. Lebih kacau lagi film ini bahkan gak ada hubungan cerita dengan yang pertama, dan ini bikin bingung lama. Citra Vidya dari film pertama ilang. Kehadiran Arjun Rampal gak membantu, tapi saya suka Manini Chadha.

43. Aquaman
Alternatif judul bisa: “Atlantis: Civil War” nih. Suka durasinya panjang, banyak yang bisa diceritakan. Agak terganggu lihat Amber Heard setelah kasus dengan Johnny Depp kemarin, tapi dia memang bagus. Setting Atlantisnya memukau, walo teknologi dan pesta kostumnya agak meh. Keren dan epik.

44. Mary Poppins Returns
Karakter nanny misterius yang menakjubkan dengan banyak petualangan magis menyenangkan, plus musikal nyanyi-nyanyi, makin mempesona karena diperankan si cantik Emily Blunt. Jadi baca-baca soal cerita anak-anak klasik ini, dan prekuel film ini tahun 1964 silam.

45. Hunter Killer
Satu kisah lagi gimana Amerika menyelamatkan dunia, bahkan Russia. Banyak hal gak masuk akal secara logis dan prosedur militer (misal CIWS nembak Kh-35 di klimaks), tapi ceritanya sendiri menegangkan abis dengan visual bawah air yang keren.

46. Sisi
Drama biografi Elizabeth of Bavaria, Empress of Austria. Bagus banget. Tergambar jelas otoriternya Franz Josef memerintah Austria, kakunya protokol istana, dan berbagai masalah yang muncul sebagai efeknya. Narasinya penuh sejarah: penyatuan Italia, penyatuan Jerman, berdiri (dan runtuhnya) Kekaisaran Meksiko, dan berdirinya dual monarki Austro-Hungaria. Tentu saja tokoh-tokoh besar terkait juga muncul. Sayang aja bajetnya gak cukup tuk membuat adegan perang. Sebagai penyuka sejarah, bermacam tragedi yang di masa depan akan menimpa Franz Josef dan Austria juga terlihat petunjuknya. Christiana Capotondi cantik sekali, dan tata busananya keren, khas film periode yang digarap serius.

47. Detective Conan the Movie 17: Private Eye in the Distant Sea
Film ini benar-benar pamer kekuatan JMSDF, menampilkan Aegis Destroyer sebagai pusat cerita, bagaimana kapal ini menjadi garis depan pertahanan Jepang. Terkesan lihat operasi anti-air, anti-submarine, SAR, dan radar rahasia SPY-1 yang jadi judul. Plot dan twistnya seru. Kogoro tidur beraksi lagi. Suka lihat Ran dapet porsi bertarung serius walopun kalah.

48. Detective Conan the Movie 18: Dimensional Sniper
Dengan tema penembak jitu gini kliatan jelas betapa kacamata Conan adalah keajaiban optik. Plotnya menarik tentang intrik medali Silver Star di Perang Irak, melibatkan US Navy SEAL, FBI “cabang Jepang”, Subaru, dan Sera. Kogoro dan kepolisian Jepang jadi figuran saja. Sayang Sera gak kebagian bertarung, tapi Ran mantap duel dan combonya.

49. The Resurrection of the Little Match Girl
Kesampaian juga nonton ulang. Dulu nonton di TV dan melongo saking absurd ceritanya, tapi penasaran banget karena merasa ini interpretasi ulang dongeng klasik yang menarik. Terngiang di memori gadis penjual korek yang menembaki rangorang yang nolak beli korek dia. Sekarang jadi paham kenapa film ambisius ini flop ancur.

50. Mojin: Worm Valley
Lebih jelek dibandingkan prekuelnya. Gak ada hubungan cerita dengan judulnya (worm? What worm?), durasi lebih pendek, penuh pertarungan melawan monster tanpa persiapan memadai hingga dua orang gugur percuma, puzzlenya gak menantang, dan paling absurd endingnya menggantung tuk sekuel. Why? 👿

51. The Incredible Hulk
Belum lama sadar kalo saya melewatkan satu film dari MCU. Bagus ceritanya, menarik lihat respon militer AS yang lebih lembek ketimbang film Hulk 2003. Ide nembaki Abomination pake door gunner MH-53 yang terbang rendah itu bodoh sekali . Sayang Hulk gak pernah dapet sequel, cerita dia (atau Leader misalnya) jadi gak berkembang. Karakter Dr. Elizabeth Ross lovable sekali, mestinya dikembalikan jadi love interest Banner.

52. T-34
Gak nyangka ada film Rusia bertema tank yang lebih seru dan lebih realistis dari ‘Fury’. Ini seperti Fast and Furious + bullet time pake tank. Plotnya standar fiksi patriotik dengan protagonis heroik relijius dan antagonis nazi. Ketemu si jelita Irina Starshenbaum lagi usai ‘Attraction’.

53. Pacific Rim: Uprising
Banyak beda dari prekuelnya, banyak kurangnya juga, tapi lebih seru dari yang kubayangkan. Gak paham kenapa butuh 10 tahun tuk sadar kalo semua kaiju menuju gunung Fuji, nemunya eureka moment pula. Lebih bodoh lagi kenapa mesti dicegat di Tokyo kalo arenanya tidak menawarkan keuntungan? Kecuali macam setting Evangelion dimana NERV sembunyikan berbagai senjata di berbagai bangunan Tokyo tiruan ya kan mending dicegat di timur Kanagawa yang lebih sepi. Ultraman banget jadinya.. 🙄

54. Avengers: Endgame
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Film ini terlalu bagus tuk bisa diceritakan, memang harus disaksikan sendiri. Karya luar biasa yang merangkai ulang dan menutup kisah tim Avengers. Kalo cuma bilang epik saja rasanya understatement. Nonton ini sungguh menolong menghibur hati yang saat itu sedang kacau. 😥

Museum

$
0
0

Suka ke museum? Saya suka, entah sejak kapan. Buat saya museum adalah tempat yang menarik untuk belajar sejarah dan mendapat informasi, sekedar main dan menikmati bermacam koleksi, dan untuk anak kota kecil di pinggiran negara seperti saya, sebagai pengingat sudah sejauh apa saya pernah pergi jalan-jalan. Sepanjang yang bisa kuingat dan kucatat, ini museum-museum yang pernah sa kunjungi dengan sedikit komentar:

Di Hong Kong Museum of History

1. Museum Negeri Papua, Jayapura. 199?
Saya ingat pernah ke sini jaman masih sekolah, lupa tahun berapa. Sedikit sekali yang masih bisa kuingat. Mungkin setelah 20an tahun saya harus kembali lagi, siapa tau sudah lebih menarik. Itupun kalo gak trauma karena kantornya mantan pacar dulu di dalam kompleks museum juga. :mrgreen:

2. Museum AD Brawijaya, Malang. 2003
Ini kemungkinan besar museum pertamaku, saat masih kecil dibawa jalan-jalan ke sini dan berfoto di pajangan senjata artileri di depan museum. Puluhan tahun kemudian baru bisa kembali lagi dan berkunjung dengan benar, sepertinya 2003, saat saya ngilang satu semester dari kampus. Koleksi yang paling saya ingat adalah helm alm. Aryoko yang berlubang ditembus peluru saat ybs gugur di Papua, juga gerbong kereta maut.

3. Museum Negeri Bali, Denpasar. 2010
Museum pertama dari trip menuju Pesta Blogger Nasional IV di Jakarta. Saya jalan-jalan sendirian di pusat kota Denpasar dan nyampai di sini. Asyik juga ditemani pemandu museum sehingga gak sendirian saja.

4. Museum Benteng Vreedeburg, Jogja. 2010
Museum kedua dari “perjalanan ke barat” yang sama. Pertama kali datang ke Jogja, hari pertama juga. Nyampe di sini setelah menjelajahi Malioboro. Teringat ada peta dengan lampu kelap-kelip menggambarkan berkembang dan surutnya kekuasaan Mataram di Jawa.

5. Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. 2010
Ke sini dalam rangka acara blogger jadi lebih terasa kopdarnya ketimbang menikmati koleksi museum yang rasanya gak seberapa juga. Banyak hal menarik di acara ini termasuk menjadi pemeran pengganti dalam proyek Sumpah Pemuda 2.0.

6. Museum Penerangan, Jakarta. 2010
Taman Mini Indonesia Indah, dikunjungi bersama teman-teman blogger satu geng. Masuk situ langsung ingat Harmoko yang legendaris. Isinya arsenal Deppen, TVRI, dan RRI.

7. Museum Transportasi, Jakarta. 2010
Taman Mini Indonesia Indah, hari dan teman-teman yang sama. Museum terbaik hari itu dengan banyak koleksi sarana transportasi termasuk sebuah DC-9 dan berbagai lokomotif+gerbong.

8. Museum Keprajuritan Nasional, Jakarta. 2010
Taman Mini Indonesia Indah, hari dan teman-teman yang sama. Museum paling membosankan hari itu. Mungkin karena buru-buru juga. Tidak banyak yang kuingat selain diagram berbagai formasi pasukan.

9. Museum Sejarah Nasional, Jakarta. 2011
Museum di dasar Monumen Nasional yang dikunjungi saat libur tahun baru 2011 bersama teman-teman blogger satu geng. Isinya lebih banyak orang piknik daripada pengunjung museum sesungguhnya. Sayang gak sempat naik ke puncak Monas karena antrinya selevel stasiun kereta di jam sibuk.

10. Museum Purbakala, Sangiran. 2013
Ke sini sebagai bagian dari tur hari kedua acara Festival ASEAN Blogger II di Solo. Kalo sendirian gak mungkin datang karena saat itu rasanya kejauhan. Sangat menarik mengingat sumbangsih fosil-fosil Sangiran bagi ilmu pengetahuan.

11. Museum Batik Kaoeman, Solo. 2013
Ke sini sebagai bagian dari tur hari kedua festival yang sama. Kalo sendirian gak mungkin datang karena gak tau ada museum di kampung batik Laweyan, bukan peminat batik juga. Yang saya ingat cuma gak boleh berfoto di sini.

12. Museum Ullen Sentalu, Jogja. 2013
Overstay di Jawa setelah festival di Solo usai. Ke Jogja lagi dari Salatiga dan diajak ke sini saat libur Waisak bareng beberapa teman blogger Jakarta. Museum pribadi yang sangat mengesankan dengan berbagai koleksi dari monarki-monarki di Solo dan Jogja.

13. Museum AU Dirgantara Mandala, Jogja. 2013
Masih dari overstay yang sama. Cita-cita sejak kecil sebagai penyuka aviasi militer yang baru kesampaian. Koleksinya menarik walau masih kurang lengkap, gak nemu Il-28, An-12, atau Mi-6 yang pernah dipake AURI dulu. Semoga kelak museum ini bisa lebih bagus gedungnya.

14. Museum Loka Budaya Uncen, Jayapura. 2015
Jaman masih sekolah saya sekali saja berkunjung ke pusat penelitian antropologi ini. Saat itu museumnya lebih mirip gudang dengan koleksi patung berhala dari seluruh Papua. Sesudah itu tidak pernah tertarik lagi datang walaupun pernah nyaris tujuh tahun kuliah di Uncen. Baru datang lagi 2015 menemani serombongan blogger ibukota yang meliput FDS. Ketika itu museum sudah direnovasi bagus dengan standar internasional. Lumayan mengurangi aura gelapnya. 😆

15. Lawang Sewu, Semarang. 2016
Main ke Semarang lagi setelah ngekos di Salatiga. Berbeda dari cerita seram yang sering kudengar, bangunan berpintu banyak ini juga menjadi museum sejarah kereta api dengan banyak koleksi menarik. Sayang saya datang sudah kesorean dan memilih jalan tanpa pemandu, walo sudah keliling-keliling masih tidak menemukan akses ke penjara bawah tanah yang legendaris itu. 🙄

16. Museum Sejarah Jakarta, Jakarta. 2017
Pertama kali pacaran ke museum. Museum ini rasanya overrated tapi tetap menyenangkan ke sana. Konon sekarang layout-nya sudah berubah.

17. Museum Wayang, Jakarta. 2017
Kencan di Kota Tua berlanjut dari museum Fatahillah ke sini. Segitu banyak wayang membuat aura museum jadi mistis, pacar jadinya kabur keluar duluan begitu melihat tanda panah jalur exit. :mrgreen:

18. Museum Bank Indonesia, Jakarta. 2017
Kencan di Kota Tua berlanjut dari museum wayang ke sini. Museum terbaik di hari itu dengan nuansa modern dan banyak koleksi menarik termasuk gudang emas. Koleksi numismatiknya entah kapan kelar kalo dilihat satu-satu. Cuma ruangan itu terasa terlalu gelap, saya harus pake lampu HP tuk memperhatikan detil koleksi uang koin. 😦

19. Museum Nasional, Jakarta. 2017
Pacaran di museum berlanjut dua hari berikutnya. Saya masih ingat sopir transportasi online yang kami pake dengan percaya diri menurunkan kami di Monumen Nasional alih-alih di Museum Nasional. 😆 Suka banget ke sini, terutama ke ruang harta di lantai teratas melihat harta rampasan dari monarki-monarki nusantara yang dilikuidasi Belanda. Sayang pacar dah kelelahan sehingga saya gak bisa lama-lama. 😛

20. Museum Keris Nasional, Solo. 2017
Ngekos lagi di Salatiga, ke Solo lagi, lalu jalan kaki ke sini. Belajar banyak soal tosan aji di sini, lihat-lihat berbagai macam keris. Museum ini modern dan bagus tapi saat sepi mistis juga suasananya dengan diorama empu bikin keris dan aroma kembang. :mrgreen:

21. Museum Radya Pustaka, Solo. 2017
Lanjut jalan kaki ke sini dari museum keris. Koleksinya juga bagus-bagus tapi museum ini sepertinya perlu renovasi. Banyak arca teronggok begitu saja. 🙄

22. Museum Monumen Jogja Kembali, Jogja. 2017
Keesokan harinya sesudah dari Solo. Penuh peninggalan dari perang kemerdekaan, dan saya jadi belajar banyak soal organisasi militer kita (dan lawan) jaman revolusi. Penuh glorifikasi terhadap Soeharto, tentu saja. 😉

23. Museum Ranggawarsito/Museum Negeri Jawa Tengah, Semarang. 2017
Ke Semarang lagi cuma pengen ke sini. Habiskan tiga jam dalam sepi. Museum ini besar tapi macam kurang terurus. Perasaan yang semakin familiar setelah makin sering ke museum. 🙄

24. Museum Kereta Api, Ambarawa. 2017
Naik go-ride dari Salatiga ke sini. Puas ngeliatin bermacam-macam lokomotif klasik plus ikut tur kereta uap ke Tuntang PP lewati pemandangan indah.

25. Museum Isdiman, Ambarawa. 2017
Museum kecil di pojokan Palagan Ambarawa, isinya pernak-pernik perjuangan yang dimonumenkan di situ. Koleksi paling menarik jelas P-51 Mustang di pojok monumen.

26. Museum Satria Mandala, Jakarta. 2017
Kesampaian juga ke sini. Puas-puasin diri muter-muter sendirian melihat segala macam koleksi, dan yang paling menarik justru seragam PDU bintang lima Soeharto dan AH Nasution. Sayang Ruang Pahlawan dan Museum Waspada Purbawisesa (museum dalam museum) gak bisa diakses, tapi gak mengurangi kesenangan. Gak nyangka menemukan A-4 Skyhawk di luar yang belum lama diinstall. Sebuah pengakuan akan Operasi Alpha.

27. Museum Negeri Nusa Tenggara Timur, Kupang. 2018
Bolak-balik ke Kupang akhirnya ke museum juga pas hari museum nasional. Koleksi kainnya menarik, sayang gak nemu informasi apa-apa tentang monarki-monarki di NTT.

28. Hong Kong Museum of Education, Hong Kong. 2019
Museum pertamaku di luar Indonesia. Gak sengaja nemu saat menelusuri kampus IKIP Hong Kong. Pamerannya tematis: Hong Kong School Uniforms Past and Present. Sederhana tapi menarik.

29. Flagstaff House, Museum of Tea Ware, Hong Kong. 2019
Jalan kaki jauh dari Victoria Park ke Hong Kong Park, lalu nemu museum ini dalam taman. Museum teh, isinya ya bermacam teh dan teko. 😉

30. Hong Kong Museum of History, Hong Kong. 2019
Pacaran lagi di museum sejarah Hong Kong. Menghabiskan 4 jam di sini mempelajari sejarah Hong Kong dari jaman Cina kuno, direbut Inggris, pendudukan Jepang, hingga kembali lagi ke kekuasaan Cina. Saya skip saja sih pameran kondisi Hong Kong setelah 1997. :mrgreen:

31. The University Museum and Art Gallery, Hong Kong. 2019
Ini museum dalam kompleks kampus The University of Hong Kong. Bareng pacar ngunjungi tiga pameran: 1] Art of the Iron Brush: Bamboo Carvings from the Ming and Qing Dynasties; 2] Years of Bauhaus: Erich Consemuller’s Photography of the World’s Most Famous Design School; 3] From Paris to Venice, a Photographic Journey by Willy Ronis.

30 Museum sejauh yang teringat dan tercatat dalam 20 tahun terakhir. Semoga ke depan makin banyak museum menarik yang bisa dikunjungi sambil jalan-jalan ke kota-kota lain. Masbro dan mbaksis, museum apa yang terakhir dikunjungi? Apakah menarik?

Film-film 2019 (Mei-Agustus)

$
0
0

Seperti postingan sebelumnya, yang ini juga ditulis dalam keadaan internet blackout terkait situasi keamanan di Papua dan Papua Barat. Kalo sebelumnya diposting dengan koneksi Astinet di kantornya Athoe sehari sebelum kerusuhan 29 Agustus merusak kantor itu, kali ini pakai koneksi Indihome di rumahnya Jones. Ini film-film saya di caturwulan kedua tahun ini.

55. Master Z: The Ip Man Legacy
Spin off dan sekuel bagus dari Ip Man 3 tanpa Ip Man. Plotnya standar dan klise, tapi deretan pertarungannya disajikan dengan koreo yang mengesankan, juga gak perlu bumbu asmara berlebih. Max Zhang dan Liu Yan sama-sama terlihat awet muda.

56. The Night Comes for Us
Plot dan motifnya kurang jelas, tapi eksyennya juara dunia, bahkan para ‘cannon fodder’ pun menyuguhkan adegan mati yang menghibur. Menarik karakter-karakternya berbicara dengan berbagai bahasa. Gak nyangka ada Julie Estelle dengan penampilan misterius yang keren betul, juga Salvita Decorte. Konon bersambung karena masih ada tokoh-tokoh Six Seas lainnya. Joe Taslim dan Iko Uwais semoga jadi aktor kelas dunia.

57. Detective Conan the Movie 22: Zero the Enforcer
Intriknya menarik sekali antara Biro Keamanan Publik, Kejaksaan, dan Kepolisian, yang menyeret Kogoro, Eri, dan Conan, dan takjub bengong klimaksnya mesti sespektakular itu melibatkan wahana NASA dan melawan gravitasi. Haha, gila, JSDF kemana saja.

58. Manikarnika: The Queen of Jhansi
Waktu liat posternya kukira film animasi. Biografi drama periode tentang Rani Lakshmibai, kehidupan dia sebagai ratu dan kemudian memimpin pemberontakan melawan Inggris 1857. Bagus, epik, dan sangat patriotik tuk membakar nasionalisme. Karakter Rani kuat dan dominan banget.

59. Spider-Man: Into the Spider-Verse
Sempurna ni film. Ceritanya seru dengan ide multiverse menarik; animasinya bagus, dan macam komik bergerak; lagu-lagunya asyik; rame jagoan dengan kepribadian unik masing-masing, dan humornya segar. Suka lihat ada Gwen Stacy di sini.

60. The Girl in the Spider’s Web
Gak paham kenapa filmnya flop. Suka cerita dan eksyennya, berasa Jason Bourne, walo setelah dibandingkan plotnya ternyata cukup berbeda dari novelnya, bukan cuma dikompres. Dibanding film sebelumnya karakter dan pemeran Lisbeth juga lebih pas. Suka rangkaian adegan di bandara dan klimaks, kombinasi pas antara peretasan dan eksyen.

61. Mirage/Durante la Tormenta
Scifi thriller Spanyol bagus. Setelah akrab dengan konsep multiverse di Endgame atau Spider-verse, balik lagi ke konsep Back to the Future. Frustrasi karakter utamanya kerasa banget ketika sejarah berubah. Banyak subplot saling berkaitan, termasuk drama romansa.

62. Mother
Sungguh terpesona lihat J-Law dengan karakter yg manis lembut dan penuh close up shots. Itu saja motivasi nonton ini. Psikologi horror jelas bukan selera saya, bahkan lebih mengganggu dari nonton Black Swan dulu dari sutradara yang sama. Gak peduli temanya dari Alkitab, tetap bikin mual. 3 hari baru kelar.

63. The Wandering Earth
Bumi akan baik-baik saja sekalipun separo populasi kena snap Thanos, tapi ini level masalahnya jauh lebih brutal. Plot dan visualnya luar biasa, epik dan cantik. Suka ceritanya mengedepankan kerjasama antar bangsa meski fokus dan jagoannya RRC. Bagus ada cerita sekaliber ini temanya bukan Amerika menyelamatkan dunia. Sungguh wajib tonton.

64. Banda: The Dark Forgotten Trail
Dokumenter bagus kisah kepulauan Banda dari perebutan pala era kolonial, pengasingan Hatta Sjahrir dkk, perang sipil Maluku, hingga situasi sekarang dan harapan masa depan. Penuh sejarah, cerita, dan visual menarik. Sayang tidak ada cerita dari warga Banda asli di diaspora, turunan dari para penyintas pembantaian di Banda era VOC.

65. Chronicles of the Ghostly Tribe
Satu lagi adaptasi Ghost Blows Out the Light tapi beda studio dari seri Mojin. Konon plotnya banyak berubah dari novelnya jadi agak membingungkan. Timelinenya lama juga kalo Hu Bayi ketemu Shirley 1979. Suka eksplorasinya, tapi banyak plothole dan klimaksnya kurang memuaskan. Apa gunanya membawa banyak senjata dan peluru perak kalo tidak terlihat ada hyena yang sukses terbunuh?

66. Shoplifters
Sebuah drama Jepang tentang kemiskinan dengan cerita yang sangat kaya. Awalnya lambat dan sukar memahami hubungan antar karakter, tapi jadi menarik ketika Yuri/Lin ‘menemukan’ keluarga baru. Sungguh nonton ini jadi berharap ada happy ending tuk semua, terutama Yuri, Shota, dan Aki.

67. Mortal Engines
Adaptasi novel tentang imperialisme Inggris yang akhirnya gagal menjajah China. Haha. Visual dunia steampunknya luar biasa imajinatif, tapi cerita dan karakter-karakternya gagal memikat hati. Filmnya jadi datar saja bahkan ketika para jagoan beraksi heroik. Menarik memperhatikan petanya, sepertinya Laut Hitam nyambung sampai Laut Kaspia.

68. Miniscule: Mandibles from Far Away
Petualangan si ladybug berlanjut lagi hingga ke seberang Atlantik. Gila banget operasi penyelamatan pake kapal terbang. Cerita kali ini lebih melibatkan manusia dan ada isu lingkungan juga. Bagus banget, sesuai yang diharap.

69. Late Afternoon
Film pendek tentang dementia. Salah satu fitur sedih dari menjadi tua. Menarik melihat Emily menyelami kembali memori dia.

70. Sobibor
Samar-samar teringat dulu nonton versi Inggris 1987 Escape from Sobibor di TV. Versi Rusia kali jauh lebih bagus dan terasa akurat dalam banyak detil, termasuk penggunaan bahasa Yiddish dan politik internal kamp. Selalu sedih liat adegan kamar gas.

71. Extreme Job
Film terlaris kedua dalam sejarah Korsel cukuplah menjelaskan bagusnya film ini. Plotnya menarik, kocaknya standar Korea, dan eksyennya (terutama klimaks) seru. Cepat suka juga dengan kelima karakter utama. Dapet subtitles gak mutu tadi tapi gak masalah.

72. Kesari
Dramatisasi Battle of Saragarhi dari sudut pandang komandan unit Sikh Havildar Ishar Singh. Konon salah satu last stand terhebat dalam sejarah. Sejam awal hanya buang waktu saja, tapi 90 menit sisanya sungguh pertempuran brutal penuh heroisme, nasionalisme, patriotisme, dan spirit relijius Sikh. Keren.

73. Mongol
Walopun ada 1-2 bagian yang gak akurat sejarahnya tapi ini dramatisasi awal karir Genghis Khan yang sangat epik menarik. Terbuai dengan bahasa asli yang dipake, pemandangan alam dan budaya, pertempuran brutal, dan interaksi antara Temudgin, Borte, dan Jamukha. Sayang sekuelnya gak jadi.

74. Laputa: Castle in the Sky
Akhirnya kesampaian juga nonton anime legendaris ini. Teringat skypea arc di Wanpis. Bagus ceritanya, seru banget petualangannya dalam tema steampunk yang menarik. Jadi penasaran apa yang akan dilakukan Pazu dan Sheeta sesudah cerita ini. 😆

75. Detective Conan the Movie 23: The Fist of Blue Sapphire
Ngebioskop di CGV GI Jakarta. Gak paham gimana Conan bisa mendadak menjadi Arthur begitu saja. Suka settingnya di Singapura. Plotnya menarik tapi ujungnya agak berbelit terutama setelah Sonoko menjadi target. Keputusan Makoto tuk bertarung ‘bareng’ Sonoko sungguh berbahaya walaupun alasannya dimengerti.

76. Parasite
Ngebioskop di CGV GI Jakarta. Plot dan ceritanya jenius. Kemiskinan bisa membuat orang menjadi kreatif bertahan hidup dengan bermacam cara, tapi yang seperti ini gila juga. Komedi gelap bertema ketimpangan kelas sosial yang sungguh menarik. Plot twistnya gak ketebak.

77. Spider-Man: Far From Home
Ngebioskop di XXI Gandaria City Jakarta. Keren banget. Serasa Spider-Man menghadapi Genjutsu. Film ini menunjukkan salah satu ancaman terbesar militer di masa depan: swarming drone with AI. Gak paham kenapa tuk skenario itu Peter tidak memilih kostum tempur dengan tangan ekstra yang dipake melawan Thanos. Setelah dua film, saya masih belum bisa terpikat pada MJ.

78. Hobbs & Shaw
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Sesuai harapan, penuh eksyen dan teknologi keren khas tradisi Fast and Furious. Motor transformer Brixton Lore (lengkap dengan suara berubahnya) jadi fokus utama, lalu jet siluman yang mengantar kedua protagonis ke Ukraina. Karena jagoannya dikit, jadi bisa lebih mengeksplorasi tema rekonsiliasi keluarga tuk keduanya dan bagus banget. Karakter Madame M menarik dan misterius, semoga muncul lagi kelak.

79. Asterix: The Secret of the Magic Potion
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Lama juga nunggu sampai versi dubbing Inggrisnya maen di bioskop. Cukup menghibur. Ketawa lihat parodi Yesus. Suka dengan pemilihan Pectin yang cewek sebagai pewaris Druid.

80. Squadron 303/Dywizjon 303
Satu film lagi tentang Skadron 303 RAF saat Battle of Britain yang murni produksi Polandia. Penuh dogfight yang lebih realistis. Diselingi sejumlah flashback tuk membuat subplot karakter lebih menarik. Suka adegan Raja George VI mengunjungi mereka. Sayang ceritanya tidak sampai akhir perang, tapi ada statistik dan profil para pilot utama.

81. Bumblebee
Prekuel, spin off, dan konon reboot Transformers yang jauh lebih bagus dari yang kukira. Adegan-adegan tarungnya terbaik. Suka banget lihat Blitzwing jadi F-4 Phantom, lalu Shatter dan Dropkick triple changer jadi GTX -> Harrier dan Javelin -> SuperCobra. Asyik nuansa 80annya, termasuk para robot dalam mode klasik.

82. Hotel Transylvania 3: Summer Vacation
Bagus ini ceritanya berkembang hingga bisa muncul Abraham van Hellsing, Segitiga Bermuda, Atlantis (dua ini lokasinya asyik), dan bahkan Kraken. Ada petualangan ala Indiana Jones juga dan ‘DJ Tiesto’. Menghibur.

83. Bumi Manusia
Sekarang saya ngerti kenapa novelnya (yang gak pernah kubaca) disebut mahakarya. Yang divisualkan mungkin tidak sedetil yang diinginkan pembaca novel, tapi saya menikmati setiap adegannya, dan mata saya basah di akhir film. Sepertinya saya bisa suka film ini karena belum pernah nonton kedua film Dilan sehingga gak terpengaruh kuaitas akting Iqbal. Apa sesudah ini nyari Dilan ya? :mrgreen:

84. Hotel Mumbai
Dramatisasi bagus dari peristiwa 2008 Mumbai attacks. Dua jam yang menegangkan tuk mengkompres kengerian 4 hari serangan teroris Lashkar-e-Taiba dengan ratusan korban jiwa. Salut buat para staf hotel yang berani mati demi mendampingi para tamu.

85. Ignacio de Loyola
Drama sejarah biografi Ignatius of Loyola dan perjalanan spiritual dia dari seorang perwira Navarre hingga menjadi pendiri Jesuit. Lumayan menarik melihat latar belakang playboy Inigo, juga visualisasi spiritual exercise dan pertemuan dia dengan Lucifer dan Yesus.

86. Mirai
Anime sebagus ini bodohnya kubiarkan ngendap lama di laptop. Suka banget ceritanya, bagaimana kamu mengerti posisimu di tengah keluarga dan berbagai hal kecil dalam sejarah keluargamu yang berkontribusi menciptakan dirimu sekarang. Menghangatkan hati.

Segitu saja, lebih sedikit dari daftar Januari-April. Empat bulan terakhir ngegas baca buku dan jalan-jalan soalnya. 😀 Semoga di postingan berikut koneksi internet di sini sudah normal lagi. Kalo gak ya mungkin saja Papua sudah merdeka. 😈


Tiga Puluh Sembilan

$
0
0

Dalam episode: wisatawan mancanegara.

Tiga sembilan gaes! Setelah tiga tahun beruntun merayakan ulang tahun di luar kota, tahun ini kembali santai merayakan ulang tahun dari rumah. 12 bulan ini berjalan dengan relatif menyenangkan, yah memang kalo ada yang cinta sangat menunjang tuk kestabilan emosi jiwa. 😉 Achievement unlocked: akhirnya bisa ke luar negeri dengan pantas tuk pertama kalinya: pake paspor dan lewati imigrasi di bandara internasional, jadi turis dan ngunjungi tempat wisata. Kalo sekedar melewati perbatasan sih di “belakang rumah” dah negara tetangga juga. 😆 Lebih bersyukur lagi kalo mengingat bahwa tujuan wisata kemarin: Hong Kong, sedang didera demonstrasi berbulan-bulan. Teman yang pergi sebelum saya sempat terjebak demo, yang mau pergi sesudah saya malah batal karena aksi massa makin parah. Pulangnya masih sempat maen di Jakarta lagi, bertemu teman-teman (tentu saja), dan nonton Lord Didi Kempot konser. Seru banget, mabuk ciu pula. :mrgreen: Tentu ada cerita sedihnya juga, tahun ini saya sempat sakit lebih dari biasanya -iya sering sakit- sehingga perlu dioperasi dan rawat inap; juga belum lama situasi keamanan memburuk di seluruh Papua termasuk kota saya, terjadi kerusuhan dan pembunuhan, internet mati empat minggu. Syukurlah saya melewati semuanya tanpa kekurangan suatu apapun. Nyokap juga dah tiga bulanan sakit di luar kota dan sampai sekarang belum pulang, tapi kondisi belio makin membaik. GWS mom. 🙂

Mulai hari ini, jatah 30 something saya tinggal setahun lagi. Semoga bisa dilewati minimal sebaik setahun ini. Saya cuma pengen sehat dan bisa membaca banyak buku tuk nambah ilmu, juga bisa nambah tabungan dari beberapa tawaran teman, syukur kalo bisa bepergian lagi. Terima kasih tuk kedua orang tua tercinta, tuk pacar, geng lari sore dan teman-teman lainnya, dan semua yang dekat di hati. Terima kasih Tuhan Yesus.

Happy birthday to me.

Film-film 2019 (September-Desember)

$
0
0

Siapa sangka bisa sesuai kuota ya, tahun ini saya benar-benar bisa membatasi diri hanya nonton 120 film (plus 1 serial TV 2 musim). Ini jumlah paling sedikit dalam 7 tahun terakhir, walaupun sepertinya ini angka yang masih tinggi juga dibanding teman-teman lain yang juga lebih kesulitan punya waktu menonton. Ini film-film saya di caturwulan ketiga tahun ini.

87. Dark Phoenix
Satu film lagi dari timeline kacau X-Men dengan plot mengecewakan. Para karakter bahkan tidak menua dari 70an ke 90an. Saya ngerti akhir tragisnya Jean tapi apa pentingnya mematikan Mystique? Bahkan cameo dari Dazzler pun gagal menghibur. Duh, Fox, gak heran dibeli Disney jadinya.

88. John Wick: Chapter 3 – Parabellum
Sayang banget John jadi cacat, tapi ini koreografi eksyennya jempolan banget. Saya lebih suka liat John pake senjata deh daripada tangan kosong. Ujung plotnya mulai berasa The Hunger Games. Coba ini bikin 2 film sekaligus biar rilisnya deketan gitu daripada nunggu 2021.

89. A Simple Favor
Thriller bagus. Anna Kendrick jadi vlogger lucu menyenangkan, sementara Blake Lively kembali mempesona abis dengan berbagai kostum keren. Suka komedi gelapnya, menghibur banget. Lagu penutupnya Laisse Tomber Les Filles asyik banget.

90. Hellboy
Sayang banget reboot ini gak laku. Walopun plotnya generik dan agak kesana kemari dengan (terlalu?) banyak karakter, tapi eksyennya asyik dan brutal: penuh darah dan anggota tubuh tercecer. Senang ketemu Sasha Lane dan Milla Jovovich lagi.

91. Detective K: Secret of the Living Dead
Ternyata bisa juga nyampe seri ketiga. Masih dengan formula komedi yang sama, dan masih selucu yang kuharap. Chemistry kedua protagonis pas. Plotnya asyik, supranatural tapi gak jadi horor, malah dramanya Wolyoung menyentuh.

92. Café Funiculi Funicula
Suka dramanya. Kazu is very lovely dan hubungan dia dengan Ryosuke asyik. Plot mesin waktunya sungguh menarik, dengan aturan, konsekuensi, dan tujuan spesifik. Pergi ke masa lalu tidak bisa mengubah masa kini, tapi bisa membuat perasaan lebih baik.

93. Gundala
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. So Batman: sangat suram. Serasa di Gotham menghadapi Kingpin x Two Face. Sinematografinya jempolan tapi sebagai film superhero kurang fantastis, tidak ada enemy boss, banyak pertarungan (terutama melawan sub bosses) yang terlalu nyeni, dan terdistraksi usaha membangun bumi langit universe sehingga kisah Gundalanya sendiri nanggung.

94. Uri: The Surgical Strike
Dramatisasi operasi militer India di Kashmir. Dramanya lumayan (syukurlah tanpa kisah asmara), politiknya bagus juga, termasuk ada PM India yang persis Modi, tapi paling seru emang baku tembaknya. Ada beberapa hal lebay misal drone garuda atau gattling Mi-17 tapi yawdalah. Tetap heroik. Jai Hind!

95. Frank & Lola
Dah lama gak nonton film relationship. Cowonya suram, cewenya juga suram, trus cewenya gak jujur, cowonya jadi terobsesi, endingnya ngambang. Sayang sih kalo jadinya “kamu terlalu baik buatku”. Bukan cerita yang menghibur tapi ya bikin mikir juga.

96. The Angel
Adaptasi menarik kisah nyata intel legendaris Ashraf Marwan. Tentu kompresan dari bukunya tapi tidak mengurangi nilai sejarahnya. Suka lihat detil setting 70an terutama pesawat-pesawat di bandara, juga tokoh-tokoh legendaris seperti Nasser, Sadat, dan Zvi Zamir.

97. The Secret Life of Pets 2
Sudah gak ada kejutannya lagi, tapi ceritanya berkembang jadi petualangan selevel Madagascar. Tetap lucu dan menghibur, terutama duel Snowball vs Monyet. Suka temanya seputar hubungan hewan peliharaan dengan anak-anak.

98. The Red Sea Diving Resort
Dramatisasi kisah nyata Operation Brothers. Sayang lumayan lebay, banyak klise, dan pake bahasa amerika semua agennya, sementara fokus cerita cuma dari sisi Mossad. Beta Israel jadi kurang dapet sorotan sebagai inti cerita. Footage asli di endingnya menarik.

99. Shadow
All hail Zhang Yimou! Film ini mempesona dalam berbagai aspek: plot, filosofi yin yang, setting, karakter, musik, warna, intrik, busana, dan tentu saja pertarungan yang sangat nyeni. Kedua tokoh wanita: Madam dan Princess, perannya sungguh menarik.

100. The King’s Letters
Dramatisasi kisah nyata usaha raja Sejong yang Agung menciptakan aksara Hangeul Korea. Suka plotnya elaborasi teori kolaborasi raja x biksu. Bagus karakter biksu Sinmi masuk dalam plot lewat Tripitaka Koreana. Menarik lihat proses menciptakan huruf mulai dari mendokumentasikan bunyi apa saja yang bisa diucapkan dalam bahasa Korea. Sejarah Korea yang penting.

101. Europe Raiders
Temanya agak klise ya: global surveillance software, heker sakti etc dan banyak gak logis terutama di peralatan elektronik, tapi ketutup plot asyik dan menghibur, terutama chemistry Tony Leung dan si cantik Tiffany Tang, dilengkapi lokasi eksotis, eksyen keren, dan plot twist jempolan. Du Juan dan Kris Wu jadi “kakak adik” sip banget.

102. The Battle: Roar to Victory
Kecuali karakter-karakternya yang agak hambar (di protagonis) atau lebay klise (di antagonis), dramatisasi Battle of Fengwudong ini epik dan heroik banget. Jadi umpan tuk menjebak lawan memang misi gila. Segila komandan yang maju membantai musuh pake golok. Sial aja dapet donlotan yang subtitlenya hancur. 😆

103. Mosul
Sempat bingung karena ada film 2019 juga dengan judul sama. Dokumenter thriller bagus tentang operasi pembebasan Mosul dari ISIS menurut sudut pandang pasukan Syiah, pasukan Sunni, pasukan Peshmerga, pasukan Kristen, warga Mosul dan pengungsi, bahkan dari anggota ISIS yang ditawan.

104. Godzilla: King of the Monsters
Apa ya, film ini penuh aksi spektakuler (atau konyol, terutama yang melibatkan aksi militer) dari awal sampai akhir, tapi jalan ceritanya sendiri lemah. Terlalu sesak karakter juga dengan macam-macam motif yang terus pada berguguran gak guna. Suka lihat Ziyi Zhang di sini.

105. Ô Jerusalem
Ke mana saja saya gak tau film ini. Memang susah mengadaptasi buku sejarah jadi film. Dramanya ancur dengan akting datar walo pesannya dapet, syukurnya sejarahnya tersajikan menarik: deretan peristiwa (termasuk Operation Nachson di Kastel, pembantaian Deir Yassin, dan proklamasi berdirinya Israel), isu (perselisihan Haganah dan Irgun/Stern, atau ketidakakuran antar pasukan Arab), maupun tokoh-tokohnya (Ben Gurion dan Golda Meir mudah dikenali, lalu Raja Abdullah dari TransJordan, sekilas juga ada Amin Husaini). Heroik.

106. Battle for Sevastopol
Drama biografi sniper Ukraina/Sovyet legendaris Lyudmila Pavlichenko. Sebagai film perang cerita pertempurannya sedikit, harus berbagi dengan kisah cinta segitiga kuadrat, feminisme, survival, dan PTSD. Harus fokus dengan alur maju mundur. Meskipun begitu ini film bagus. Menarik ceritanya dituturkan oleh First Lady Eleanor Roosevelt.

107. Maleficent: Mistress of Evil
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Okay, ceritanya berkembang jadi lebih njlimet, tapi tetap seru. Sayang diusahakan happy ending, kalo gak final battle mestinya jauh lebih brutal. Somehow saya ngerti motivasi Queen Inggrith. Elle Fanning emang luar biasa cantik. Phoenix modenya Maleficent keren.

108. Terminator: Dark Fate
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Butuh banyak baca tuk ngerti kalo film ini adalah sekuel langsung dari T2 dan membatalkan sekuel lainnya. Ada banyak hal yang berubah dari Terminator universe sebagai konsekuensi. Tak ada lagi “I’ll be back” tapi “I won’t be back” misalnya. Eksyennya brutal tentu saja, dan saya suka Grace. Sexy, damn strong, but warm.

109. Kingdom
Gak baca manganya yang tenar itu jadi cuma meraba sejarahnya di era warring states, tapi ini film eksyen yang keren. Terasa sekali adaptasinya dari dialog-dialog modern, pertarungan penuh semangat, banyaknya karakter yang sekedar lewat, dan tentu saja kecoak mode para jagoan yang gak bisa mati dikepung lawan.

110. Chocolate
Film beladiri Thailand yang seru banget. Plotnya simpel dunia hitam. Protagonisnya simpatik abis: autistik, otodidak, super refleks, ibunya kanker, dikejar gangster pula. Koreografi tarungnya bagus dan brutal no stuntman no effect.

111. Miss & Mrs. Cops
Komedinya lumayan, karakternya juga asyik, kaget juga liat Choi Sooyoung. Cerita dan temanya sangat penting tentang penyebaran video sex tanpa persetujuan dan bagaimana sikap polisi (pria) menghadapi kasus di mana wanita semestinya dibela.

112. The Chinese Widow
Senang liat si cantik Liu Yifei lagi. Sebuah film tentang Doolittle Raid yang jauh lebih menyentuh daripada cinta segitiga di film Pearl Harbor (2001). Ceritanya sedih, segitu banyak warga China yang harus tewas demi Amerika jaga gengsi. Bisa kerasa beban yang ditanggung Jack selama 50 tahun.

113. The Knight of Shadows: Between Yin and Yang
Kisah klasik romansa tragis walo ada komedinya juga khas film Jeki Cen. Penuh CGI khas China dengan pertarungan rame. Agak kurang mengerti beberapa bagian dalam dimensi Yin dan Yang, tapi paham dan menikmati ceritanya. Elane Zhong cantik mirip Shu Qi.

114. Bleach
Adaptasi manga besar ini lebih bagus dari yang saya harapkan, tapi jelas film ini cuma menarik buat nostalgia pembaca manganya. Buat penonton umum, jalan cerita, karakter, dan eksyen film ini jelas gagal. Nanggung semua. Saya suka Karin dan Yuzu BTW.

115. Angel Has Fallen
Mau berperang lawan Rusia cuma demi memuluskan anggaran tuk PMC? Skenario gila macam apa itu? Gak paham juga kenapa harus repot-repot memfitnah Banning kalo bisa dibunuh sejak awal. Ceritanya lemah tapi lumayan asyik eksyennya. Suka bokapnya mike yang tunnel rat. Jennings akan lebih sukses kalo di klimaks pake swarming drones lagi serang rumah sakit daripada meledakkan stok oksigen.

116. Grace of Monaco
Suka film ini walo rata-rata reviewnya jelek karena ceritanya datar dan aktingnya kaku. Nicole Kidman anggun mempesona jadi Grace Kelly. Dongeng aktris Hollywood yang menikahi pangeran Eropa, tetapi jadi istri ningrat itu berat. Konfliknya menarik antara hubungan Monaco dan Prancis, mengingatkan pada hubungan Jogja dan RI.

117. How to Train Your Dragon: The Hidden World
Juara deh bagian ketiga ini, saya nikmati total dari ujung ke ujung. Animasinya bagus, musiknya, jalan cerita, setting hidden world, konflik dan resolusinya, dan emosi yang terasa. Senang liat Hiccup dan Astrid nikah. Suka ekspresi khas Toothless.”

118. Ad Astra
Anak yang sibuk mencari bapak dan bapak yang sibuk mencari alien. Film penjelajahan luar angkasa bagus dan sangat realistis bahkan hingga kesimpulannya: tidak ada kehidupan di luar sana. Brad Pitt tentu saja ketuaan jadi mayor. Minimal mayor jenderal mestinya.

119. Balkan Line
Dramatisasi pendudukan bandara Pristina oleh pasukan Rusia 1999. Film perang yang seru banget plot, drama, dan terutama eksyennya. Karena buatan Rusia-Serbia jadi tentu saja mereka yang protagonis sementara Albanian Kosovar (+NATO) jadi antagonis.

120. Killing Gunther
Satu-satunya alasan nonton eksyen komedi ini karena yang main termasuk Arnold Schwarzenegger. Lumayan lucu. Lama juga gak liat Arnie melawak. Cukuplah tuk menghibur hati yang hari ini agak kurang tenang.

121. Robin Hood
Remake yang wadefak walo masih bisa dinikmati karena gak bangun emosi. Seru juga eksyennya pake pendekatan modern, walo jadi overdosis ke aspek-aspek lain (busana, bahasa dll), Sampai akhir film saya tak menyadari kalo Yahya itu karakter Little John.

“Fear is the greatest weapon in God’s arsenal, it is why the church created hell”

~Cardinal”

122. Star Wars: The Rise of Skywalker
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Panjang umur bisa nonton 9 film berurutan Episode I – IX. Mestinya cukup ya. Saya suka Rey tapi Finn dan Poe gagal jadi karakter yang layak dikenang. Tetap Han Solo dan Luke harus muncul tuk membuat film ini tetap Perang Bintang. Saya tertarik pada koneksi lintas dimensi Rey dan Kylo Ren tapi memang itu salah satu dari sekian banyak hal aneh pada film ini.

 

Kurasa tahun depan akan mempertahankan kuota 120 film lagi. Kurang gapapa tapi jangan lebih. Jadi harus makin pintar menyeleksi.

Film-film 2020 (Januari-Juni)

$
0
0

*bersih-bersih debu di blog*

Pandemi Covid 19 jelas membuat 2020 menjadi tahun yang buruk bagi semua orang dan semua negara. Banyak teman-teman yang kesulitan, termasuk teman saya yang ngajak saya ngantor mulai beberapa bulan ini. Saya sungguh bersyukur masih mempunyai gelembung finansial dan mental yang membuat saya bisa melewati situasi pandemi dengan nyaman walaupun Kota Jayapura termasuk daerah merah. Tinggal di rumah saja berhari-hari dengan betah bukan hal yang aneh buat saya sejak dulu, apalagi pandemi membuat ajakan hangout yang biasanya sering datang jadi hilang total. Meskipun begitu stay at home tidak membuat saya jadi lebih produktif menonton juga. Baca komik yang malah meningkat, selain buku tentu saja. Tidak ke bioskop sama sekali jadi tidak ada film baru. Yang kudaftar di bawah ini mestinya rata-rata sudah ditonton moviegoers.

1. Toy Story 4
Seperti 2019, memulai tahun 2020 dengan film animasi super keren. Ceritanya kompleks tapi tetap menghangatkan hati. Suka Bo Peep akhirnya(!) jadi karakter utama. Badass superheroine pula. Sebaliknya Forky ngeselin walaupun dia penggerak plot. Puas nonton usai nunggu sekuel ini bertahun-tahun. Woody dan Buzz akhirnya berpisah, jadi entahlah kalo masih ada film berikutnya bertahun-bertahun kemudian. 🙄

2. Rambo: Last Blood
Senang ketemu Rambo lagi walo terlihat tua dan rapuh, sepaket dengan kebrutalan sadis yang menghibur. Sosok prajurit Amerika ideal tapi juga contoh kerusakan trauma perang yang tak pernah sembuh. Menarik di kreditnya ada kilas balik dari 4 film sebelumnya. Finale?

3. Hustlers
Drama bagus sekali. Nonton ini jadi teringat pengalaman sendiri ditraktir hiburan malam, ada hal-hal yang serupa dengan di film, dan apa yang berbeda. Catatan penting: pergi sendiri ke klab bisa berbahaya. Menarik bagaimana Ramona menjustifikasi aksi merampoknya. Murphy’s Law banget.

4. Saving Leningrad
Dramatisasi penenggelaman bargas 752 di Danau Ladoga saat awal pengepungan Leningrad 1941. Dramanya bagus, dituturkan penyintas ala Titanic lengkap pake memento jam tangan. Aneh Jerman digambarkan nyerang kapal pake Me-109 dan bukan Stuka, lebih maksa lagi pesawatnya bisa ditembak jatuh prajurit yang bukan sniper pakai senapan melewati propeler tepat kena pilotnya. Klimaksnya kekurangan dana, gak kelihatan kapalnya tenggelam dan mayat-mayat karam. Itu si Nastya babe banget wajahnya.

5. Kung Fu League
Ide ceritanya sangat keren dan di beberapa bagian agak lucu, tapi keseluruhan filmnya menyia-nyiakan premis tersebut dengan jalan cerita dan perkembangan karakter yang sungguh jelek. Ngarepnya minimal bisa jadi seperti Suicide Squad. Madina Mamet kliatan seperti baru 21 tahun.

6. Obsessed
Erotic thriller Korea bagus banget dan saya banget. Sesak napas nontonnya. I really can relate: A damsel in distress, a very passionate but going nowhere relationship, and crushing broken heart, plus post-breakup wandering life. Lim Ji-yeon sungguh menawan hati.

7. Surat dari Praha
Gambaran sedih kehidupan eksil korban naiknya rezim orba. Film ini penuh kesepian dan amarah, sejarah kelam dan kepahitan. Jaya, Laras, (dan Sulastri) semua penuh beban. Tapi ada cinta sejati dan proses pengampunan yang diceritakan dengan bagus. Suka anjingnya, dan tentu suka lihat si cantik Julie Estelle sepanjang film.

8. Kamen Rider Heisei Generations FOREVER
IIRC ini movie war pertamaku. Suka banget liat para Kamen Rider era Heisei muncul bersama di satu film walaupun yang kukenal cuma Ryuuki, bukan tokoh utama pun. Ceritanya lumayan, bertema paradox waktu dan eksistensi rider.

9. First Man
Dramatisasi dan adaptasi buku biografi Neil Armstrong. Drama keluarganya bagus dan mengingatkan pada mereka yang gugur demi misi ke bulan ini. Menarik fokus kamera sering di dalam wahana dan tidak menyorot detil mekanisme Apollo+modulnya dari luar. Kenangan masa kecil dulu mempelajari misi Apollo lewat buku-buku antariksa. Filmnya heboh karena gak ada adegan tancap bendera AS yang ikonik itu.

10. Shazam!
Nope, no wisdom of Solomon at all. Haha. Kepanjangan intro khas film pertama dengan latar dan drama bertema keluarga yang berat. Suka komedi dan nuansa cerianya. Mencoba-coba superpower yang dimiliki itu lucu. 7 deadly sins lebih banyak jadi pajangan saja, gak efektif dikeluarkan.

11. The Operative
Ceritanya familiar, tapi thriller spionase gini tetap menarik walo ini sedikit saja eksyen, lebih ke konflik psikologis. Dulu nonton yang serupa film The Green Prince, sama juga drama agen & handler Mossad. Plotnya pun 11-12 dan realistis kalo mengingat TGP itu kisah nyata. Diane Kruger tampil kucel tapi masih menarik.

12. Drive
Eksyen brutal yang bagus banget. Suka lihat hubungan Driver dan Irene yang slow malu-malu walopun sayang tidak berakhir happily ever after di pantai Mexico. Selalu merasa mengambil pistol lawan itu protap penting di plot begini. Nice choice with hammer anyway.

13. One Piece: Stampede
Sungguh ide bagus mengumpulkan banyak karakter lain ke dalam cerita ini dan gak cuma cameo. Lama gak lihat Hina, suka. Menarik lihat Zoro clash sesaat vs Crocodile, dan Sanji vs Smoker lalu Lucci, sudah sekuat itu. Traffy, space jutsumu ngeri. Asyik sekali lihat kolaborasi di klimaksnya, dan Buggy tetap cuma jadi pelawak.

14. Steel Rain
Eksyen thriller Korea bagus banget. Buddy comedynya dapet, eksyennya keren, drama politik dan geopolitiknya realistis (Kudeta Korut, konflik dua presiden Korsel, AS yang warmonger), aksi militernya fantastis (Korut ngeblok serangan nuklir AS pake serangan nuklir juga FTW + F-15K nembakin Taurus KEPD), dan resolusi damai kedua Korea logis: Bagi dua nuklir Korut ke Korsel, biar kalau perang sama-sama hancur. Negaranya gak perlu bergabung.

15. Monster Hunt 2
Rasanya betah nonton ini masih faktor Bai Baihe juga. Karakter dia cantik dan lucu manja. Plotnya ringan dan menyenangkan dengan tema keluarga. Berharap ada ending tuk Tu dan Zhu tapi gak ada. Final battle agak kurang epik tapi cukuplah.

16. My Hero Academia: Two Heroes
Seru keren. Suka lihat Bakugou dan Todoroki ditonjolkan jauh lebih kuat dari yang lain. Banyak pro hero terbebas di klimaks tapi anehnya gak ada yang ikut All Might naik ke atap gedung. Quirk Wolfram berasa Edward Elric, kuat banget. Melissa is beautiful.

17. 1917
Lagi-lagi kebrutalan perang parit di front barat PD 1 tapi diceritakan dengan sangat indah, gambar, musik, dan heroismenya. Cuma perlu fokus ke lidah britishnya saja. Ketemu mayat dan maut di mana-mana jadi tetap berasa nyeni. Ya kok kebetulan sekali pas ketemu bayi pas bawa susu. Keren banget ini.

18. Birds of Prey (and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn)
Agak kebanting dibanding Suicide Squad tapi Margot Robbie menyelamatkan film ini dengan pesona tersendiri. Alur ceritanya menarik, dan seperti Suicide Squad saya perlu belajar juga karakter siapa-siapa saja ini di cerita karena gak familiar. Masih gak jelas arah DCEU.

19. Jojo Rabbit
4x lebih bagus dari yang kuharap. Kredit buat history/military adviser untuk penggambaran klimaks yang seru dengan segala arsenalnya. “I am descended from those who wrestle angels and kill giants. We were chosen by God”. Jawaban Elsa kuat banget tuk indoktrinasi antisemitisme dan supremasi Aryan Jojo. Melihat bagian akhir PD 2 dengan cara satir dan komedi hitam yang sangat menarik.

20. Jumanji: The Next Level
Ekstrim misinya dari gurun pasir ke gunung salju. Suka bagaimana Eddie dan Milo jadi bagian dari cerita dan game. Kocak banget dan kerasa kalo avatar berganti karakter. Spencer dan Martha ngobrol sambil panjat tebing bullshit abis, mana ngomong gak ada asapnya pula.

21. Midway
Epic, bagus fokusnya termasuk ke peran penting pemecah sandi. Bagus menceritakan karakter-karakter nyata, bahkan Hirohito dan Hideki Tojo pun muncul. Kurang puas plotnya mesti “mengulang” Pearl Harbor 2001 dengan menghabiskan sejam memvisualisasikan lagi Attack on Pearl Harbor dan Doolittle Raid. Mending sekalian Battle of Coral Sea diceritakan. Secara detil militer juga kurang memuaskan. Wildcat gak kliatan, bahkan di parkiran kapal induk yang juga terasa terlalu lowong. Heroisme dogfight diambil alih Dauntless -dengan manuver mustahil- dan rear gunner-nya. Zero cuma dapat sedikit glory dengan artileri hanud Jepang jadi pahlawan pertahanan udara armada. Tidak ditampilkan Yorktown karam juga. Walaupun didedikasikan untuk kedua belah pihak yang gugur tetap saja film ini terlalu Amerika dengan titipan propaganda China.

22. Frozen II
Ini gelap sekali ceritanya: membongkar misteri pembantaian massal demi mencabut kutukan, berurusan dengan roh-roh penunggu alam dan arwah penasaran. Animasi yang sangat hebat walo Elsa kini lebih selektif membekukan. Mestinya gak bagi dua kerajaan bisa sih di endingnya.

23. Cold War/Zimna Wojna
Kisah cinta bertahun-tahun yang sedih, dan dituturkan dengan sendu. Banyak lagu menarik dan merdu sepanjang film tapi ya tetap saja suram. Semacam menyesali momen-momen dimana hubungan Wiktor dan Zula semestinya bisa berjalan, tapi sulit juga cewek ini.

24. Bad Boys for Life
Yeah I miss you guys. It’s been so long since BB II. Sudah kakek-kakek ya sekarang, kalo di Polri sudah pada AKBP. Masih seseru dan sekocak yang diharapkan, penuh baku tembak dan hancur-hancuran aroma khas Jerry Bruckheimer. Plot twistnya juga wow. You don’t fuck a witch without condom.

25. Battle of Jangsari
Trilogi bagian kedua setelah Operation Chromite. Jalan ceritanya klise ya, baik drama maupun eksyennya, tapi sejarahnya sendiri penting sekali. Pertempuran yang dirahasiakan dalam Perang Korea. Sepasukan tentara pelajar yang dikorbankan. Lama gak liat Megan Fox.

26. Hichki
Sebagus yang dibicarakan rangorang, dan sedikit banyak bisa relate. Ceritanya biasa saja, plotnya malah generik, tapi bikin sentimental, terutama adegan penutup saat murid-murid di cerita sudah dewasa. Ini masalah sistem zonasi. Sekolah harus menerima murid dari warga sekitar lalu gak bisa jadi elit dengan seleksi nilai.

27. Penguin Highway
Anime adaptasi sains fiksi yang luar biasa bagus. Ceritanya sungguh menarik, gambarnya indah sekali, dan saya suka karakter-karakternya. Senang lihat hubungan dekat Aoyama dan Onee-san. Seperti masa kecil impian yang gak kesampaian: menyukai dan berteman dengan mbak cantik+baik berpayudara besar. :mrgreen:

28. The Great Battle
Dramatisasi Pengepungan Ansi dalam perang Tang-Goguryeo 645. Tidak banyak ruang untuk perkembangan karakter dan drama sehingga cerita bisa fokus ke hari demi hari pengepungan dan pertempuran yang seru. Epik banget liat berbagai variasi taktik siege warfare.

29. Bloodshot
Satu lagi superhero komik jadi film keren banget. Ntahlah Valiant nanti sukses gak bangun cinematic universe. Suka cerita, eksyen, dan visualisasi memori palsunya. Vin Diesel rasanya ketuaan jadi jagoan, tapi Eiza Gonzalez cantik banget. Terpesona saya. Buset markas RST di Kuala Lumpur.

30. Berlin, I Love You
Dari New York saya skip (Tbilisi dan) Rio ke seri ini. Asyik-asyik ceritanya, dan tentu saja menikmati pojok-pojok kota Berlin. Saya suka chapter Berlin Ride, Embassy, dan Love is in the Air, juga Lucinda in Berlin. Ada Charlotte le Bon dan Keira Knightley tapi langsung kebanting begitu Toni Garrn muncul. Memang model betulan. Tinggi semampai dan cantik banget.

31. Hitler’s Warriors
Miniseri dokumenter sejarah bagus tentang enam jenderal Nazi Jerman: Erwin Rommel, Erich von Manstein, Friedrich Paulus, Ernst Udet, Wilhelm Canaris, dan Wilhelm Keitel. Masing-masing satu episode. Banyak wawancara, footage, dan ulasan menarik.

32. Anna
Plotnya familiar, juga elemen-elemennya: femme fatale, double/triple agent, kekejaman KGB etc, tapi ceritanya tetap sangat mengesankan. Misi perdana dan terakhir Anna sungguh John Wick. Settingnya 1990 tapi teknologi digitalnya serasa lebih modern (copy harddisk tanpa kabel?). Modelling life-nya asli banget, pake model beneran sih. Sasha Luss memang mempesona sekali.

33. Fortuna’s Eye
Mungkin saya nonton ini karena faktor Kasumi Arimura saja (bonus OST dari One OK Rock). Filmnya jauh dari jelek, tapi ya tidak mengesankan juga. Ntah kenapa saya kesal Shin dan Aoi ngesex setelah sebelumnya pacaran malu-malu, lebih kesal lagi romansanya berakhir tragis. Extra sudut pandang Aoi tidak membantu. With great power comes great responsibility, but what about great curse? 🙄

34. The Gangster, the Cop, the Devil
Ketemu Don Lee lagi di film eksyen thriller keren ini. Plotnya menarik -penasaran juga kisah nyatanya- dan seru lihat gangster bekerjasama dengan polisi. Penuh kekerasan tentu saja, semua pihak mengedepankan ego, dan minim wanita. Suka lihat wajah si pembunuh dan senyum si bos geng di bagian terakhir.

35. Chinese Peacekeeping Forces
Setelah kesuksesan film-film propaganda militer RRC seperti Sky Hunter, Wolf Warrior 1-2, dan Operation Red Sea, akhirnya ada juga yang jelek. Jeleknya nggak nanggung pula, dari plot, karakter, akting, bahkan eksyen kacau semua. Hahaha. Sampai akhir film gak jelas motif penjahatnya apa.

36. A Silent Voice
Anime adaptasi manga bagus banget tentang bullying, rekonsiliasi, dan persahabatan. 30 menit pertama depresif sekali. Mataku ikut basah waktu Shoko nangis. Cerita yang sungguh dalam dan berkesan. Visual dan audionya juga sempurna. Suka dengarkan bunyi pesawat lewat atau dentuman kembang api. Nyaris tiap karakter ada hal menarik, termasuk ibunya Shoya dan ibunya Shoko.

37. Aladdin
Suka para pemerannya, kostum, dan musiknya, tapi OST A Whole New World kalah dari film 1992. Rasa mejiknya juga kalah seru dari animasinya, misalnya karpet terasa kurang hidup. Setting Agrabah bagus walo keseluruhan tema bingung mau Arabia apa India, juga kota terasa kekecilan, keluar istana langsung pasar. Klimaksnya rusak pas Genie jadi manusia. What the Fuck? Rusak emang kerajaan kalo sultanah bisa menikahi pengemis. Haha.. 😆

38. Beirut
Thriller politik spionase bagus berlatar perang sipil Libanon menjelang invasi Israel 1982. Plotnya klasik, melibatkan intrik dalam CIA, splinter cell dalam PLO, dan tentu saja plot twist mengesankan dari Mossad. Settingnya getir penuh puing-puing dan ledakan bom.

39. Extraction
Pada dasarnya John Wick x Jason Bourne. Keren banget, banjir baku tembak seru, tentu juga penuh darah dan mayat. Film kalo dikritik karena kekerasan berlebihan memang biasanya bagus. Lama gak liat Golshifteh Farahani. Mesti segera ada sekuel ini. Gak mati kan jagoannya? 😉

40. On the Basis of Sex
Saking terkenalnya sosok “Notorious R.B.G.” sampai lupa kenapa dia legendaris. Nonton biopic bagus ini jadi lebih ngerti tentang Ruth Bader Ginsburg dan awal perjuangan dia menghapus diskriminasi gender. Felicity Jones keren jadi Ruth. FJ pendek ya ternyata.

“How a government taxes his citizens is a direct declaration of a country’s values.”

~Martin Ginsburg

41. Ip Man 4: The Finale
Plot melibatkan INS dan USMC agak maksa (kok ada jenderal bintang empat di Camp Pendleton?) tapi bisa dipahami temanya soal rasisme. Tema parentingnya juga bagus. Koreografi tarung sungguh cantik sesuai harapan, bonus gempa Alaska 1964. Suka visualisasi aksi legendaris Bruce Lee di acara eksibisi Karate California termasuk one-inch punch. Ketimbang Ip Man tua, duel klimaks lebih pantas dijalani Bruce Lee, apalagi yang ngajak muridnya dia, tapi ya ini filmnya Ip Man.

42. Weathering with You
Saya suka idenya (dalam tema Shinto) tuk ‘melawan dewa’, membatalkan tumbal dan memilih hidup dalam bencana berkepanjangan sebagai ‘normal baru’. Selebihnya film ini seperti yang diharap dari karya Makoto Shinkai: visualisasi, musik, fantasi, dan romansa remaja yang sungguh indah. Segitu terpesona sampai tidak sadar ada cameo dari karakter-karakter Your Name.

43. Big Brother
Mungkin saya nonton cuma karena kangen Hong Kong saja. Plotnya campur aduk, klise, dan receh, tapi juga ringan tuk ditonton. Sistem pendidikan yang buruk + keluarga gak kondusif = murid bermasalah x guru super + beban masa lalu. Rebus mie di kelas lebay deh. 😆

44. Hello World
Sebuah petualangan luar biasa tuk mendapatkan dan mempertahankan pacar. Anime scifi dengan cerita bagus, visual yang indah, dan fantasi sains yang inspiratif. Plotnya mengingatkan pada The Thirteenth Floor, sementara God’s Hand serasa ilmunya Edward Elric di FullMetal Alchemists.
Film ini harus diunduh 3x baru bisa ditonton. Pertama numpang wifi di rumah teman, eh filmnya hilang audio di klimaks; kemudian numpang wifi kantor, eh lupa bawa flashdisk lalu lama gak ngantor lagi karena pandemi; akhirnya pake wifi sendiri setelah dapat bonus paket data usai ganti sim card ke 4G. :mrgreen:

45. Another World
Tiga episode spin-off dan prekuel yang menarik dari Hello World. Jadi mengerti kehidupan asli Naomi Katagaki sebelum dia menemukan cara tuk masuk ke Alltale. Masih tidak yakin juga ini yang asli setelah tau Alltalenya memunculkan duplikat kemarin. Ntahlah, masih belum paham ending Hello World di Bulan.

46. Fauda season 3
Sudah lama tidak nonton serial. Agak syok dengan endingnya, masih sedih dengan Avihai, eh Yaara… Keseluruhan musim ketiga bagus. Episode di Gaza sungguh menegangkan, penuh baku tembak seru, dan jadi punya gambaran tentang kehidupan di Hamastan, dari terror tunnel, clan, hingga kehidupan warga biasa. Ada prosedur-prosedur militer yang menarik juga, misalnya mematikan lampu di Gaza atau meletakkan senjata ketika diekstraksi. Romansa internal menyebalkan seperti biasa. Tidak senang melihat hubungan Doron dan Hila atau Sagi dan Nurit.

Bulan ini belum berakhir tapi sudah diputuskan cukuplah segitu yang saya tonton. Teman-teman nonton apa selama work from home atau stay at home? Ada yang binge watching? Semoga pandemi lekas berlalu. Stay safe semua.

Empat Puluh

$
0
0
From this                                       to this
From this to this

Akhirnya, jatah 30an saya habis juga. Agak stress meninggalkan thirty something karena merasa belum siap dan tentu saja menolak tua, tapi sukses atau tidak, sesuai harapan atau tidak, saya genap 40 tahun. Puji Tuhan.

Kalau melihat doa di ultah sebelumnya, Tuhan mengabulkan sebagian besar yang saya doakan: kesehatan saya normal, nggak ada masalah baru selain yang sudah ada, palingan bolak-balik ke dokter gigi, dan itu kondisi yang luar biasa mengingat kondisi pandemi tahun ini; masih rajin membaca buku dan menambah banyak pencerahan; keuangan juga cukup. Tawaran teman di akhir tahun lalu bisa dieksekusi dengan lancar, dan dari situ di awal tahun bisa mengakuisisi smartphone baru, kacamata baru, TV baru buat ortu, dan buku-buku baru. Lepas dari proyek itu, tidak lama teman lain menawarkan kerjaan di usaha rintisan dia. Ini sebuah langkah besar. Setelah bertahun-tahun hanya “membantu orang tua”, lalu didukung pacar naik jadi freelance 4 tahun terakhir, maka tahun ini untuk pertama kalinya saya jadi anak kantoran. Walo cuma usaha kecil, tapi saya punya meja dan komputer sendiri. Tidak terima banyak, tapi tiap bulan punya duit. Sesekali masih dapat makan siang dari kantor pula. 😛

Di sisi lain, setahun ini saya tidak keluar kota sama sekali, artinya memutus tradisi sejak 2016. Ada kerjaan, ada pandemi, dan terutama tidak banyak tabungan karena seperti disebut di atas, tahun ini lebih banyak menginvestasikan dana di material ketimbang di pengalaman. Bulan lalu bahkan bisa mengganti kursi pribadi di kamar setelah yang lama dipakai puluhan tahun, dan bulan ini mengganti jam tangan (plus mengganti dompet dan masker, keduanya pemberian pacar, dan beberapa bulan sebelumnya mengganti motor, pemberian orang tua).

Mulai hari ini bakal forty something. Semakin tidak muda; mungkin semakin banyak kenalan yang harus dihindari karena berpotensi nyuruh segera nikah :mrgreen: Sekali ini lagi, saya cuma ingin terus dan semakin sehat, dan itu juga berlaku buat orang-orang terdekat terutama bokap, nyokap, dan pacar. Ingin ekonomi nasional membaik supaya kantor bisa semakin maju. 😉 Setahun ini, banyak teman terdiskonek dari kehidupan saya karena berbagai alasan, semoga masih bisa menjaga pertemanan dengan yang masih terkoneksi, di darat dan di internet. Tentu saja saya juga masih ingin traveling lagi; melihat dunia, kopdar, kencan dst, mari ditaruh semua dalam doa. Semoga Tuhan mengabulkan. Terima kasih untuk semua yang ikut merayakan hari istimewa ini. Sehat-sehat selalu yaa~

Film-film 2020 (Juli-Desember)

$
0
0

Akhir tahun kemarin sungguh sibuk. Tanpa disangka saya dapat kesempatan keluar kota semingguan sebelum Natal; kemudian rame Natalan; kemudian kerjaan kantor yang memang sudah menumpuk sejak sebelum saya ngetrip sudah menanti, akhirnya tidak sempat nengok blog hingga 2020 habis. Di paruh kedua 2020, nonton film tidak terlalu kencang juga, masih berusaha selang-seling film barat dan timur.

47. The Hunt
Saya suka drama politiknya yang konon liberal elite vs Trumpist sayap kanan, tapi lebih dari itu plotnya keren, tidak bertele-tele, dan brutal secara efektif. Skill dan sikap no nonsense Crystal sebagai eks militer mengesankan, plus daya tahan tubuh pada luka berat.

48. Da 5 Bloods
Spike Lee emang jenius, mengkombinasikan cerita perang Vietnam dengan Black Lives Matter dan sejarahnya, digerakkan plot berburu harta. Panjang tapi seru dan sangat menarik. Banyak footage legendaris pula. Akar segala kejahatan ialah cinta uang.

49. Ford v Ferrari
Film drama sejarah sport yang seru sekali. Sejumlah nama tenar muncul seperti Iacocca, Ferrari, Shelby, dan jadi kenal Ken Miles. Kurasa GT40 itu mobil yang cantik. Gak heran film ini panjang karena ceritanya juga tentang balap ketahanan. Saya suka karakter Mollie.

50. Damascus Cover
Adaptasi yang konon terlalu simpel dari novel aslinya. Cerita misi agen Mossad di Suriah yang medioker walo tetap menarik. Banyak elemen familiar dari plot spionase ada di sini tapi eksekusinya jelas terlihat kekurangan dana. Suka pengungkapan di akhirnya dan Olivia Thirlby. Senyum dia keren sekali.

51. A Whisker Away
Dunia kucingnya agak horor, berasa Spirited Away kalo ada plot manusia bisa berubah jadi sesuatu dan tidak bisa kembali dengan syarat tertentu. Syukurnya ini anime fantasi romansa anak sekolahan yang sungguh menyenangkan. Terbayang masa remaja saat tidak ada yang mengerti, mau lari saja. Kucing/cewek aroma matahari tu gimana ya. Bau gosong? Lagu-lagunya bagus.

52. My Hero Academia: Heroes Rising
Shoto gak dapet lampu sorot kali ini. Benar-benar the rise of Bakugou. Jadi selevel Endeavor dia keknya, mengalahkan dua penjahat pula. Suka plotnya, menyingkirkan kehadiran Pro Hero lain cukup cameo saja dan membagi peran di kelas 1-A lebih fair. Seru banget.

 

53. Patema Inverted
Anime sci-fi bagus banget. Plotnya keren, dengan plot twist jenius. Dibandingkan ini film Upside Down yang settingnya serupa jadi sampah betul. Ketakutan jatuh ke langit bisa kerasa. Sontreknya indah sekali, pake bahasa Esperanto pula. Gimana ya nanti romansa Patema dan Eiji dijalani?

54. Altered Carbon: Resleeved
Gak nonton serialnya jadi agak meraba-raba universe dan karakternya. Nonton karena faktor anime tapi ternyata seru banget. Suka setting cyberpunk x budaya Jepang, suka teknologi stack dan skins. Pertarungannya brutal abis darah bermuncratan macam video game. Holly cantik.

55. The Old Guard
Ternyata adaptasi komik, dan bagus. Banyak elemen familiar dari ceritanya tapi saya suka cuma ada satu kekuatan super: immortal, jadi plotnya manusiawi, sementara ini. Mereka bisa dikalahkan manusia biasa, dan harus berjuang susah payah. Charlize Theron keren sekali jadi Andromache. Menarik melihat kliping sejarah penampakan mereka di ujung film.

56. Greyhound
Adaptasi novel bagus mengenang Battle of Atlantic. Suka filmnya padat, pendek tapi penuh aksi. Yang kita tahu tentang Krause cuma dia lambat promosi dan sangat religius (ini juga nilai tambah), itu aja, tidak ada drama. Selebihnya cerita penuh bahasa kelautan dan pertempuran yang susah dipahami awam tapi menegangkan.

57. Invasion
Kelanjutannya Attraction ini brutal. Teknologi energi air aliennya makin keren. Lebih dari sci-fi, film ini ngasih kesempatan lihat cara perang Rusia, dari beralih ke teknologi analog ketika teknologi digital diretas alien hingga pamer arsenal dari S-400, Ka-50, Ka-226, Su-35 sampai Tu-160. Suka lihat Irina Starshenbaum. Nonton versi sulih suara Inggris pun saya agak sulit mengerti plotnya karena lupa kisah film pertama, tambah gak paham di klimaks Hakon mau ngapain, tapi film ini seru.

58. The Outpost
Adaptasi buku tentang Battle of Kamdesh. Pertempuran sengit di Afghanistan yang menghasilkan dua Medal of Honor. Menarik bahwa salah satu tentara di pertempuran itu memerankan dirinya sendiri di film. Film bagus mengenang mereka yang gugur demi GWOT. Terharu lihat footage di endingnya.

59. Beyond the Boundary (Kyoukai no Kanata)
Sudah lama tidak sesenang ini nonton serial anime. Dulu kelewatan ketika tayang di Animax bertahun tahun silam akhirnya kesampaian sekarang. Ceritanya seru, romansanya manis, karakter-karakternya lovely, tema supranaturalnya lumayan, komedinya lucu, visualnya bagus, dan musik op/ed-nya sungguh catchy.

60. Beyond the Boundary: I’ll Be Here – Past
Seluruh episode Kyoukai no Kanata diedit jadi satu film dengan plot disusun linear plus teaser sekuel. Pada akhirnya yang diinginkan Mirai Kuriyama cuma dielus-elus kepalanya sama Akihito Kanbara. Manis sekali.

61. Beyond the Boundary: I’ll Be Here – Future
Sekuel bagus. Menjelaskan sejumlah misteri di serialnya walopun tetap menyisakan beberapa hal menggantung. Minim pertarungan juga, rindu lihat Mirai bertarung. Senang lihat Sakura juga, kurasa karakter paling cool di cerita ini. Temanya menarik: plot amnesia tidak harus diakhiri dengan kembalinya ingatan.

62. Ghost in the Shell: Stand Alone Complex – The Laughing Man
OVA panjang bagus mengkompres musim pertama serialnya. Senang ketemu lagi Makoto, Batou, Togusa dll. Plotnya rumit berlapis, dari isu hacking jadi skandal farmasi jadi skandal politik melibatkan JMSDF. Penuh referensi sastra pula. TLM ini hacker yang sungguh sakti. Mayor terlihat seksi sekali di sini.

63. Ghost in the Shell: S.A.C. 2nd GIG – Individual Eleven
OVA panjang bagus mengkompres musim kedua serialnya. Plotnya lebih memusingkan. Dari bunuh diri massal karena virus komputer ke krisis pengungsi ke intrik politik melibatkan kudeta, genosida berkedok operasi militer, hingga serangan nuklir. Hubungan rumit AS dan Jepang juga jadi tema.

64. The Courier
Olga Kurylenko badass betul, sementara cantiknya Calli Taylor sukses mencuri fokus. Sampai Nick ketemu mbak kurir masih bagus, mulai dari parkiran jalan ceritanya gak masuk akal. Karakter-karakternya juga gak masuk akal. Bahkan kilas baliknya pun gak meyakinkan. Ngapain gerombolan bersenjata ini harus mengendap-endap dengan lambat kalo yang dikejar jelas gak bersenjata, dalam gedung terkunci, dan gak perlu hidup-hidup?

65. Coma
Temanya ternyata hanya Mugen Tsukuyomi saja seperti Naruto. Visualisasi settingnya sungguh memukau, dengan penggambaran dunia mimpi yang realistis: berbagai elemen ingatan bercampur dalam tiap adegan. Plotnya lumayan tapi miskin eksyen bagus kalau dibandingkan film serupa misalnya The Matrix atau Inception.

66. Project Power
Semacam X-Men x Limitless. Suka konsep cerita superheronya, dikombinasikan dengan plot detektif dan baku tembak tradisional, meski jadinya minim pertarungan antar superpower. Karakter Robin menarik: remaja, sekolah ancur, rapper, pengedar pil terlarang, temenan sama polisi pula. Seru dan bagus. Bisa nih dibuat sekuel.

67. The Gentlemen
Satu mahakarya lagi dari Guy Ritchie. Syukur britishnya mudah dimengerti. Plotnya keren. Suka ide membangun kebun ganja di tanah aristokrat demi biaya pemeliharaan mansion. Coach dan timnya sungguh kuda hitam. Komedi dark ini penuh stereotip termasuk tentang China dan Yahudi.

68. Steel Rain 2 : Summit
Plotnya jenius sesuai percaturan geopolitik asia timur, tapi ceritanya memang rumit: AS tag Jepang tuk melawan China dalam operasi Kagemusha; tapi (sayap kanan) Jepang tag China tuk tag Korut memancing Korsel melawan Jepang dalam konflik Dokdo. Jadi ada dua warmongers di Korut dan Jepang. Aksi militer masih fantastis: Underwater warfare melibatkan kapal selam 4 negara. Senang lihat aksi submarine hunter P-1. Parodi Donald Trump kocak tapi simpatik. Bagian terpenting dari summit justru ketika pemimpin tiga negara terperangkap di kapal selam. Bagus banget. Sebuah harapan menuju Korea yang bukan saja bersatu tetapi juga bebas nuklir.

69. Svaha: The Sixth Finger
Thriller misteri Korea menarik tentang sekte rahasia yang ternyata bukan kaleng-kaleng. Killer Buddha vs Buddha killer ini. Temanya Buddhisme tapi juga penuh elemen agama lain termasuk Kristen. Sayang polisi gak kebagian showdown tapi saya menikmati investigasi pastor Park.

70. Peninsula
Hampir saja sumpah serapah andai endingnya macam Train to Busan, untung nggak. Car chase-nya keren brutal, jadinya sungguh suka karakter Joon-i: Badass underage driver. Sekuel bagus tapi di sini konfliknya human vs human, zombienya sudah jadi lingkungan hidup. 4 tahun sesudah outbreak dan dunia masih baik-baik saja, seharusnya semenanjung Korea sudah bisa diinvasi dunia internasional untuk pembersihan.

71. The Negotiation
Obat kangen ke si cantik Son Ye-jin, 2,5 tahun nggak liat. Crime thriller menarik walau banyak loophole dalam plot. Kalo memang sejak semula memiliki barang bukti lalu penyanderaan buat apa? Toh tidak ada pengakuan tambahan selain si reporter ternyata intel. Aneh juga raid harus pake kamera di rifle, hostage rescue tapi yang diincar duluan generator, belum lagi soal intel yang sangat buruk sehingga tidak ketahuan posisi di mana. Senang endingnya lihat politisi dan jenderal busuk disidang.

72. Ava
Drama keluarga Ava sebenarnya menarik, tapi kepanjangan, terlalu banyak karakter dan subplot (alkoholik, Michael dan Toni) sehingga mengaburkan cerita utama Ava sebagai pembunuh bayaran. Ujungnya miskin eksyen yang ditunggu-tunggu Organisasinya Ava nggak jelas, konflik internal Ava, Duke, dan Simon juga nggak paham. Diselamatkan Jessica Chastain saja ini. Di salah satu poster malah ada gambar helikopter, mobil sport ngebut, Michael pegang senapan, dan adegan perang. Bullshit semua nggak ada di film.

73. Queen Marie of Romania
Film sejarah bagus sekali tentang Ratu Marie dengan fokus perjuangan dia di Paris Peace Conference demi Greater Romania. Lebih dari peristiwa historis yang penuh tokoh penting itu sungguh menarik memperhatikan konflik dan drama dalam keluarga kerajaan. Pangeran sulung yang mencintai wanita bukan ningrat, pangeran bungsu yang nggak mau pulang, etc. Bisa ngenali kalo May adalah Ratu Mary, tapi nggak sadar kalo David Windsor adalah bakal Edward VIII. Dia sudah ngasih petunjuk padahal ketika ngomong kalau dia bakal menikah dengan wanita yang dia pilih sendiri. 😆

74. Ready or Not
Horor dark comedy menarik. Pertama, setannya ternyata eksis sodara-sodara. Kukira horornya cuma bertahan hidup dari bunuh-bunuhan saja eh ternyata. Kedua, Samara Weaving cantik sekali astaga, semacam Kate Upton diaduk dengan Margot Robbie. Sebuah film yang sungguh menghibur bagi sobat miskin. Seru dan memuaskan.

75. The Messenger
Sebuah tribute untuk pahlawan Polandia Jan Nowak-Jezioranski dan dramatisasi peran dia menjelang Warsaw uprising. Bagus, seru, historis, dan terasa otentik melihat lanud RAF dijejeri B-24 Liberator, kereta uap, atau dokar. Syukurlah nggak diselipi kisah cinta dengan mbak Gestapo.

76. Baaghi
Film eksyen yang menghibur karena seru dan sering lebay khas India. Familiar karena klimaksnya terinspirasi The Raid walopun beladiri Tiger Shroff tidak secantik Iko Uwais. Setting alamnya bagus. Suka kostumnya Shradda Kapoor, seksi abis. Usai nonton malah tertarik identitas GM Shifuji Bhardwaj yang memerankan salah satu karakter pembantu.

77. Baaghi 2
John Rambo pun bakal sungkem sama Ronny. Posternya nipu ini, helinya bukan Blackhawk. Kurang sreg plot Neha gagal membuktikan eksistensi Rhea dan kemudian bunuh diri. Kok gak ada insting tuk survive demi Rhea atau CLBK. Operator (pasukan khusus) jadi detektif ya gimana, jelek skill investigasinya. Endingnya jadi berasa Radit dan Jani.

78. War
Berasa Mission Impossible versi India. Settingnya global & eksyennya hebat; Hrithik Roshan dan Tiger Shroff jempolan, tapi Anupriya Goenka mencuri perhatian. Ceritanya seru dengan plot twist mengejutkan, tapi banyak plotholes. Film ini gak perlu 150 menit kalo Khalid gak ngejar Saurabh. Ada banyak prosedur operasi khusus yang dilanggar terutama ketika Kabir bekerja sendirian, misalnya bolak-balik ditelpon Kolonel saat mengejar Firouz. Saya terkesan pada pesawat kargo mashup Il-76 dan A400.

79. Baaghi 3
Berusaha menyabarkan diri lihat plot kakak-adiknya, cerita agak membaik setelah setting di Syria, tapi klimaksnya aduh parah. Menyerbu ISIS sendirian yawdalah, tapi menjatuhkan tiga heli dengan tangan kosong sungguh lebay kuadrat. Siya gak seru, kurang hot. Ini paling buruk dari trilogi Baaghi.

80. Torpedo: U-235
Sebenarnya premisnya aneh, grup gerilya Belgia dikirim mengawaki U-boat curian tuk misi rahasia. Kenapa mereka? Mana cerita pengiriman uranium dari Belgia untuk Manhattan Project kan bukan begini, haha. Tapi film Belgia bajet rendah ini digarap bagus. Segala drama dan ketegangan yang bisa terjadi di kapal selam tersaji realistis dan heroik. Sayang endingnya terasa ada yang hilang ketika U-235 mulai naik, kok langsung fast forward.

81. The Angry Birds Movie 2
Kocak menghibur. Agak aneh melihat Birds dan Pigs berdamai karena makin nggak nyambung dengan gamenya, tapi seru juga lihat kedua pihak bekerjasama. Side story hatchlings malah lebih lucu dan lebih seru lagi. Agak bingung masalahnya apa di pulaunya Zeta karena walaupun dingin di sana ada sumber panas vulkanik.

82. Enola Holmes
Baru tahu ada serial novel pastiche petualangan Enola dan adaptasinya bagus. Misterinya tidak serumit level Holmes Brothers tapi film ini menyenangkan dalam banyak hal, terutama kekuatan karakter Enola. Semoga ini menjadi awal franchise panjang. Akhirnya ada juga Enola lain yang bisa kuingat selain Enola Gay.

83. Zombieland: Double Tap
Petualangan berlanjut. Sepanjang film deg-degan nggak rela ada karakter utama yang gugur. 10 tahun outbreak bisa eksis komunitas pacifist yang melebur senjata sungguh konyol. Zoey Deutch lucu, tapi Emma Stone kelewatan mempesona. Sekuel yang menghibur dengan brutal.

84. Hit-and-Run Squad
Film eksyen polisi Korea yang menarik. Selalu suka karakter-karakter polisi baik (dan badass) yang gak peduli karir demi keadilan, tapi para polisi korupnya kok gak jelas motifnya. Kisah detektifnya jadi hilang berganti Fast & Furious, endingnya malah bolong karena kurang jelas masalah internal polisinya gimana. Film seru yang semoga ada sekuelnya.

85. Mutual Relations 2
Nonton ini hanya karena sudah nonton prekuelnya dan yah bisa sambil videocall karena nggak ada subtitelnya jadi nggak paham dialognya. Lumayan tuk cerita seks ringan saat libur maulid.

86. Warriors of the Dawn
Cerita Gwanghae (dulu nonton kisah beliau ketika sudah jadi raja di film Masquerade) saat masih pangeran dalam perang Imjin bersama unit Daerib, literally proxy king dan proxy soldiers. Suka perkembangan karakter sang putra mahkota. Penuh pertempuran heroik terutama di klimaks. Penasaran karakter Duk-yi. Selir? Menarik melihat bendera menjadi pusaka dan simbol kedaulatan.

87. Welcome to Dongmakgol
Menanti-nanti ternyata tidak ada unsur supranaturalnya kecuali kupu-kupu misterius. Memang tidak ada penjelasannya mengapa desa itu ‘hilang’. Ceritanya bagus dan heroik walo rasanya overkill membungkam sarang arhanud dengan carpet bombing B-29. Mengapa juga pilot US Navy menerbangkan P-47? Temanya bagus, aliansi utara-selatan, ketika Perang Korea pula.

88. Defiance
Adaptasi buku dan dramatisasi kisah Bielski partisans. Terharu melihat perjuangan partisan yahudi Belarus/Polandia ini bertahan sekian tahun di hutan dengan kondisi terbatas demi menghindari ghetto Nazi. Sejarah lintas bangsa begini tentu penuh kontroversi, tapi ini tribute bagus tuk Bielski brothers.

89. 6 Underground
Eksyennya jempolan standar Michael Bay. Suka markasnya di kuburan pesawat. Jalan cerita sangat maksa. Meluncurkan kudeta sungguh absurd. Rezim pariah gak bakal jenderal-jenderalnya pesta di Las Vegas. Kalo punya adik jadi ancaman kenapa ditaruh di Hong Kong? Motif apa mau menyelamatkan dunia tapi anonim coba? Dan kenapa para anggota jadi jodoh-jodohan?

90. The Favourite
Komedi hitam sangat menarik dari sejarah Inggris. Tentu saja usai nonton ini jadi baca-baca sedikit tentang Ratu Anne dan kedua sepupu yang bersaing. Plotnya bagus, intriknya seru, drama dan setting istananya mencerahkan, sudut lensa syutingnya yang lebar unik, dan suka musiknya. Persaingan Sarah dan Abigail menimbulkan pertanyaan menggelitik tentang cinta: apakah cinta itu yang jujur atau yang gombal? Bonus: penampakan payudara Emma Stone.

91. Emperor
Drama sejarahnya sungguh menarik, kisah Bonner Fellers melacak keterlibatan Hirohito dalam PD 2. Banyak sosok besar muncul termasuk Tojo, Konoe, MacArthur, dan sang Kaisar sendiri, sayangnya film dibebani subplot romansa yang walaupun lumayan tapi klise dan nggak perlu. Saya suka bagimana Hirohito diceritakan berperan vital dalam mengakhiri perang.

92-97. Saint Seiya
Proyek sembilan tahun dari 2011 akhirnya kelar juga setelah enam musim dan 114 episode. Dulu tidak mampu mengikuti ketika tayang di TV jaman masih sekolah, sehingga menuntaskan ini menjadi obsesi tersendiri. Dengan segala kekurangannya dari segi plot dan penggarapan, ini cerita yang luar biasa dan dari sejak booming punya tempat tersendiri dalam fantasi saya. Tahun ini mulai melanjutkan Hades Chapter.  

 

Sebenarnya saya sudah nyerah ngeblog sejak Oktober kemarin. Gutenberg editor di wordpress ini sungguh membuat sakit kepala. Saya tidak punya waktu lagi untuk mempelajari hal baru yang hanya akan dipakai tiga kali setahun. Sungguh menyebalkan. Untunglah ketika mengedit draft post ini bisa menemukan cara kembali ke classic editor. Artinya saya masih akan posting lagi. Sampai bertemu di film-film berikutnya. 

Film-film 2021 (Januari-Juni)

$
0
0

Pakabar? Setengah tahun (lebih) 2021 berjalan, pandemi malah makin parah walau vaksinasi juga makin meluas. Semoga yang masih baca blog ini dilimpahi kesehatan dan panjang umur selalu. Tidak lupa turut berdukacita untuk setiap anggota keluarga, sahabat, teman, dan kenalan yang menjadi korban wabah berbahaya ini. Karena pandemi bioskop jadi sepi, film-film baru makin banyak yang rilis di kanal streaming. Saya jadi sering lebih cepat juga mengakses film baru. Sedikit ini saja yang saya nonton di semester pertama tahun ini, seperti biasa disertai sedikit komentar.

1. Soul
Animasi bagus dengan musik jazz bagus, tapi tema dan filosofinya terlalu memusingkan. Yah mungkin saya saja yang nggak menikmati konsep great beyond/before. Bingung Joe bisa ke the zone memanfaatkan flow state tapi nggak bisa pulang lagi sehingga menyatakan diri mati. 🙄

2. Tenet
Bukan film yang mudah dimengerti tapi suka idenya, segar dan menarik dalam soal time travel. Salut tuk Nolan. Cerita dan eksyennya bagus walo karakter antagonis ‘penjahat Rusia’ agak membosankan. Tenet sendiri organisasi yang luar biasa, bisa menyerbu ke Siberia pake helikopter Chinook. Dari mana itu forward airbase-nya?

3. Wonder Woman 1984
Ngerti ide utamanya, tapi eksekusinya ancur. Plot dreamstonenya keberatan dan klise, apalagi ditambah plot perang nuklir AS-USSR, makin klise dan chaos. Steve, pilot era WWI, nyuri swing-wing fighter jet dari museum adalah bagian termustahil. Mana diterbangkan Washington DC – Kairo bolak balik pula. Plot Diana, Steve, dan Dreamstone mengingatkan pada Sasuke, Kakashi, dan Edo Tensei pada kisah Naruto. Nyaris mustahil orang rela berbesar hati membatalkan keinginan yang sudah terkabul meskipun sebesar apapun biayanya. Lebih masuk akal kalo jadi musnah ketika Max Lord dikalahkan. Klimaksnya salah.

4. Joker
Dari semua adegan, bisa relate ketika Arthur ternyata hanya berimajinasi pacaran sama Sophie. Film menarik tentang karakter yang tidak pernah diselamatkan. Opsinya memang jadi penjahat saja. Keseluruhan cerita mungkin bisa berubah kalo Arthur beli gun holster usai diberi revolver.

5. The Eight Hundred
Dramatisasi Pertahanan Gudang Sihang dalam Battle of Shanghai 1937, ketika PD2 mulai duluan di China tapi negara-negara barat masih jadi penonton (termasuk secara harfiah). Situasi ketidakberdayaan komunitas internasional menonton perang dari seberang sungai dalam kemewahan terasa seperti sindiran terhadap berbagai situasi konflik dunia saat ini. Film ini jadi kontroversi dengan pemerintah RRC karena menggambarkan heroisme perjuangan pasukan Nasionalis. Komprominya terlihat dari bendera Kuomintang yang ‘disensor’ (matahari putihnya hilang) dan hanya tampak dari jauh. Ceritanya sangat heroik tapi akurasi sejarahnya dipertanyakan. Endingnya terasa menggantung. Tidak jelas nasib pasukan yang ditinggalkan untuk menjaga garis belakang. Tidak diceritakan juga nasib pasukan utama setelah berhasil mencapai konsesi internasional.

6. Vanguard
Satu lagi dari Jeki Cen, kali ini membentuk tim sekuriti internasional. Tentu penuh eksyen seru tapi plot dan prosedur militernya berantakan. Tim Vanguard markasnya terlalu canggih tapi sebenarnya kekurangan personil. Brotherhood of Vengeance berlokasi di Timteng tapi bermarkas di istana yang jelas bergaya India. Nggak masuk akal ada cenderawasih di Afrika. Hostage rescue tanpa rencana exfiltrasi matang. Saya menghargai usaha menghadirkan kapal induk dan arsenalnya (bahkan armada), tapi begitu lihat F-35C langsung tahu landing gearnya salah. Usaha menembak kapal induk yang terlalu ribet, keknya terinspirasi video youtube propaganda Rusia. Sebaliknya usaha armada mempertahankan diri juga terlalu ribet. Drone sebesar itu cukup pakai rudal hanud. Suka lihat Miya Muqi.

7. Detective Dee: Solitary Skies Killer
Tidak semewah 3 film Di Renjie yang pernah kutonton sebelumnya, terlihat dari cast, setting, dan fight scenes yang lebih sederhana, tapi ceritanya lumayan menarik. Di Renjie sering kehilangan arah dan kecolongan kali ini. Tahu-tahu dia muncul sudah plot twist di klimaks. Ular di posternya sungguh menipu. Tipikal FTV.

8. Chasing the Dragon II: Wild Wild Bunch
Cukup nostalgik lihat setting dan teknologi 90an seperti pager dan handphone dengan sim card besar. Ceritanya seru, penjinak bom + polisi undercover. Terpesona lihat keseksian Sabrina Qiu sepanjang film. Sayang Fiona Zhen hanya sekilas. Akar segala kejahatan ialah cinta uang.

9.The New Mutants
Seri terakhir dari franchise X-Men di 20th Century Fox. Idenya segar, tapi ceritanya nggak berkembang dan nggak heroik tanpa musuh. Ntah mengapa mereka diawasi Cecilia Reyes dan Essex Corp. Tanpa sekolah Prof. Xavier, jadi kehilangan kesempatan mengenal tiap karakter sebagai Cannonball, Sunspot, Wolfsbane, Magik, dan Mirage.

10. The Pacific
Senang akhirnya kesampaian kelarin ini. Musiknya megah sekali. Sebagai warga Pasifik merasa sangat relate dengan cerita dan settingnya. Serial perang yang sangat bagus. Melihat bagaimana brutalnya perang membentuk (atau membunuh) tiap karakter. Terkesan dengan karakter Lena Bassilone yang setia menjanda hingga meninggal.

11. Monster Hunter
“Kapten” Milla Jovovich, 45 tahun. Wow. Ceritanya membuat US Army dan persenjataan modern terlihat konyol, tapi susah dikomentari karena seperti Rampage, ini adaptasi dari game. Aneh kan monsternya kebal peluru tapi bisa dibacok. Lumayan seru walo kelamaan menanti Artemis bertransformasi dari ranger menjadi hunter. Banyak penjelasan yang hilang, misalnya mengapa persenjataan di new world bisa mengeluarkan api atau petir. Desain Kaijuu-nya bagus, tapi nggak paham fungsi tangannya diablos buat apa.

12. Knives Out
Film misteri pembunuhan yang panjang tapi bagus, dipenuhi banyak karakter menarik (diperankan banyak bintang juga). Paling unik jelas Marta yang punya fitur muntah kalau berbohong. Ceritanya sungguh bikin penasaran. Suka bagimana trik dan motif diungkap oleh detektif Blanc.

13. The Question of Love
Film pendek tentang definisi cinta menurut filosofer Alain Badiou. Mencintai adalah mengambil resiko bergantung pada orang lain, pilihan yang berlawanan dengan individualistis era modern. Menarik. Memberi kekuatan untuk menjalani hubungan.

14-16. Saint Seiya: The Hades Chapter
Kelar juga 3 musim OVA Hades. Seperti biasa helm para karakter mudah sekali rusak dan lepas. :mrgreen: Klimaksnya agak terburu-buru setidaknya dari sinopsis manganya. Gak kelihatan misalnya gimana Seiya dilempar pedang atau Shun dkk transfer cosmo ke Athena. Eniwei, puas nontonnya dan terjawab misteri kakak Seiya yang hilang.

17. Sword of the Stranger
Anime bagus tentang persahabatan anak lelaki dan anjing shiba inu, dihiasi banyak pertarungan seru dengan darah bermuncratan. Menarik bahwa para antagonisnya dari Ming China.
Quote: “If you’re going to be so temperamental, you shouldn’t rely of others.” Nanashi ke Kotaro.

18. Ghost in the Shell Arise – Border 5: Pyrophoric Cult
Setelah nyaris 3 tahun akhirnya bisa nonton seri 5 dari GitS: Arise. Sudah lupa Kolonel Hozumi itu yang mana tapi senang bertemu Mayor Kusanagi dan timnya lagi, terutama Tachikomas. Ending songnya bagus.

19. Summer Wars
Satu anime jenius lagi dari Mamoru Hosoda. Selalu menikmati kisah (akhirnya) romansa dengan cewek kakak kelas. Suka lihat desain dan konsepnya VR OZ. Bagus ceritanya combo konflik keluarga dan terorisme siber, dengan bumbu sejarah era Perang Sekigahara.

20. Night is Short, Walk on Girl
Anime komedi romantis yang sangat absurd tapi menarik. Menarik bagaimana Otome fokus pada menikmati masa mudanya dengan sangat ceria dan alkoholik, tapi dia juga sangat baik. Rasa kesepian menjadi penyakit yang menulari banyak orang karena hidup manusia saling terkait.

21. Generation War
Miniseri PD2 yang sungguh epik. Bersinar dan padamnya third reich dari mata tentara Jerman, perawat, artis, gerilyawan Polandia, Yahudi Eropa, dan tentu saja masyarakat, dalam brutalnya medan Front Timur. Drama perang tanpa heroisme layaknya film perang Amerika, hanya tragedi.

22. 1944
Film perang Estonia yang sangat menarik. Bagaimana pemuda-pemuda Estonia di PD2 direkrut paksa menjadi tentara Jerman atau Sovyet dan terpaksa saling berperang; Bagaimana pengawasan brutal rezim komunis dengan ancaman gulag; dan drama dua surat ke Aino Tammik, yang ternyata menjadi penghubung kedua bagian cerita.

23. Fortress of War
Dramatisasi pertahanan benteng Brest di Belarussia ketika awal operasi Barbarossa. Sangat heroik, tapi tidak sadis. Pertempurannya brutal dan berat. Menarik bahwa penutur kisahnya masih 15 tahun. Baca-baca usai nonton lalu jadi tahu kalo Veranika Nikanava pemeran si cantik Anya wafat 2019 karena hanyut di Alaska. Sedih.

24. Downfall
Kesampaian juga nonton film wajib ini setelah bertahun-tahun hanya terpapar memenya. Dramatisasi bagus dan menarik. Menyimak runtuhnya mimpi third reich dan nasib (sebagian) aktor utamanya. Memahami kejahatan Hitler dalam balutan kharisma dan pesona pribadi dia.

25. Aircraft Carrier Ibuki
Dramanya menarik, menunjukkan mental anti-perang Jepang dalam situasi konflik supaya pertempuran tidak menjadi perang, dan mencegah menang mutlak demi diplomasi masa depan (walaupun terlihat sangat konyol). Eksyennya gagal mengimbangi karena bukan Holiwud, tidak terlihat pertempuran yang menarik kecuali sedikit dogfight, bahkan flightdeck sangat sepi. Sebagai adaptasi manga kurasa sebaiknya cerita berbentuk anime. Minimal kalo ceritanya meleset, eksyennya kena. Sempat baca dua chapter pertama, jelas di situ musuhnya RRC.

26. Valley of Tears
Tribute keren dan menegangkan mengenang heroisme Israel dalam Front Utara Perang Yom Kippur. Klimaksnya cukup tuk menggambarkan mengapa Battle of the Valley of Tears termasuk most important tank battles in history. Drama dan perkembangan karakternya bagus. Saya suka detilnya, termasuk decit tank Centurions ketika bergerak.

27. Funan
Animasi Prancis bagus tapi getir menceritakan perjuangan satu keluarga di Kamboja melewati 4 tahun rezim Khmer Merah. Menyesakkan menonton satu demi satu anggota keluarga patah semangat dan tewas. Sungguh rezim komunis paling ekstrim sepanjang sejarah.

28. Mosul
Film eksyen dengan judul sama dengan dokumenter yang kutonton 2019 silam. Tribute bagus mengenang anggota tim SWAT Nineveh yang gugur dalam Battle of Mosul. Secuplik pertempuran brutal membebaskan kota Mosul dari kekuasaan ISIS. Sangat seru, sangat realistis, sangat heroik. Banyak aspek konflik Irak dan ISIS yang bisa dipelajari dari realistisnya film ini, termasuk penggunaan SVBIED, drone kamikaze, keterlibatan PMF dan penasihat militer Iran, dan strategi ISIS.

29. Zack Snyder’s Justice League
Nah ini baru bener filmnya. 120 menit di Justice League dibagi untuk 6 protagonis termasuk 3 karakter baru jelas konyol, 242 menit lebih adil. Sebuah contoh bagus studio film mau introspeksi dan menerima masukan dari pemain, kru, dan fans. Gal Gadot mempesona sekali.

30. The Lion King
Animasi komputernya luar biasa tapi karakter jadi kekurangan ekspresi. Di klimaks saya nggak bisa membedakan Simba dan Scar. Memang berasa NatGeo+dubbing. Dengan visualisasi realistis, jadi aneh lihat singa nggak makan daging atau minimal berburu. Ada nostalgia di ceritanya yang familiar tapi OST-nya kalah berkesan dari TLK asli, bahkan dengan lagu yang sama.

31. Mulan
Remake yang mengecewakan. Walau plotnya relatif sama tapi perubahan elemen-elemen pentingnya sangat merusak. Chi, phoenix, penyihir, pertempuran, gak jelas semua. Bertarung dan menghadap kaisar tu iket rambut kek. Disneynya jadi gak dapet, period Chinanya juga nanggung.

32. Raya and the Last Dragon
Lebih keren dari yang kuharap. Animasinya sungguh cantik, elemen ‘asia tenggara’nya pas dengan dunia fantasinya dan terasa familiar, karakter-karakternya menyenangkan dengan komedi menghibur. Ceritanya bagus. Agak berasa RPG dengan peta dan mengumpulkan items.

33. EXIT
Gak heran ini film terlaris ketiga di Korsel 2019. Emang bagus. Eksyennya menegangkan, komedinya juga kocak. Ada banyak hal yang terasa relate dari karakter utamanya misalnya dia pengangguran dan jomblo patah hati. Senang lihat YoonA jadi pemeran utama.

34. Tazza: One Eyed Jack
Film ketiga dari seri judi bertaruh nyawa Tazza. Masih sangat seru, penuh intrik, menegangkan, dan dihiasi wanita cantik; kali ini Choi Yu-hwa. Masih nggak paham motif Madonna dan hubungan dia dengan Mata Satu. Ending Madonna dengam Il-chul juga gelap. Jadi selama ini ibunya Il-chul low profile jaga rumah makan dengan duit sekulkas?

35. Master
Eksyen kriminal yang sangat seru. Plotnya bagus, karakter-karakternya menarik, twistnya juga oke. Ternyata sampai ujung film ada adegan ekstra. Andai saja semua penipuan berkedok investasi di negara sendiri juga bisa berakhir bahagia seperti ini.

36. Collectors
Film heist+caper Korea yang menyenangkan. Cerita “tomb raider”nya seru dengan plot twist bagus; komedi khas Koreanya juga pas walau filmnya serius. Shin Hye-sun dan Park Se-wan jadi pemanis penting. Suka temanya penyelamatan relik budaya dan sejarah.

37. Generation Kill
Tidak disangka miniseri ini menyegarkan. Memberi gambaran apa saja yang salah di Perang Irak mulai dari invasi. Banyak hal menarik sepanjang perjalanan 1st Recon Bn, misalnya motivasi dan interaksi para karakter. Penuh jargon militer.

38. The Last Vermeer
Dramatisasi dari adaptasi buku tentang Han van Meegeren yang ternyata adalah tokoh sejarah Belanda yang sangat menarik dan terkenal. Jadi belajar tentang belio dan persidangan kasus lukisan belio. Sayang penceritaan film membuat belio hanya jadi karakter kedua sementara protagonisnya adalah si kapten Yahudi dan kisah cintanya yang problematik.

39. Karbala
Dramatisasi Battle of Karbala City Hall 2004 antara pasukan Polandia & Bulgaria versus milisi Sadr. Bukan Hollywood jadi low budget tapi cukup seru walau tanpa banyak SFX. Susah juga cari sejarah peristiwa ini, konon tidak diakui. Adegan favorit: tentara menembak hancur speaker mesjid. 😉

40. A Private War
Drama biografi kehidupan (dan kematian) jurnalis perang Marie Colvin. Cerita luar biasa tentang perjuangan menceritakan penderitaan warga dari berbagai lokasi konflik dan perjuangan diri sendiri melawan PTSD. Rosamund Pike sangat mengesankan.

41. Panipat
Dramatisasi Third Battle of Panipat antara Kekaisaran Maratha versus Kekaisaran Durrani alias India versus (penjajah) Afghanistan. Sejarahnya menarik, tapi sinematografi dan efek khususnya kurang memuaskan. Dengan durasi 3 jam pun kesulitan mengkompres seluruh perang jadi epik. Narasinya ala Pearl Harbor: kalah tapi heroik dan kemudian (di masa depan) balas dendam. Semangat propaganda nasionalisme Hindu juga sangat kuat.

42. The Warrior Queen of Jhansi
Produksi Inggris tentang Rani Laksmibhai dengan banyak narasi politik dan diplomasi. Sayang ceritanya kaku dan keberatan dialog, sekaku karakter utamanya yang pahlawan feminis tanpa cela. Aneh Ratu Victoria punya ajudan India. Film ini punya kelebihannya sendiri tapi tetap masih lebih epik Manikarnika tentang karakter yang sama.

43. Tanhaji: The Unsung Warrior
Satu film saffronization lagi: Maratha sebagai terjajah dan Mughal sebagai penjajah. Kali ini dramatisasi Battle of Sinhagad dan heroisme Tanaji Malusare. Bagus ala 300 + Prince of Persia walau agak heran nelihat Udaybhan memakai pedang seperti menggunakan halberd dan meriam raksasa yang nggak sekalipun operasional. Bisa dimengerti mengapa jadi film terlaris di India 2020.

44. Kama Sutra: A Tale of Love
Kesampaian juga nonton kisah erotis ini setelah 25 tahun walo bagian-bagian yang disensor harus ditonton terpisah di web. (Syukurlah masalah sensor mudah diatasi di era internet). Samar=samar teringat dulu film ini heboh sekali ulasannya di media cetak. Di luar bayangan saya ceritanya menarik. Saya juga suka setting sejarah dan kehidupan istananya. Somehow I can relate with Jai Kumar.

Di harddisk masih menumpuk banyak serial dan film bagus misalnya Wandavision dan Rurouni Kenshin the Final tapi nantilah semester berikut. Stay safe teman-teman, pandemi masih panjang.

Empat Puluh Satu

$
0
0

Ketika tahun lalu ‘mengeluh’ bahwa dari 39 ke 40 putus tradisi perjalanan ke luar kota, tidak menyangka bahwa dari 40 ke 41 malah bakal dua kali ke Jawa di akhir 2020 dan 2021, total ke empat kota di tiga provinsi, di tengah pandemi yang lagi menanjak pula. Sesuatu yang luar biasa secara pribadi.

Kangen eskrim McD. Di kota sini gak ada. 😦

Menjadi 41 adalah rambut yang semakin membotak, kantor yang semakin sepi bisnis, sahabat dan kerabat yang dipanggil Tuhan, LDR yang lebih berat, dan sepertinya lebih cepat lelah. Tapi Chelsea, Inter, Atletico, dan Dortmund kemarin juara semua itu juga sesuatu banget, dan serumah dilindungi Tuhan dari pandemi. Di luar itu hidup masih sama menyenangkannya (atau sama membosankan).  Masih belum punya Instagram atau langganan Spotify. Masih belum bisa berenang atau masak sayur (tapi akhirnya bisa masak oats). Masih sangat terganggu dengan pengeras suara mesjid yang kekencangan bunyinya. Masih main Tumblebugs 2 dan menanti One Piece tamat. Masih bermimpi trip ke luar negeri lagi. Masih pengen tidak tidur sendirian lagi. 😆 Menjadi 41 adalah berkat dan anugrah Tuhan yang luar biasa. Segala puji syukur hanya bagi Yesus Kristus.

Happy Birthday to me.


Film-film 2021 (Juli-Desember)

$
0
0

2021 berlalu dengan berat sehingga semua jadi sedikit. Baca sedikit, nonton juga sedikit. Padahal kemarin-kemarin maunya membatasi nonton supaya lebih banyak baca. Di paruh kedua 2021 kemarin akhirnya saya bisa memasang koneksi internet rumah (tentu saja Telkom Speedy, satu-satunya ISP yang tersedia). Dengan bandwith yang lebih stabil jadinya di daftar kali ini ada lebih banyak serial, miniseri, dan bahkan reality show. 

48. The Tomorrow War
Premisnya bagus walo banyak elemen yang familiar dari film lain. Eksyennya seru. Permasalahan utama lagi-lagi pada logika dan prosedur militer yang menimbulkan banyak pertanyaan. Ayolah, terbang tanpa terdeteksi dari AS ke Rusia? Perang di 2051 tapi masih pake cara dan taktik 1951. Kenapa cuma mengirim infantri dengan senjata kecil kalo zirah whitespikes bisa dijebol dengan gergaji mesin? Kenapa pakai racun kalo dari awal bisa pakai C-4? Kenapa main pahlawan sendiri dan tidak melibatkan Rusia? Terlalu banyak sambat nonton ini.

49. Black Widow
Akhirnya Natasha Romanoff dapat film sendiri, bagus pula. Eksyennya biasa saja tuk standar Avengers, kadang terlalu halus karena semua musuh mau diselamatkan. Drama antar anggota keluarga jadi kekuatan cerita. Jadi lebih ikhlas Natasha gugur sesudah nonton ini. Tinggal menanti Yelena tampil di film MCU berikutnya. Karakter-karakternya menyenangkan.

50. Mortal Kombat
Lebih menghibur dari yang kuharapkan. Suka adaptasi ini berorientasi menyenangkan fans, termasuk banyak darah dan kalimat familiar. Ini hanya kisah pra-turnamen tapi korban sudah berjatuhan dengan epik. Jadi ngerti kenapa mesti ada Cole Young meski bukan karakter menarik. Cerita dragon mark atau arcana itu bagus.

51. Friends: The Reunion
Reuni yang seru banget, kocak abis (tentu saja), mencerahkan, mengharukan, dan sangat menghangatkan hati. Meski dulu hanya nonton musim-musim terakhir sitcomnya tapi Friends adalah bagian penting sejarah hidup yang selalu layak dikunjungi kembali. I always love Jennifer Aniston. It’s really good to see you all.

52. Ocean Waves
Karya lawas Studio Ghibli. Cerita ringan yang sedikit mengingatkan situasi SMA 90an. Belum ada HP, menunggu jadi membosankan dan susah janjian. Cerita cinta segitiga ringan yang nggak relate karena asmara adalah kenangan tak sampai di masa sekolah.

53. Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba – The Movie: Mugen Train
Anime bersejarah karena jadi film terlaris 2020. Lama ragu nonton karena tahu akhir kisahnya tragis, tapi kemudian terpesona juga dengan visualisasi modern dan intensitasnya. Kimetsu no Yaiba memang cerita bagus sekali. Padat, brutal, dan gak bertele-tele.

54. Birthday Wonderland
Ceritanya kedodoran, konfliknya lemah, banyak plotholes yang butuh penjelasan (saya penasaran keset dobel, siapa yang pernah ke dunia paralel sebelumnya?), dan protagonis utama tidak mengalami perkembangan karakter, tapi perjalanannya sendiri bisa dinikmati. Chii mencuri perhatian dari Akane tapi sejak awal saya terpikat ibunya Akane.

55. Re:ZERO -Starting Life in Another World- The Frozen Bond
Sempat bingung kenapa sepanjang film cuma ada Emilia dan Puck, ternyata OVA ini prekuel musim pertama serialnya. Brutal khas kisah Re: zero, klimaksnya agak kurang dikit, mestinya keliatan Melaquera tewasnya gimana. Emang dingin banget ceritanya tanpa Subaru, Ram, dan Rem.

56. WandaVision
Sebuah keadilan yang ditunggu buat favorit saya Wanda yang hingga Endgame terasa understrenght dan underrated. Ternyata selama ini belum menjadi Scarlet Witch. Chaos Magic tuk The Hex jauh lebih kuat dan menakjubkan daripada Mugen Tsukuyomi walaupun lingkupnya terbatas. Sungguh kekuatan impian. Kisah cinta dan dukanya menyentuh. Wanda vs Agatha terasa Sasuke vs Itachi (di Naruto) dengan sejumlah rasa genjutsu sharingan, misalnya ketika Agatha membawa Wanda kilas balik. Banyak clue ke cerita MCU berikutnya, sungguh mengecewakan plot Pietro cuma prank. Serial bagus dan gaya sitkomnya menarik.

57. Hitman’s Wife’s Bodyguard
Film “kartun” The Hitman’s Bodyguard ternyata berlanjut. Lawakannya semakin konyol sampai saya gak ingat lagi apa yang berkesan dari film ini kecuali Salma Hayek masih sangat seksi. Sebenarnya kalo sudah tahu mau diinjeksi virus cukup putuskan saja koneksi ke Viareggio kan? Cukup menghibur.

58. Godzilla vs. Kong
Masih makan korban besar karena banyak aksi militer konyol (Close Air Support terlalu dekat, flotilla terlalu rapat etc. Masih ada battleship? Tahun berapa ini?) dan lokasi instalasi swasta berbahaya di perkotaan, tapi ceritanya lebih bagus. Gak nyangka ada mechagodzilla. Jia rasanya terlalu muda untuk sebijak itu. Hollow earth ini teori menarik. Sedih lihat Hong Kong hancur, kok nggak di Shanghai saja bertarungnya? Saya nggak yakin sekian helikopter itu cukup kuat mengangkat Kong.

59. Infinite
Adaptasi absurd sekali dari novel The Reincarnationist Papers. Cerita novelnya sekilas lebih sederhana konsepnya, kenapa ini filmnya jadi ada Weapon of Mass Destruction berskala The Third Impact (ala Evangelion)? Eksyennya level Hollywood tapi secara umum terasa comotan dari film-film top lain. Di klimaks C-17 terbang rendah menghindari radar tapi ketika Evan terjun sudah tinggi sekali, terasa mustahil dengan 1-2 mesin rusak, mestinya malah sudah jatuh.

60. Iris 2
Kompresan 20 episode serial musim kedua. Seperti prekuelnya mesti banyak baca tuk mengerti plot dan detail-detail yang hilang. Iris seperti Black Organization di Conan, muncul hilang seenaknya bawa pasukan. Kelebihan subplot romantis dan dramatis. Kekurangan kendaraan taktis dan terlalu banyak cegatan di jalan.

61. The Divine Move 2: The Wrathful
Masih kisah balas dendam disertai kelahi brutal seperti film pertama tapi gak ada karakter cewek memikat. Protagonisnya irit ngomong dan ekspresi, dan gak ada kelemahannya. Plotnya cepat bergerak tanpa distraksi. Lewati latihan langsung satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Duel vs Shaman Jangsung menyeramkan.

62. Champion
Film sport menyenangkan dibintangi Don Lee. Jarang-jarang nonton film adu panco. Ceritanya standar protagonis yang ikut kompetisi cari juara dengan hambatan kanan kiri tapi tema keluarganya manis, komedinya juga dapet. Suka karakter Combo, rival yang sangat sportif.

63. The Bad Guys: Reign of Chaos
Saya suka taglinenya: “Sometimes Justice Requires Force.” Orang jahat (dan polisi korup) memang seharusnya babak belur ketika ditangkap. Satu film lagi dari Don Lee dengan porsi baku pukul yang jauh lebih banyak. Seru dan menghibur.

64. Jungle Cruise
Merinding dengar komposisi Nothing Else Matters. Film Indiana Jones x Pirates of the Caribbean yang sangat memanjakan imajinasi. Kisah klasik tentang pohon kehidupan. Senang ketemu Emily Blunt lagi, cocok deh sama Dwayne Johnson walo agak overkill karena karakter dia bukan tokoh kuat. Kaget juga Prince Joachim of Prussia dijadikan antagonis tapi ya butuh musuh.

65. The Suicide Squad
Peningkatan besar-besaran dari film sebelumnya. Lebih rame karakter, lebih banyak humor, penceritaannya lebih menarik, dan jauh lebih brutal juga. Saya suka film superhero yang bukan buat anak-anak. Senyumnya Margot Robbie memang memikat. Adegan Harley Quinn kabur dari penjara epik banget. Bloodsport sukses mengisi peran Deadshot.

66. F9
Senang melihat Dom cs beraksi kembali di franchise yang semakin ancur logika dan fisikanya. Bahkan menjelaskan Han hidup lagi pun kesulitan. Semakin gila mengejar satelit pake mobil. Plot menguasai dunia lewat satelit terlalu generik. I like Ramsey but please bring back Gisele.

67. The Queen’s Gambit
Saya tahu serial ini bagus, tapi ternyata jauh lebih bagus dari yang saya harapkan. Saya bisa ngerti dan relate dengan drama Townes, Harry, atau Benny dalam menghadapi Beth. Terimakasih banyak Anya Taylor-Joy sudah menghidupkan Beth Harmon dengan sangat mempesona. You’re beyond beautiful.

68. When Heroes Fly
Serial berat tentang persahabatan, PTSD, dan kisah cinta tragis. Dipenuhi flashback untuk membangun cerita setiap karakter. Konflik antar karakternya menarik, sayang kisah Noga vs Buaron kurang digali. Saya juga penasaran endingnya Elisha dan pengikutnya. Suka karakter Yaeli, bagaimana cara dia mendekati dan menyayangi Aviv.

69. Evangelion: 3.0+1.0 Thrice Upon a Time
Membingungkan khas Eva (terutama setelah jeda 7 tahun dengan film sebelumnya dan memori saya yang masih dipengaruhi cerita orisinil) tapi juga menjawab banyak pertanyaan, terutama karena menutup kisah Rebuild of Evangelion dengan memuaskan di mana tiap karakter bisa move on. Shinji dll bisa beranjak dewasa. Senang juga bisa bertemu teman-teman sekolah Shinji dahulu. Terima kasih banyak Hideaki Anno. Sayonara Shinji, Rei, Asuka, Mari, Kaworu, Misato, semuanya.

70. Josee, The Tiger and the Fish
Adaptasi dan remake anime dari novel romansa cukup terkenal. Konon lebih happy ending dari film adaptasi 2003. Ceritanya menghangatkan hati. Saya paham sulitnya jadi Tsuneo menghadapi sifat Josee yang mau eksplorasi tapi juga demanding. Di sisi lain kasihan Mai yang cintanya ke Tsuneo gak berbalas.

71. Rurouni Kenshin: The Final
Penyampaian cerita Jinchuu yang gagal karena plot Gein hilang. Saya tahu cerita seluruh protagonis tertipu boneka kurang logis difilmkan tapi tanpa Kaoru “tewas”, Enishi cuma jadi penculik saja ketimbang pembalas dendam. Film terselamatkan lagi-lagi oleh adegan-adegan pertarungan yang memukau. Agak disayangkan Sojiro dan Misao mendapat lampu sorot lebih banyak ketimbang Sano dan Aoshi. Inui vs Saito nggak cocok banget. Satu-satunya “koreksi” yang benar dari film ini hanyalah menghilangkan Yahiko dari semua pertarungan.

72. Rurouni Kenshin: The Beginning
Tsuioku-hen arc ini panjang ceritanya paling pas jadi film sehingga gak perlu dikompres dan jadinya bagus sekali + historis. Penambahan cerita Kenshin vs Okita sungguh ide keren, juga Kenshin memperabukan Tomoe. Sayang Izuka dibantai Shishio gak masuk. Kenshin dan Tomoe yang baru 15 dan 19 dalam cerita terlihat ketuaan, apalagi Enishi, tapi ini sama sekali tidak mengganggu. Puas banget nonton ini.

73. Emma
Adaptasi novel klasik Jane Austen yang sungguh memikat walo saya kesulitan mengikuti plot dan konfliknya. Karena terpesona Anya Taylor-Joy saya jadi lambat menyadari kalau karakter Emma banyak kekurangannya. Lama baru paham ini soal perjodohan. Visualnya keren, menikmati gaya hidup kelas atas periode itu di kota kecil Inggris dengan kostum dan make up memukau. Lagu-lagunya bagus, saya suka adegan pesta dansa.

74. Snake Eyes: G.I. Joe Origins
Ini adaptasi yang parah. Sebagai pembaca komiknya saya kecewa. Ada tahapannya yang benar gimana Snake Eyes (dan Storm Shadow) mulai dari infantri -> ninja -> Joe -> terluka hingga harus bertopeng. Di film mulai dari petarung bebas -> yakuza -> ujian ninja -> tahu-tahu dah jago pake katana dan Uzi -> topeng -> Joe. Lah? Intrik di Arashikage clan juga nggak gitu. Mana semua ngomong English pula di Jepang. Karakternya Snake Eyes dan Storm Shadow juga nggak dapet. Justru Baroness dan Scarlett yang masuk. Plot Kenta dan Sun Jewel sungguh tidak diperlukan. Apaan lagi ada anaconda. Ini belum lagi penggarapan eksyen yang memaksa pakai shaky camera. Parah.

75. The Falcon and the Winter Soldier
Miniseri bagus, bisa memasukkan banyak karakter walo jadi banyak subplot. Tema perjuangan kulit hitamnya bagus dan saya mengulang pidato Sam di klimaks E06 karena epik, tapi saya setuju kebijakan deportasi GRC terhadap para pengungsi. Banyak eksyen keren.

76. Loki
Lah ternyata baru musim pertama. Ide bagus untuk “membangkitkan kembali” Loki dan menekankan pentingnya multiverse untuk kisah-kisah MCU berikutnya. Karakter Loki sukses berubah bertahap jadi sosok yang bisa disukai pemirsa. Tema klasik kehendak bebas vs takdir TVA.

77. The Yin-Yang Master: Dreams of Eternity
Adaptasi keren dari cerita Onmyoji. Suka suasana agung dan misterius di istana kekaisaran. Plotnya menarik dan menyentuh: mencegah derita hidup sendirian, berujung bencana karena menolak berakhirnya kisah cinta. Eksyen dan CGInya bagus. Tentu saja penuh adegan summoning.

78. The Yin Yang Master
Bertemu Qing Ming dan Boya lagi, tapi adaptasi ini tidak semenarik film kemarin. Komedi dari Shen Le kurang masuk, dan Boya gak jelas fungsinya. Eksyen dan klimaksnya kurang epik, padahal keren sekali itu Peach Blossom Spirit berubah jadi pohon. Hanya duel Qing Ming vs Bai Ni yang menarik. Snow Lady is cool, literally. Dia antagonis terbaik sementara Cimu sekuat itu pun nggak bisa numbuhkan tangan.

79. A Writer’s Odyssey
Adaptasi novel keren. Macam nonton dua film sekaligus, ayah mencari putrinya di dunia nyata dengan eksyen pertarungan superhuman; dan putri mencari ayahnya di dunia fantasi dengan eksyen melawan dewa. Favorit: Redmane diberondong gatling guns.

80. End Game
Lama gak ketemu Andy Lau, kali ini pun bagus filmnya. Remake China dari Key of Life dan Luck Key. Plotnya menarik, tapi agak kedodoran di ujungnya dengan banyak subplot dan combo yang seperti agak sulit antara eksyen, humor, dan romansa. Suka Wan Qian.

81. Tehran
Miniseri thriller spionase bagus banget bertema usaha Israel menggagalkan program nuklir Iran. Mossad vs IRGC dengan segala intriknya. Subplot kisah Yahudi Persia menarik dan dalam, and I can relate. “Sebelah mata di Yerusalem, sebelah mata di Isfahan.” Plot twistnya ngeselin tapi realistis.

82. Kate
Cerita cewek pembunuh yang balas dendam sudah banyak tapi selalu menarik. Kali ini pun bagus eksekusinya, dengan tema jejepangan (lagi). Menemukan film ini karena fandom Band Maid, dan sungguh senang lihat Saiki dkk jadi cameo. Suka nasihat Kate buat Ani: “Be someone less angry” Sungguh dalam. Pas buat hari ulang tahun.

83. Sin City
Kesampaian juga nonton film klasik ini. Ketemu Jessica Alba, Devon Aoki, Jaime King etc pas lagi cantik-cantiknya, juga Carla Gugino dan Alexis Bledel. Sayang banget Marv dan Hartigan tewas. Rasa cinta Nancy pada Hartigan terasa menarik. Karena sudah nonton sequelnya duluan jadi ngerti apa yang diharapkan dari film ini: brutal dan nyeni.

84. Dune
Mesti banyak baca referensi karena gak pernah nyentuh novel-novelnya. Pelajari Duniverse dulu. Ceritanya lumayan menarik, masa depan tanpa komputer dan robot. Visualnya luar biasa, penuh pasir dan imajinasi. Syukurlah durasi filmnya panjang. Sandworm-nya menyeramkan.

85. Tom & Jerry
Senang ketemu Chloe G. Moretz lagi, tapi semua karakter dan plot manusia ini membuat Tom dan Jerry (dan Spike) hanya jadi pelengkap cerita di film mereka sendiri, padahal mestinya mereka adalah tokoh utama. Siapa yang peduli Ben dan Preeta mo nikah naik gajah?

86. Girls Planet 999
Jarang-jarang saya ngikuti reality show apalagi sampai nginstall aplikasinya dan ikutan voting tiap hari. Selamat tuk Shen Xiaoting, Sakamoto Mashiro, Ezaki Hikaru, Kang Yeseo, Seo Youngeun, Kim Dayeon, Choi Yujin, dan Kim Chaehyun. Kalian berdelapan memang layak debut bersama Kep1er. Sekali lagi selamat. Buat Kim Bora, Wen Zhe, Kawaguchi Yurina, Fu Yaning, Kim Suyeon, Su Ruiqi dkk, bahkan yang cuma bisa hadir di kursi penonton: Kim Hyerim, Yoon Jia, Cai Bing, Huh Jiwon, Choi Yeyoung dkk, percayalah kalian lebih layak debut daripada adiknya idol itu. Semoga ada kesempatan lain buat kalian.

87. HItman: Agent Jun
Sekali lagi Korsel sukses membuat eksyen komedi bagus. Terhibur walo banyak plot kurang realistis. Film ini semacam menegaskan kesuksesan webtoon, format komik yang jarang kusukai. Bisa paham perasaan Jun ketika hidup serasa gagal sementara istri yang rajin bekerja menopang keuangan keluarga.

88. The Swordsman
Film jagoan pedang yang bagus. Latarnya sejarah, jadi mesti baca-baca dikit tentang kudeta terhadap Raja Gwanghae-gun dan relasi Joseon-Qing. Eksyennya keren dengan bunyi desingan dan benturan pedang nyaring. Penasaran pada desain unik pedang Tae-yul.

89. Space Sweepers
Selalu senang menonton film yang lebih bagus dari yang diharapkan. Karakter-karakternya keren, tema dan plot twistnya bagus. Opera luar angkasa ini menyisakan banyak misteri misal detail super plant, rahasia kekuatan James Sullivan, jenis-jenis nanobot, dan nasib Su-ni.

90. Escape from Mogadishu
Dramatisasi kisah nyata Kedubes kedua Korea dalam perang saudara Somalia. Dramanya bagus, dengan humor khas Korsel. Ketegangannya terasa, dan terasa bagai prekuel Black Hawk Down. Bisa ngerti kenapa film ini jadi yang terlaris di Korea 2021.

91. Street Woman Fighter
Reality show terbaik yang saya ikuti tahun ini, dan momentumnya masih akan lama. Ada juara tapi tidak ada yang kalah karena semua eksis. YGX, WANT, PROWDMON, WAYB, HolyBang, LACHICA, HOOK, CocaNButter, senang mengenal kalian semua, dan terima kasih banyak untuk semua pertunjukan hebat kalian.

92. No Time to Die
Bagus dan epik, syukurlah panjang. Akan sangat kehilangan Daniel Craig ketika ada film Bond berikutnya. Merasa Paloma cocok dapet film eksyen sendiri. Nanobot dan mata bionik berasa teknologi alien. Kelewatan canggihnya. Senang Bond punya keluarga.

93. Finch
Film hari kiamat bagus tentang rasa tanggung jawab mengurus anjing. Agak penasaran Jeff sumber energinya apa. Sangat bersimpati dengan kesendirian dan kesepian (plus kesakitan) Finch. Fleetwood Southwind RVnya keren sekali. Suka lihat Goodyear, tentu saja. Film ini menghangatkan hati.

94. Red Notice
Tipikal film kesukaan saya. Seru, menghibur, dan beraroma sejarah. Harta Cleopatra yang disembunyikan Nazi. Fantastis sekali. Senang ketemu si cantik Gal Gadot lagi. Booth, Hartley, Voce, tiga pria yang bermasalah dengan sosok ayah. Suka quote dari Booth:
“It doesn’t matter what you do, only matters what they think you’ve done.”

95. Army of Thieves
Film heist keren bertemakan The Ring of the Nibelung. Suka kisah romansanya, Nathalie Emmanuel memang mempesona. Animasi mekaniknya bagus ketika Sebastian membongkar Rhinegold, Valkyrie, dan Siegried. Götterdämmerung di Army of the Dead nanti 2022 saja.

 

Sekali lagi stay safe teman-teman. Pandemi episode omicron di depan mata. 

Empat Puluh Dua

$
0
0

Cepat sekali sudah 42. Kalo terasa cepat artinya hidupmu menyenangkan ya? Setahun terakhir ada masalah-masalah yang tidak pernah dihadapi di tahun-tahun sebelumnya seperti dicari tentara karena viral, kehilangan akun Twitter karena diretas, dan berjuang membangun akun Twiter baru. Tapi pencapaiannya juga besar: bisa nyetir mobil dengan lebih percaya diri, pergi ke Malang untuk berdamai setelah 12 tahun (bonus kumpul keluarga di nikahan ponakan), dan nonton konser artis internasional untuk pertama kalinya. Bersejarah ini.

Ngimpi apa..

Setahunan ini sa kurang bersyukur dan lebih banyak mengeluh karena beban hati terasa jauh lebih berat. Hidup juga jadi kurang produktif yang mudah dilihat dari statistik Goodreads dan Letterboxd. Sa harus ubah ini, harus menata hati lebih baik lagi dan mengurangi masalah. Sa disayang oleh Tuhan dan sesama, harus bisa menunjukkan bahwa kehadiran saya membawa perbedaan positif yang signifikan dalam hidup orang-orang terdekat. Be a sunshine. 

Terima kasih Tuhan Yesus. Happy birthday to me.

Film-film 2022

$
0
0

2022 adalah tahun yang berat. Beragam kesibukan dan masalah menyebabkan sa hanya bisa sedikit saja membaca buku dan menonton film. Kalau dibandingkan dengan 2020 dan 2021 yang 80an film setahun, 40an di tahun lalu berarti hanya sekitar separuhnya. Meski begitu sa menonton selusin film Indonesia, kemajuan karena biasanya tidak sebanyak itu. Jadi ini daftarnya dengan sedikit komentar seperti biasa:

1. Encanto
Mempertahankan tradisi animasi sebagai film pertama di awal tahun. Cerita menarik, tema familiar (ngerti rasanya jadi Alma), visual cantik, lagu-lagunya juga bagus-bagus. Benar-benar sesuai harapan sebagai film Disney. IMO setan di Casita dulu bangkit setelah diberi makan nyawanya Pedro. Akan epic ceritanya kalo di klimaks kekuatan Casita kembali setelah ada tumbal lagi.

2. The Matrix Resurrections
Sayang pemeran Morpheusnya ganti, tapi senang melihat kelanjutan kisah cinta Neo dan Trinity 60 tahun kemudian. Pada dasarnya film nostalgia karena tidak banyak hal baru dalam mengeksploitasi konsep the Matrix. Masih tentang pil merah atau biru. Eksyennya keren tapi sudut kamera mengganggu saat adegan bertarung. Adegan swarm sudah seperti film zombie.

3. Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings
Terasa lebih seperti film fantasi China daripada film MCU, apalagi dipenuhi hewan mitologis China. Bagus plotnya; karakter-karakternya menyenangkan, bahkan respek buat Wenwu; koreografi tarungnya keren. Kekuatan 10 gelang untuk bertarung nggak ada apa-apanya dibandingkan kekuatan memberikan umur panjang buat pemakainya.

4. Eternals
Memperkenalkan dan mengembangkan 10 karakter sekaligus jelas adalah ide buruk, mana kelakuannya gak beres semua, dari cinta segitiga sampai berantem sendiri. Ceritanya macam nggak nyambung dengan dunia MCU. Pertarungannya gak seru, semacam mereka ini biasa saja. Apa-apaan Gilgamesh mati semudah itu. Tema semacam dewa yang muak pada kelakuan umat manusia sungguh membosankan. Gagal ini film.


5. The Silent Sea
Miniseri 8 episode. Rekomendasi sci-fi bagus dari pacar. Ceritanya unik walo familiar, misterinya bikin mikir soal situasi dystopian dan masalah-masalah penelitian di luar angkasa. Sinematografi suasana bulan dan stasiunnya bagus sekali. Suka mood melankolis serial ini. Suka karakter Luna. Terasa ada hal-hal yang sampai akhirnya belum bisa dijelaskan misalnya sumber air lunar tapi tidak mengurangi daya tarik kisah ini.

6. Sinkhole
Film Korea terlaris kedua 2021. Khas Korea, film bencana pun bisa combo dengan komedi. Sebagian plot dan setting tidak masuk akal tapi tertutupi interaksi kocak antar karakter. Frustrasi melihat ketidakbergunaan tim SAR walo itu menggerakkan cerita. Sedot air kek, lempar pelampung kek. 😆

7. Pipeline
Film heist lumayan, tentu saja penuh penggalian dan pengeboran. Crime action dengan bumbu komedi khas Korea. Idenya menarik untuk mencuri minyak, dan plot twistnya juga bagus. Karakter-karakternya kurang berkesan walau sudah diberi drama tambahan. Penjahatnya menyebalkan sekali.

8. 1987
Thriller politik bagus tentang kisah nyata Gerakan Demokratik Juni di Korsel 1987 silam. Pengingat mengharukan buat Park Jong-cheol dan Lee Han-yeol yang gugur akibat kekerasan aparat. Cerita yang sangat familiar dengan sejarah bangsa sendiri. Harga mahal militerisme demi melawan komunisme.

9. Army of the Dead
Akhirnya Götterdämmerung dibuka walo nggak ada yang tahu pencapaian Dieter. Film ini sudah Murphy’s Law dari sejak konvoi militer yang terlalu ringan di awal film. Sa suka karakter Lilly (& Guzman), kontribusi dia maksimal tuk misi, cakep banget pula; sebaliknya Kate (& Martin) bikin bencana saja. Film zombie yang seru sekali.

10. The King’s Man
Sebuah usaha humoris untuk menyederhanakan kisah Perang Dunia I tapi hasilnya malah makin rumit karena nggak historis walau ide konspirasinya menarik. Heran Conrad tidak bergabung ke RAF tapi ke British Army. Kecewa ada Felix Yusupov tapi bukan dia yang eksekusi Rasputin. Nggak ngerti motifnya The Shepherd apa?

11. Hawkeye
Miniseri 6 episode. Kepingan-kepingan puzzle yang harus dipelajari satu-satu. Maya Lopez yang ternyata Echo; kembalinya Wilson Fisk/Kingpin; misteri Rolex milik Mockingbird; akhir dendam Yelena ke Hawkeye. Cerita Natal bapacc-bapacc yang bagus. Anjingnya cakep.

12. Free Guy
Ngerti rasanya menjadi Guy: hidup yang berjalan rutin lalu berubah total setelah ketemu gadis. Ngerti juga frustrasinya ketika tahu hidup hanya NPC dan tidak bisa meninggalkan kota. Film eksyen komedi video game yang sangat menyenangkan. Item MCU dan Chris Evans itu epik. Jodie Comer sungguh memikat. Nostalgia mendengarkan Mariah Carey-Fantasy.

13. Detective Conan: The Scarlet Bullet
Film Detektif Conan ke 24. Lagi-lagi rencana yang kelewat rumit untuk balas dendam. Nggak paham kenapa menculik sponsor WSG. Menarik mempelajari cara kerja maglev walo kecepatannya mustahil. Rahasia-rahasiaan dalam keluarga Shuichi Akai ini menggemaskan. Keberadaan HP membuat beberapa teknologi Profesor Agasa seperti Badge detective boys dan kacamata pelacak Conan jadi terasa mubazir. Conan saja bawa dua smartphone.

14. Vivy -Fluorite Eye’s Song-
Serial anime bagus yang kisahnya agak Terminator, tapi juga menyentuh problema immortalitas. Adegan kelahinya keren, lagu-lagunya asyik. Banyak karakter mengesankan. Saya suka Estella dan Elizabeth, tapi Vivy dan Matsumoto juga pasangan yang cocok. Pergi ke masa lalu demi mengubah sejarah selalu jadi cerita sulit.

15. Miss Hokusai
Anime bagus adaptasi manga sejarah Sarusuberi. Episode-episode kehidupan sehari-hari O-Ei yang mundane, hidup dalam bayangan Hokusei. Paling menarik tentang O-Nao, lalu kasus Oiran, lalu lukisan neraka. Potret kehidupan dua pelukis legendaris di jaman Edo.

16. I Want to Eat Your Pancreas
Anime adaptasi novel yang bagus sekali. Merasa relate dengan Haruki dan Sakura. Ketika seorang wanita menarikmu keluar dari cangkangmu, dan mengajakmu bersama melihat dunia. Film yang bikin mikir panjang mengenang perjalanan hidup.

17. Spider-Man: No Way Home
Film yang sangat memuaskan dari segi cerita, aksi, dan nostalgia. Melihat Peter 2 dan Peter 3 jadi rindu Mary-Jane dan Gwen Stacy. Senang melihat Dr. Ock, Sandman, Lizard, Electro, dan Green Goblin bisa disembuhkan. Multiverse sungguh tema hebat.

18. The Batman
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura, pertama kali nonton di bioskop sejak November 2019. Sudah senang sama Batman versi “I’m rich”nya Ben Affleck, eh di-reboot lagi. Kali ini versi yang sangat suram dan sangat tidak superhero, malah jadi detektif bertopeng. Pendekatan yang sangat cocok dengan citra kelam Gotham dan membuat film ini jadi bagus sekali. Catwoman-nya cocok.

19. Sing 2
Status animasi terlaris 2021 cukup menjelaskan bahwa ini sekuel yang wajib tonton. Ceritanya menyenangkan dan masih penuh lagu bagus. Out of Space sungguh pertunjukan musikal yang luar biasa. Ikut menyanyi ketika Ash dan Clay Calloway tampil di ujung pertunjukan, tentu saja.

20. Moonfall
Suka ide pengaktifan kembali Endeavor. Tema megastrukturnya wadefak. Teori konspirasinya sudah berat, humanity vs AI sudah sangat epik, mestinya tidak perlu lagi semua karakter utama punya konflik keluarga dan kisah penyintasan sendiri yang pararel dengan perjuangan di antariksa. Tema umum di film bahwa pemerintah AS apalagi NASA menyimpan rahasia, tapi mendiamkan insiden dengan alien bertahun-tahun itu nggak masuk logika, apalagi kalo sudah mengetahui bahwa Bulan itu berongga. Untuk film bencana global yang diproduksi bareng China, film ini juga tidak menunjukkan kerjasama internasional. Sayang juga dari militer AS menonjolkan AU secara umum, bukan Space Corps atau Space Force (yang belum berdiri ketika film mulai dibuat).

21. Raging Fire
Film seru dari Donnie Yen. Ceritanya klise dan ketebak: oknum polisi baik dikelilingi polisi korup vs polisi jahat, tapi eksyennya top abis, segala koreografi hand combat dan gun fightnya keren brutal. Bisa paham motifnya Ngo tapi mengapa segitunya harus cari mati. Nonton ini jadi rindu Hong Kong.

22. The Battle at Lake Changjin
Dramatisasi Battle of Chosin Reservoir di Perang Korea versi propaganda China. Kisah epik bagaimana kontribusi China menghilangkan perdamaian di Korea jadi perang abadi. Tanpa China, sekarang Korea pasti bersatu tanpa ada kerajaan hermit di utara. Seru dan sangat heroik, pantas jadi film non-English terlaris di dunia dan film terlaris di China sepanjang masa.

23. Cliff Walkers
Satu lagi karya seni dari Zhang Yimou. Film spy thriller bagus dalam setting dinginnya Manchukuo 1931. Butuh waktu memahami siapa di pihak mana (karena tentu ada agen ganda), kemudian terharu dengan nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan demi menyelesaikan misi. Tentu sedikit beraroma pro komunis.

24. The Rescue
Setelah Operation Mekong tentang Polisi China dan Operation Red Sea tentang AL China, kali ini Dante Lam menampilkan kehebatan Basarnas China. Plot dan dramanya standar, subplot Congcong malah lebay, tapi aksi dan teknologi penyelamatannya impresif. Salut pada heroisme tim penyelamat.

25. Uncharted
Adaptasi bagus dari video game populer. Berburu harta adalah plot favorit, dan ini kapal+emas Magellan pula. Konflik dan dramanya standar, tapi eksyennya keren banget. Tiada yang lebih mencengangkan dari flying crane fiksi crossover CH-54 & CH-47 di film ini.

Quote:
“Remember, if something’s lost, it can be found.”
~Samuel “Sam” Drake

26. Death on the Nile
Petualangan Hercule Poirot (dan Bouc) berlanjut ke Mesir setelah Orient Express. Suka settingnya, terutama megahnya Abu Simbel. Kasusnya sungguh menarik karena premisnya cinta segitiga. Gal Gadot tentu sangat menawan. Aneh juga lihat Poirot cukur kumis dan jatuh hati.

27. The Ice Age Adventures of Buck Wild
Tidak lagi digarap oleh Blue Sky Studio, seri ke-6 franchise Ice Age ini mengecewakan. Judulnya saja menipu, tokoh utamanya Crash dan Eddie (dan Zee), bukan Buck. Jagoan-jagoan kita Manny, Diego, Syd, Ellie, cuma jadi figuran, dan tidak ada Scrat. Ceritanya terlalu sederhana dengan antagonis yang konyol, dan bahkan klimaksnya pun biasa saja. Lost World bahkan kehilangan pesonanya sebagai benteng terakhir Dinosaurus, malah mirip Lion King.

28. Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore
Masih ingat siapa Newt dan Albus, tapi sisanya sudah lupa siapa. Kerasa kehilangan Johnny Depp tapi Mads Mikkelsen menggantikan dengan sempurna tanpa filmnya perlu menjelaskan. Ceritanya bagus tapi semacam kurang seru. Jauh-jauh sampai Bhutan cuma jadi setting saja. Klimaksnya juga meh karena Albus dan Gellert bertarung di dimensi sendiri sementara tim Grindelwald buyar dengan dua berkhianat. Belum paham alasan Jakob Kowalski disertakan dalam tim, dan mengapa Yusuf Kama kebal pengaruh Grindelwald.

29. Ngeri-Ngeri Sedap
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Mata sempat basah nonton film komedi ini. Batak atau bukan Batak, bakal bisa paham dan relate dengan cerita dan konfliknya. Walopun terbiasa melihat pemandangan indah Danau Sentani, tapi tetap terpesona pemandangan Danau Toba. Karakter Pak Domu sangat familiar.

30. Akhir Kisah Cinta Si Doel
Melewatkan Si Doel the Movie dan Si Doel the Movie 2 membuat saya kehilangan banyak puzzle cerita dan harus berusaha mengerti sendiri sudah sejauh mana kisah cinta segitiga legendaris ini. Butuh 27 tahun buat Bang Doel untuk bisa memilih antara Sarah dan Zaenab, cukup menjelaskan betapa rumit dan beratnya dicintai (dan mencintai) dua wanita sekaligus. Sebuah nostalgia dan penutup yang menyenangkan, dan pelajaran mendalam tentang cinta. Semua karakter sudah terlihat sepuh, walaupun Maudy masih jadi definisi cantik buat saya seperti puluhan tahun silam. Melihat Mandra yang masih berbunga-bunga bertemu Munaroh lagi semacam memberi banyak harapan.

31. Aruna & Lidahnya
Tidak terlalu tergiur dengan makanannya walau beberapa menu terlihat sangat enak, tapi buat saya persahabatan Bono dan Aruna yang membuat wisata kuliner itu menyenangkan lebih dari rasa makanannya sendiri. Suka konflik cintanya yang dewasa: Farish dan Priya, atau Nadezhda dan affairnya. Syukurlah semua berakhir bahagia. Film ini semacam memberi pertanda datangnya pandemi Covid-19 dengan dibayangi masalah yang sama: ketidak kompetenan petugas terkait dan budaya korupsi.

32. Seperti Dendam, Rindu harus Dibayar Tuntas
Sa ngerti rasanya bermasalah dengan ereksi, ngerti juga gimana punya pasangan yang sungguh berjuang demi mendapatkan dan mempertahankan saya. Film yang bagus. Kadang terganggu dengan bahasanya yang baku tapi tertutup dengan cerita yang memukau. Terasa nostalgia 80an yang sangat suram. Setelah sebelum ini Edwin mempertemukan kembali saya dengan DiSas, kali ini senang bertemu Ladya Cheryl lagi.

33. Doctor Strange in the Multiverse of Madness
Akhirnya favorit saya Scarlett Witch bisa pamer kekuatan maksimal dia walau sebagai antagonis. Senang melihat dia membantai illuminati. Dengan konflik dukun vs penyihir, film ini kental dengan ilmu hitam. Temanya sendiri dalam: seberapa nekad dan tega seseorang demi mengejar kebahagiaan apabila itu ada dalam jangkauanmu? Meskipun semu, sa bisa paham bahagianya Wanda di Westview. Mau di film apapun, Rachel McAdams selalu lovable.

34. The Vault
Film heist ya begitu saja ceritanya dan plot twist-nya, tapi selalu menghibur melihat sekawanan pencuri berjuang mengalahkan sistem keamanan rumit plus segala drama. Nostaljik settingnya ketika Piala Dunia 2010, mengingat kembali gol Puyol dan Iniesta. Sedikit mengingatkan pada Uncharted karena ini harta Sir Francis Drake.

35. Thor: Love and Thunder
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Taika Waititi sukses membuat cerita Thor jadi komedik, kelewat lawak tapi ya menghibur. Banyak GN’R di film, rokenrol banget. Gorr hanya jadi cerita sampingan saja dari akhir kisah cinta Jane Foster. Bisa apa dia dikeroyok dua Thor? Banyak hal-hal bikin merenung dari Thor dan Jane.

36. Venom: Let There Be Carnage
Menarik melihat Eddie dan hubungan dia yang sangat melelahkan tapi tak terpisahkan dengan Venom. Sungguh pertemanan yang menantang. Sedikit simpati pada Cletus yang hanya ingin menikah. Dia pantas mati tapi cinta dia+Frances sejati. Selebihnya dari film singkat dan padat ini tertutupi adegan ekstra di mana Eddie dan Venom berpindah ke MCU.

37. Sayap Sayap Patah
Ngebioskop di CGV Hartono Mall Yogyakarta. Pengalaman pertama beli tiket tanpa penjual. Untuk sebuah film romansa berlatar kisah nyata, dramanya bagus, tapi kisah nyatanya kedodoran. Kurang detil dan kurang brutal. Tidak terlihat bahwa kerusuhan Mako Brimob terjadi di 3 blok dan berlangsung 3 hari, misalnya.

38. Mencuri Raden Saleh
Ngebioskop di CGV Hartono Mall Yogyakarta. Diluar dugaan film heist ini bagus. Walo terkesan ada bolong dikit-dikit di sana sini, tapi cerita, karakter, dan plot twist-nya seru. Setelah mempelajari kalo lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro aslinya memang tidak bisa diakses publik karena milik Setneg di Istana Presiden, sa merasa lukisan ini memang harus dicuri dan disumbangkan ke museum publik.

39. Miracle in Cell No. 7
Ngebioskop di NSC Ultima, Aneka Jaya Swalayan, Salatiga. Sudah pernah nonton film aslinya pun sa masih merasa terharu nonton ini. Sebagai orang Indonesia, cerita tentang aparat yang korup dan sistem peradilan yang tidak memenuhi rasa keadilan malah makin terasa menusuk, dekat dengan kenyataan. Ketika film selesai sa bisa mendengar suara-suara penonton menahan tangis.

40. Sri Asih
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Tidak seperti Gundala (atau Godam sesudah ini), sa tidak familiar dengan Sri Asih. Transformasi Alana menjadi Sri Asih diceritakan panjang tapi terlalu mulus, tau-tau saja sudah jago semua jurus, tau-tau sudah semangat menghadapi penjahat. Kala dan Tangguh gagal menjadi sidekick yang menarik, Djatmiko juga motivasinya aneh. Semacam.. Hah gitu aja jual diri ke setan? Film ini memberi gambaran lebih jelas tentang Bumilangit Universe.

41. Black Panther: Wakanda Forever
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Kukira Wakanda sudah primitif tapi ternyata ada Talokan yang lebih primitif lagi. Plot primitif vs primitif ini agak maksa tapi ini usaha yang sangat maksimal untuk mengenang Chadwick Boseman.

42. Bullet Train
Adaptasi bagus dari novel Maria Beetle. Filmnya seru, brutal, juga kocak dan sangat menghibur. Seperti juga film whitewashing lain, sebenarnya film ini tidak butuh Brad Pitt dan bule-bule lainnya. Familiar lihat hubungan Ladybug dan Maria.
Quote:
“You put peace out, you get peace back”.
~Barry

43. Top Gun: Maverick
Completely nonsense but totally entertaining. Rasanya lebih bagus dari film pertama. Sehebat-hebatnya Rhino nostaljik lihat Mav piloti Tomcat lagi, jadi ace pula. Kasihan Felon. Berharap endingnya Mav promosi ke RDML (bintang dua) tapi dapat Penny sebanding lah.

44. Turning Red
Sebuah humor tentang usaha menjaga ilmu siluman, warisan kutuk leluhur. Ikatan kuasa kegelapan yang sangat kuat. Suka karakter-karakternya, terutama gengnya Mei. Konflik Mei dan Ming terasa familiar: hidup adalah menaati orang tua, sulit menjadi diri sendiri.

45. The Big 4
Komedi aksi tentang rebutan bapak. Sungguh mengibur, penuh humor, makian, tembakan, ledakan, dan darah muncrat. Plotnya biasa, malah suka absurd, tapi karakter-karakternya menyenangkan dengan chemistry kuat di antara protagonis. Senang banyak logat timur.

46. Cek Toko Sebelah 2
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Sa kira sa akan kehilangan Gisella Anastasia, tapi ternyata Laura Basuki memikat saya dari awal sampai akhir. Merasa relate dengan cerita film ini dalam berbagai bentuk, baik kehidupan yang dialami maupun kehidupan yang seandainya-bisa-sa-miliki. Merenung.. 🙄

47. Gara-Gara Warisan
Dua film beruntun ada Ernest Prakasa dapat jodoh, beruntun juga ada pesan moral “anak tidak bisa memilih lahir di keluarga mana”. Tidak relate dengan perselisihan saudara. Pak Dahlan mestinya nggak perlu nunggu mati tuk jujur ke anak-anak.

48. Satria Dewa: Gatotkaca
Mengompres Mahabharata menjadi cerita modern malah membingungkan. Terlalu banyak eksposisi dan terlalu banyak karakter dalam membangun satria dewa universe membuat ceritanya buru-buru dan berantakan, banyak waktu terbuang untuk adegan Punakawan demi sponsor, apalagi konon ada masalah editing pula buat rating. Lebih menikmati plot romansa instan Yuda dan Agni daripada plot superheronya. Sa bisa relate ke adegan Yuda merebut Agni di depan Nathan. Tidak jelas kenapa lebih prioritas buat Gatotkaca membunuh Arya Laksana daripada melepaskan Agni dari rantai.

 

Saat postingan ini ditulis sa sudah mencicil 16 film untuk tahun ini. Semoga 2023 lebih produktif yaa. 😉

Empat Puluh Tiga

$
0
0

 

Merenungkan hidup

Sa merayakan hari lahir tahun ini dengan perasaan yang jauh lebih baik dibanding di tanggal yang sama setahun yang lalu. Itu saja sudah senang sekali.

Banyak hal terjadi setahun ini. Senang-senangnya termasuk diberi kesempatan ngetrip hingga ke lokasi-lokasi baru, termasuk ke Singapura dan Magelang. Berpetualang lagi di Jakarta beberapa minggu, belajar naik KRL dan LRT, dan berdamai dengan keluarga di Jakarta setelah 12 tahun. Tidak lupa berkesempatan bertemu sejumlah teman termasuk Sora (RIP bro).

Susah-susahnya ya banyak, tapi dengan itu jadi lebih mengenal diri sendiri, jadi menyadari kesalahan-kesalahan apa saja yang saya buat yang membuat hidup jadi berat, termasuk keinginan, harapan, dan usaha yang semestinya tidak perlu ada atau sudah cukup.

Semua perenungan itu bukan berarti menjamin 43 akan lebih ringan. Nyokap masih sakit, dengan penderitaan yang rasanya lebih berat dari sakit-sakit belio di tahun-tahun sebelumnya. Bokap juga sudah tidak sesehat dulu. Sa berharap mereka bisa sembuh atau mendapatkan penanganan medis terbaik, tapi semua prosesnya pasti tidak mudah dan akan mempengaruhi hidup.

Banyak waktu yang terbuang percuma setahun ini, semoga ke depan tidak begitu.

Terima Kasih Tuhan Yesus. Happy birthday to me.

 

Museum dan Galeri, 2020-2023

$
0
0
Sejak menulis daftar museum yang pernah saya kunjungi dari pertama hingga 2019, rasanya saya perlahan menjadi museum junkie. Kalo dulu cerita trip didominasi oleh kopdar dengan sesekali mengunjungi museum, sekarang cerita trip didominasi oleh mengunjungi museum entah sebagai petualangan sendiri, kencan, atau malah kopdar. Didukung oleh pacar yang penyuka seni akut, daftar museum dan galeri …
Viewing all 62 articles
Browse latest View live