Triwulan ketiga 2018 telah usai. Masih rajin ke bioskop? Ini tontonan saya 3 bulan terakhir melanjutkan daftar sebelumnya.
144. Musudan
Swamp Thing x Predator ala Korea dalam bumbu -tentu saja- konflik militer dua Korea. Kurasa ada beberapa kelemahan dalam mode operasi dan si monster sendiri tapi gapapalah. Penyegaran setelah 3 minggu lebih gak nonton film karena trip ke Jogja-Jakarta.
145. Ponyo
Satu lagi keajaiban dari Hayao Miyazaki dan Studio Ghibli. Cerita fantasi bagus sederhana tentang cinta kanak-kanak beda alam. Suka dunia lautnya, ikan-ikan jaman Devon, dan karakter Granmamare sang dewi laut pengasih. Suka lihat hubungan Lisa dan Sousuke juga.
146. Den of Thieves
Saya suka film ini dihiasi sejumlah close quarter battles memakai berbagai senjata berat -termasuk M249 SAW- dengan sound tembakan yang dahsyat, jadi pembeda dari sekedar cerita heist menggunakan trik. Twistnya juga bagus. Cuma bosan lihat protagonis yang keluarganya berantakan. Eksyen macho.
147. Tomb Raider
Seperti gimnya, mestinya ini jadi reboot yang keren, tapi malah jadi petualangan yang wadefak. Kenapa plotnya jadi berubah jauh? Lara start dengan kere, Ekspedisi tanpa tim, berdua dengan nelayan tak berguna, ke perairan Jepang kok via Hongkong, dan yang paling parah, plot supranatural hilang total dari film. Hilang juga kekuatan utama misteri Himiko dan plot reboot ini. Yang bagus cuma penampilan Alicia Vikander yang sayangnya masih terlalu lembek.
148. Veteran
Film terlaris ke-4 dalam sejarah Korsel cukup jadi rekomendasi. Penuh bintang, plot bagus yang ‘merakyat’: polisi yang simpatik banget vs penjahat yang brengsek banget. Eksyen seru + komedi khas Korea. Privilege kekayaan memang luar biasa. Adegan pertemuan pertama Seo dan Jo ketika Jo mempermalukan dua teman wanitanya sungguh berkesan.
149. Padmaavat
Film terlaris ke-7 dalam sejarah India yang penuh kontroversi. Adaptasi sastra kuno Padmavat (atau variasinya) tentang Pengepungan Chittorgarh 1303. Dramatisasinya agak beda dari sumbernya dan akurasi sejarahnya diragukan, tapi filmnya owsom. Visualnya menakjubkan dan extravagant. Epik period keren, dan saya suka tari-tariannya. Plotnya rada mengingatkan pada kisah epik Iliad dan Odyssey, tapi kalo pada adaptasinya Troy (2004) Diane Kruger kuanggap kurang cantik jadi Helen of Troy, di Paadmavat Deepika Padukone bener-bener layak jadi wanita yang diperebutkan. Pesona dia kena banget (seleraku). Kalau mengutip ucapan Mehrunisa ketika bertemu Padmavati:
“Anda sungguh-sungguh mujizat Tuhan! Kecantikan yang bahkan malaikat pun akan mengubah isi hatinya. Sultan hanyalah manusia.”
150. Kung Fu Panda 3
Sesuai yang kuharap, masih semenghibur kedua prekuelnya. Level up lagi tuk Po, dan senang juga dia nemu kampungnya. Konsepnya Kai dan Spirit Realm bagus, berasa seperti Kabuto dan Edo Tensei dari cerita Naruto.
151. Panfilov’s 28
Film perang Russia. Dramatisasi kisah kepahlawanan ‘Panfilov’s 28 Guardsmen’ yang besar kemungkinan fiksi PD2. Lumayan heroik, tapi tidak epik. Yah bukan Hollywood sih. Mungkin karena proses syutingnya, jadi ada adegan aneh sepanjang film: senapan mesin tank-tank PzKpfw IV Jerman jarang sekali menyalak.
152. Operation Red Sea
Film propaganda keren tentang kehebatan AL RRC dan pasukan operasi khusus ‘naga laut’nya. Plotnya konflik modern yang kompleks di timur tengah, dari teroris, PMC, sampai rebels ada; militer lokal, diplomat, warga asing, pengungsi dan pengusaha juga ada. Skenario pertempuran yang tersaji juga beragam, dari hostage rescue, street fight sampai ambush hancur-hancuran dan duel sniper, bahkan tank chase. Semuanya realistis, ada teamwork, gak pake Rambo. Gak heran ini film terlaris ke-2 dalam sejarah China.
153. From Up On Poppy Hill
Drama romansa yang sangat manis dari studio Ghibli. Anime terlaris ke-25 sepanjang sejarah. Plotnya standar cerita remaja dengan kehidupan SMA yang seru, dan lagu-lagunya bagus-bagus. Suka banget dengan karakter Umi, gadis yatim cantik baik pintar masak yadamselindistresslah pokoknya..
154. Ready Player One
Masterpiece dari S. Spielberg, festival visual dengan ratusan referensi pop yang menyenangkan dipelajari dan dicari lagi satu-satu berjam-jam sesudah nonton tadi. Suka plotnya yang padat, dan seimbang menariknya antara dunia nyata dan dunia virtual. Halliday ini semacam Gold Roger yang menyembunyikan One Piece ya. Creator yang sudah kuduga tetap “hidup”.
155. The Death of Stalin
Komedi satir politik bagus tentang sejarah perebutan kekuasaan di Moskow sesudah Stalin wafat 1953. Penuh tokoh-tokoh sejarah penting dari era Old Bolshevik. Abaikan akurasi sejarahnya, pelajari sendiri. Karakter Maria Yudina dan penggambaran kejahatan seksual Beria jadi bagian paling menarik.
156. The Crossing Part 1
3 kisah roman, rindu, dan tragedi ‘kecil’ dari sutradara John Woo tuk memperkenalkan para karakter tragedi ‘titanic’ di sekuelnya. Menarik dan pedih melihat kekalahan Kuomintang dari Komunis China, juga bahwa wanita belum menikah tidak dihargai. China era borjuis itu klasik sekali ya..
157. Sekigahara
Dengan durasi 150 menit pun film ini masih kesulitan mengurai peta politik Jepang dan segitu banyak karakter yang berujung ke pertempuran Sekigahara, tapi ini adaptasi jidaigeki kolosal yang epik. Suka plotnya yang padat dan cepat, walau butuh pemahaman sejarah Jepang tuk melewati itu dengan tidak bingung. Menarik memahami karakter Ishida Mitsunari -sebagai jenderal yang kurang perhitungan- dan Hatsume -yang menganggap dirinya anjing saja-, apalagi adegan eksekusi keduanya menjadi pembuka dan penutup kisah ini.
158. The Greatest Showman
Dramatisasi kisah prof. Xavier membangun X-Men. Saya tertarik pada freak shownya, tapi sayangnya mereka dekorasi saja, beberapa anggota sampai akhir film saya gak ngerti keunikan dia apa. Plotnya standar, tapi ini film musikal yang sangat menghibur dengan lagu-lagu yang layak diputar berulang-ulang.
159. Red Sparrow
Spy thriller bagus. Plotnya miskin eksyen seru mendebarkan atau antagonis maniak tapi malah jadi realistis. Bisnis mata-mata ke intinya, termasuk sex, mole, dan torture. J-Law keren jadi fokus utama. Cuma kesel di klimaks kok Russia masih pake heli Mi-2. Artefak museum itu. Mi-17 dong.
160. The Crossing Part 2
Separo film masih melanjutkan intro dengan lebih detail. Tidak banyak drama di kapal sebelum karam yang juga terjadi cepat, tapi lebih dramatis adegan bertahan hidup di laut. Total cerita terlalu melodrama, tapi ini tribute penting bagi bencana tragis tenggelamnya kapal Taiping 1949. Sedih banget.
161. Sanada 10 Braves
Dramatisasi kisah Sanada Juyushi dalam Siege of Osaka, jadi berasa nonton lanjutan Sekigahara. Tak ada Anayama Kosuke, diganti oleh Sanada Daisuke. Bagus juga detil pertempuran di Sanada-Maru, tapi Summer Siege dan endingnya jadi beda. Skip pertempuran dengan Date Masamune. Ada affair antara Yukimura dan Yodo-Dono, dan ada plot twist yang beda jauh dari sejarah! Di kredit ada komik yang menggambarkan rombongan Sasuke cs berlayar sampai Riau! Yuko Oshima ikut main jadi kunoichi Hotaru, pantesan senyumnya familiar.
162. Mile 22
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Gak ada yang spesial selain mau lihat Mark Wahlberg (atau Iko Uwais). Premis, karakter, dan twistnya bagus, tapi survivalnya sendiri (bagian utama plotnya) medioker. Settingnya juga gak enak: ngasi hint indonesia tapi gak disebut indonesia tapi jelas syutingnya bukan di indonesia. Makin diperburuk dengan teknik syuting ala serial Jason Bourne: shaky cam.
163. Coco
Animasinya penuh warna, suka pendar oranye dari land of the dead. Plotnya bagus, imajinatif tentang misteri hari raya Day of the Dead, dengan komedi keluarga yang seru. Musiknya asyik. Sejak lewati portal saya dah yakin Dante bukan anjing biasa. Haha..
164. Alone in Berlin
Adaptasi novel tentang dramatisasi fiksi kisah Otto dan Elise Hampel. Jarang nonton drama perang tentang Nazi dimana lawannya adalah rakyat Jerman sendiri. Bagus ceritanya, dan saya sungguh menikmati setting Berlin era PD 2 dengan banyak mobil klasik.
165. The Commuter
Sampai akhir film gak jelas konspirasi apa yang menggerakkan seluruh plot, tapi ya asyik saja liat kakek Liam (lagi-lagi) dipaksa beraksi brutal. Bagian profilingnya menarik, tapi ada hal-hal yang tak jelas juga, seperti kenapa Joanna selalu tau banyak, termasuk saat Walt mau melapor ke polisi. Ah, senang lihat mata biru Vera Farmiga lagi.
166. Moonlight
Yang menarik dari film ini cuma karakternya Janelle Monae, selebihnya meh. Cerita film terbaik Oscar ini memang dalam banget, tapi gak bisa saya nikmati. Mana temanya gay pula. Cuih.
167. Escape Plan 2: Hades
Film Mile 22 yang penuh kritik itu jadi terlihat layak menang Oscar dibanding film ini yang bahkan gak tayang di bioskop. Plotnya jueleeek banget; narasi, setting, karakter, dan logikanya absurd semua. Percuma Stallone, 50 Cent etc main di sini membawa franchise Escape Plan.
168. Reset
Cerita time travel dan time loop sudah banyak, namun selalu menarik dengan plot baru seperti ini. Logika scifinya bagus. Suka Yang Mi jadi jagoan cantik imut, tapi penjahatnya datar dan klise banget motivasinya. Itu bola mata ilmuwan siapalah itu tuk iris scanner kok gede banget ya…
169. Girls In The Dark
Thriller menarik gadis-gadis cantik SMA yang hidup penuh kebohongan. Cerita konspirasi pembunuhan lengkap dengan plot twist sadis. Suka setting mewah markas klub sastra, suka pemeran-pemerannya, terutama Tina Tamashiro si Bulgarian yang macam boneka.
170. Mathilde
Roman sejarah Rusia bagus. Plotnya agak terlalu sinetron, -dan sialnya saya keknya dapet versi yang (adegan ranjangnya?) banyak disensor- tapi banyak peristiwa dan tokoh sejarah menarik, misalnya kecelakaan kereta yang menimpa Tsar Alexander III, dan tentu saja, kisah cinta segi empat dan segitiga yang jadi plot utama. Temanya klasik: memilih antara tahta atau wanita. Visualnya memukau khas film periode yang disyuting di lokasi asli. Adegan penobatan Nicholas II tampak seperti lukisan L. Tuxen atau H. Gervex yang bergerak. Michalina Olszańska cantiknya memang pantas jadi rebutan.
171. Point Break (2015)
Remake dari versi 1991 yang legendaris. Exreme sportsnya keren-keren di lokasi-lokasi eksotik, tapi ya cuma itu. Dramanya tipis, karakter-karakternya hambar tanpa interaksi berarti, dan hal-hal aneh misalnya mengapa FBI bisa beroperasi internasional? Berani mati demi menantang alam sudah gila, tapi ditambah berani mati demi menjadi ecowarrior malah jadi combo kurang masuk akal.
172. The Battle for Marjah
Dokumenter HBO menarik tentang Operation Moshtarak 8 tahun silam. Frustrasinya marinir AS bertempur melawan Taliban, membangun aparat Afghanistan, dan merebut hati masyarakat. Mengesalkan melihat sikap warga yang pasrah dengan Taliban dan melihat pasukan koalisi sebagai pihak yang harus diusir.
173. 37 Days
Miniseri sih ini, 3 episode. Dramatisasi bagus kisah diplomasi (dan provokasi) menjelang Perang Dunia 1 terutama yang terjadi di London dan Berlin. Kabinet Inggris yang mengusahakan sampai batasnya supaya tidak perang, dan dan faksi militeris Jerman yang sangat bersemangat tuk maju perang. Karakter Kaiser Wilhelm II selalu paling menarik. Bagaimana ambisi, arogansi, sikap anti Inggris, dan kemegalomaniakan beliau menjerumuskan Eropa dalam perang. Jadi belajar sejarah lagi.
174. Searching
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Hype film ini membuat saya memutuskan tidak menunggu donlotan seperti biasa dan ke bioskop. Keputusan tepat. Suka sinematografinya yang unik, dan misterinya sendiri menegangkan. Film yang mengingatkan soal jejak digital dan bagaimana memaksimalkannya.
175. Wiro Sableng
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Ini juga hype, yang sayangnya tidak sememuaskan film sebelumnya. Film ini seperti menonton film Avengers vs Justice League tanpa pernah menyaksikan terlebih dahulu film-film Iron Man, Captain America, Thor, Batman, Superman, dan Wonder Woman. Terlalu sesak karakter di kubu antagonis dan protagonis, porsi tiap orang jadi sangat dangkal dan terbatas, bahkan Wiro sekalipun silatnya gak keluar. Gak heran dari posternya saja ramai banget. Vino Bastian cocok banget jadi Wiro dengan selera humor yang menghibur dan melewati jaman.
176. Journey’s End
Adaptasi drama teater bagus tentang sebuah kompi Inggris di Prancis menjelang spring offensive 1918. Menarik melihat drama antar perwira, stress akibat perang dan kematian, tentu saja dengan setting keputusasaan khas perang parit. Sebuah pengingat seabad PD 1.
177. Tales from Earthsea
Adaptasi serial novel Earthsea yang membingungkan. Plotnya cuma pinjam karakter novelnya, tapi ceritanya sendirinya gak jelas arah tujuannya, atau bahkan settingnya. Baca-baca lagi ringkasan novelnya tuk lebih paham karena tertarik karakter Therru yang bisa jadi naga. Eksperimen gagal dari Studio Ghibli.
178. Redirected
Eksyen komedi gangster yang kocak abis. Sudah firasat bagus saat tau ada Vinnie Jones maen. Plotnya ya Murphy’s Law banget, gak ada titik terang sampai abis. Meleset dari tebakan kalo baku tembak di klimaks bakal menyelamatkan para perampok. Karakter pendetanya parah banget..
179. Farewell My Queen
Cerita adaptasi fiksi menarik hari-hari terakhir Marie Antoinette lewat mata pembaca pribadinya. Kek Kindle jaman itu deh. Menarik lihat kehidupan di istana Versailles, dan wanita-wanita di sirkel ratu, terutama Yolande Gabrielle du Polignac yang legendaris itu. Lea Seydoux dan Virginie Ledoyen tampil menarik, selain Diane Kruger sendiri.
180. Our Brand Is Crisis
Komedi politik satir dan dramatisasi dokumenter tentang pilpres Bolivia 2002 yang dimainkan memikat oleh Sandra Bullock. Penuh elemen familiar dengan situasi politik lokal dan internasional, terutama penggunaan black & negative campaign. Jadi baca-baca lagi tentang awal berkuasanya Evo Morales yang terkenal itu.
181. The Wasted Times
Ceritanya gak luar biasa walau tetap menarik -kehidupan gangster Shanghai berlatar konflik Jepang-China melewati PD2-, tapi penceritaan dan sinematografinya keren banget, diiringi musik yang tragis. Ada puzzle berlapis melewati rentang 1934-1945. Film gangster, ada banyak darah juga. Ada Zhang Ziyi.
182. In This Corner of the World
Anime adaptasi manga yang luar biasa bagus tentang seorang wanita muda melewati masa 1930-40an terutama masa PD2, termasuk bom atom Hiroshima. Susah gak jatuh hati pada karakter Suzu yang ulet dan ceria, lucu saat tersipu. Suka lihat kreativitas kuliner dia saat krisis makanan akibat perang. Menarik lihat kebanggaan warga pada armada AL Jepang di Kure. Sejumlah kapal kebanggaan kaigun dijelaskan dalam film. Satu film lagi yang menggambarkan beratnya kehidupan di Jepang pada masa perang.
183. Deadpool 2
Gak sia-sia menanti, menolak ajakan geng ke bioskop, sekarang langsung nonton Extended Version. Seseru dan sekocak yang diharap dari film Deadpool. Cuma Colossus gak logis gak pernah jadi Piotr Rasputin bahkan di X-Mansion. Yukio juga unyu banget padahal dulu di The Wolverine badass abis. Domino yang keren betul. Banyak karakter lewat doang di X-Force “angkatan pertama” tapi semoga nanti jadi film sendiri yang bagus. Adegan upaya membunuh bayi Hitler itu jenius. Kalo kamu bisa ke masa lalu dan membunuh satu orang untuk memperbaiki sejarah, pengen mematikan siapa?
184. Molly’s Game
140 menit yang menarik dan padat. Adaptasi bagus sekali dari memoir Molly Bloom dan bisnis poker dia, dimainkan bagus oleh Jessica Chastain & Idris Elba. Menarik di bagian Molly mengungkapkan kalo arah hidup dia dipengaruhi hubungan buruk dengan ayah dia.
185. Despicable Me 3
Setelah keseruan film Minions, rasanya agak aneh liat minions kembali jadi pemeran pembantu. Animasi lucu, walo saya lebih ketawa liat kreditnya (Gru vs Dru) daripada sepanjang film vs Balthazar dengan tema 80an yang nanggung.
186. Jurassic World: Fallen Kingdom
Masih cerita Crazy Rich Americans dengan proyek dinosaurus yang berakhir fubar. Kalo di prekuel penjahatnya t-rex modifikasi, sekarang raptor modifikasi. Seru, rame, menegangkan, dengan momen-momen khas dikejar dino ganas, pindah lokasi saja. Karakter-karakter barunya saya suka.
187. Gringo
Crime comedy yang cukup lucu dengan akhir memuaskan, tapi jalan plotnya sendiri terasa hambar. Lebih dari separo film masih gajelas apa yang dinanti, misalnya apakah Amanda Seyfried bakal berperan banyak atau jadi hiasan saja. Meksiko digambarkan sarang penjahat, seperti biasa.
188. Submergence
Film adaptasi novel tentang LDR yang suram. Suka lihat romantisme kedua karakter utama ketika mereka bersama, terutama si cantik Alicia Vikander, tapi LDRnya depresif dan filosofis, berat dengan banyak tekanan fisik dan psikis di perjuangan masing-masing. Film festival banget. Somehow ini juga mengingatkan pengalaman LDR sendiri, terutama ketika pacar/saya gak ada kabar.
189. The Boss Baby
Agak kesulitan nangkap cerita babycorp, tapi jadi suka humor dan fantasinya walo plotnya jadi klise tuk menyelamatkan dunia. Suka karakter Wizzie, dan para eraser babycorp. Penghilang kenangan. Film ini lumayan tuk memperbaiki mood yang agak kacau saat itu.
190. Entebbe
Sayang sekali sejarah sespektakular ini pake sumber versi penulis inggris yang membesarkan peran para teroris dan membebankan akar konflik ke Israel. Plotnya datar. Klimaksnya dihaluskan dengan dance show, menghilangkan banyak aksi dan detil. Parah banget. Pesan akhirnya salah, seolah Israel yang tidak mau bernegosiasi damai. Sayang banget. Yang menarik cuma melihat drama di kabinet keamanan Israel, tokoh-tokoh bersejarah yang selama ini cuma kubaca di buku.
Tidak, saya tidak akan mengakhiri bulan September dengan nonton Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Belum tahun ini.